BRAK
Gebrakan meja membuat gadis yang tertidur kaget setengah mati.
"Heh!" Tarikan kasar pada rambut hitam pekatnya membuat Rea meringis sakit.
"Pfft. Cupu!" Ucap gadis berlagak bak ratu dengan polesan makeup yang lumayan tebal.
Fanny Putriana, gadis dengan julukan ratu bully atau queen bully. Cukup mengenaskan untuk para cupu dan murid miskin yang menggunakan jalur beasiswa.
Kejam memang, tapi tak ada seorang pun yang bisa menghentikan aksinya. Jika berani campur tangan maka jangan salahkan jika menjadi korban selanjutnya.
Para guru memang jengah dengan kelakuan gadis ratu bully ini, sudah berkali-kali ia masuk keluar BK tapi tetap tidak akan berpengaruh untuknya karena ia tidak akan di keluarkan selagi Ayahnya masih menjadi donatur terbesar di sekolah ini.
" DASAR CUPU TOLOL!" Caci makinya sambil menekan dahi Rea berkali-kali.
Lalu Fanny merogoh sakunya dan mengeluarkan uang berwarna biru.
"Nih!" Ucapnya menyodorkan uang berwarna biru itu ke arah Rea dengan lagak angkuhnya.
" B-buat?" Tanya Rea yang memang bingung untuk apa gadis yang tak dikenalnya ini memberinya uang.
"Pfftt. Elu kagak tau artinya HM? Elu bukan korban bully di sekolah lu yang lama? Gak nyangka gw" ujarnya lagi membuat Rea menciptakan kerutan di dahinya.
"M-maksudnya?"
" Beliin batagor Sono ke kantin. GPL!" Jelas Fanng akan tetapi Rea masih tak berkutik. Ia masih memikirkan betapa ramainya kantin disaat jam istirahat.
" Cepetan!" Gertakan itu membuat Rea menatap Fanny takut-takut.
"A-aku gak b-bisa ke kantin" ujar Rea
" Ngelawan lu ama gua?!" Teriaknya dan kembali menarik kasar rambut hitam Rea dan menciptakan ringisan pertanda betapa kasarnya Fanny menariknya.
"S-sa-sakit" ucap Rea agar Fanny melepaskannya. Namun, tidak melepaskan tetapi lebih ditariknya hingga Rea merasa rambutnya akan segera copot dari kulit kepalanya.
" Elu nantang gua dan ini akibatnya! Jangan pernah nantangin gua kalo lu mau hidup damai! Paham?!"
"A-a-ampun hiks hiks" ucap Rea meminta ampun dengan air matanya yang mengalir karena ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit karena tarikan kasar itu.
"UPS! Sorry. Lu nangis? Hahaha" tangannya kini melepaskan cekalan pada rambut hitam tersebut.
Suara tawanya menggelar ke seluruh kelas.
Dan...
PLAK!Rea merasakan nyeri dibagian pipi kanannya. Fanny menampar keras pipinya dan berulang-ulang pula ia melakukannya tanpa ampun.
Para murid lain hanya mampu menyaksikannya bahkan ada yang menghinanya akan tetapi masih ada segelintir murid yang menatap iba.
Di lain tempat.
4 jejeran cowok yang terkenal dan sering dibicarakan oleh kalangan hawa berkat ketampanannya itu berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya.
Arlan, Reza, Brahma, dan Bobi.
" Ringan bisa terbang, apa ituuu?" Tebakan Bobi
"Layang-layang" jawab Brahma
"Salah"
"Balon" jawab Brahma lagi
"Salah"
"Tau dah apa?!" Ucap Brahma yang malas untuk berfikir lagi.
" Kursi! Tolol! Gitu aja kagak tau"
"Kagak nyambung anjim"
" Di sambung lah"
"Elu yang tolol goblok" ucap Brahma yang tak habis pikir dengan cara kerja otak Bobi.
"Enak aj..."
"Shhhuut" kini Reza lah yang angkat berbicara membuat kedua kucrut itu berhenti berdebat.
"APA?!" Ucap Bobi dan Brahma serempak.
"Tuh!" Jawab Reza dengan dagu yang mengarah kedalam kelasnya.
" Apa tuh ribut-ribut?" Tanya Bobi yang memang jarang sekali ada keributan di kelasnya.
" Cewek baru itu mungkin di bully sama Queen Bully " ucap Reza yang hanya di balas oh ria oleh Bobi dan Brahma. Tapi pernyataan Reza membuat Arlan yang sedari tadi hanya diam melangkah cepat menuju kelasnya.
Ketiga temannya melongo melihat Arlan yang berjalan mendahuluinya. Mereka berpikir 'sejak kapan Arlan si es batu mempunyai jiwa kepo?'.
Tatapan Arlan menajam kala melihat gadis lemah yang menutup matanya rapat menunggu tamparan yang akan menyakiti pipinya.
Arlan segera menangkis tangan itu agar tak mendarat di pipi gadis lemah tersebut.
Mata ratu bully yang tak lain adalah Fanny kini menatap ke arah Arlan karena merasa ada cekalan tangan yang membuat niat untuk menampar gadis cupu itu batal.
" A-arlan?" Tanyanya tak percaya.
" Pergi fan!"
" Gak! Gw harus kasih pelajaran dulu sama gadis cupu itu!"
" Pergi! Jangan bikin ribut! Bentar lagi bel masuk bunyi" ucap Arlan datar.
" Okey" ucap Fanny memutuskan untuk menyudahi acara bully nya.
" Bye bye cewek cupu! Besok kita main lagi" ujarnya sambil mengelus dagu Rea.
Rea, gadis malang yang hanya bisa menatap kepergian Fanny dengan mata sayunya yang ingin terpejam sejenak dan sejenak pula ia tak ingin merasakan sakit. Ia ingin alam memberikan nafas lega sebentar saja.
**"**""""
Jangan lupa vote ya...
Next

KAMU SEDANG MEMBACA
A&R
RomanceSejak itu hidupku berantakan, melawan takdir saja aku enggan. **** Dan kamu datang.... Memberiku teka-teki masa kelam. **** Kisah ini tentang Rea Arini Wijaya. Seorang gadis yang telah tumbuh dewasa bersamaan trauma yang diidapnya. Ia mengidap fobia...