Arion menghirup kuat-kuat udara segar khas jam enam pagi kala itu. Matanya terpejam menikmati kicauan burung-burung merdu yang menenangkan Indra pendengarannya.
Varsharion Rajaka, panggil saja dia Arion. Kata mama, nama Varsharion Rajaka ini terinspirasi dari air hujan yang turun dari langit dengan indahnya, lalu mengalir mengikuti arus seperti poros kehidupan. Varsha adalah kata lain dari hujan yang mama ambil untuk memberi nama anaknya. Selain itu, mama menyukai hal yang berbau angkasa, mungkin karena itu namanya menjadi Arion. Untuk Rajaka sendiri, mama ingin Arion bijaksana seperti halnya raja-raja dalam film India. Iyakan saja.
Berbeda halnya dengan mama. Justru Arion ini tidak terarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan angkasa, ia tertarik dengan sastra. Novel-novel romansa, cerpen, puisi, dan masih banyak lagi. Penulis terkenal seperti Pidi Baiq dan Raditya Dhika lah yang menginspirasi Arion sehingga ia menyukai bidang sastra seperti ini.
Sebelum mama meninggalkannya untuk selamanya, Arion pernah berjanji akan mengejar mimpinya, yaitu menjadi penulis terkenal seperti Raditya Dhika. Itu harus tercapai setelah ia lulus kuliah nanti. Itu janjinya pada mama, dan janji harus ditepati, suatu saat nanti.
Dulu, mama pernah bilang, "Arion, kamu kapan punya pacar? Masa nggak ada yang mau sama kamu? Liat, Jay aja sudah punya, kamu kapan?". Mama berkata seperti itu seolah menganggap Arion tidak laku di kalangannya saja, padahal jika ingin tahu Arion sangat terkenal seantero kampus hanya karena ketampanannya saja. Jay? Masih kalah jauh.
Oke, Arion bukannya tidak ingin punya pacar, pendamping hidup–atau apalah sebutannya lagi—Arion tidak tertarik dengan hubungan seperti itu. Katanya menyesatkan dan tidak dapat dipastikan. Mengingat bang Gio yang setiap bulannya berganti pasangan saja membuatnya bergidik seram.
Bagaimana bisa hubungan yang harusnya serius seperti itu menjadi candaan. Setau Arion, hubungan itu sesuatu yang harus dijalankan dengan serius dan dipersiapkan matang-matang. Kalaupun ingin memulainya dengan perlahan, maka harus memulainya dengan perlahan. Jangan asal mengajak saja, percuma pacaran kalau bulan berikutnya mereka putus. Tidak seru, tidak ada seriusnya, menyakiti perasaan diri sendiri saja.
Arion adalah tim menunggu waktu, takdir, dan jodoh mempertemukannya dengan pasangannya. Karena kalau main berhubungan saja nanti berakhir tidak menyenangkan seperti Dilan dan Milea. Iya, Arion tahu hubungan juga harus didasari dengan usaha jangan menunggu jodoh saja, tapi bagaimana ya, sekeras apapun usaha kalau jodohnya dia akan tetap dia. Kamu berhubungan dengan dia, kamu sayang sama dia, kamu sangat mencintai dia. Tapi kalau dia bukan jodoh kamu, kamu bisa apa? Menentang takdir?
Arion tidak mengejek atau menganggap seseorang yang berhubungan itu buruk. Arion mengerti, Arion tahu, di setiap hubungan pasti akan ada akhir yang berbeda. Entah itu akan berakhir bahagia atau malah berakhir tragis dan menyedihkan. Seperti halnya dalam sebuah cerita romansa, dimana akan ada happy ending atau sad ending di setiap ending dari cerita tersebut.
Seperti air hujan yang mengalir, ikuti saja poros kehidupan masing-masing. Biar Tuhan dan waktu saja yang menjadi jawaban atas semuanya.
—
Varsharion Rajaka
—
Note:
Cerita semi baku pertama, jadi kalau masih kurang bagus maklumin, masih belajar. Kalau ceritanya bagus, dilanjutin tapi kalau ga bagus, nanti di unpub.Vote dan comment ya, makasih.
—
11 Jan 2021
watermelonisz – Our time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Kita
Fanfiction𝖿𝗍. 𝖲𝗎𝗇𝗀𝗁𝗈𝗈𝗇,[ HOLD ] Kata Arion, waktu adalah saksi bisu pertemuannya dengan Naya. Kata Arion juga, waktu adalah saksi bisu perpisahannya dengan Naya. Lalu kata Jay, apa ending dari kisah ini? short stories, lokal au, semi baku • © wate...