Arion terdiam menatap gadis dihadapannya yang juga terdiam menatap Arion. Tuhan dan waktu mempertemukannya lagi dalam kurun waktu singkat disebuah perpustakaan kampus.
Sama-sama terdiam untuk beberapa detik. Tak lama, gadis itu memiringkan sedikit kepalanya sembari menyipitkan mata indahnya. Ditangannya terdapat buku tebal tentang-kalau Arion boleh menebak, maka tebakannya adalah buku tentang Tata Surya.
"Oh..?"
Satu kata yang keluar dari bibir mungil gadis dengan kuncir kuda dihadapan Arion. Agaknya Arion tersentak saat gadis itu berbicara, tapi ekspresi datarnya mampu menutupinya.
"Kamu.. kita pernah ketemu?"
Saat gadis itu mengatakan beberapa kata, dan lagi-lagi mampu membuat Arion tergelak. Namun akhirnya Arion mengangguk, "Iya, tadi didepan toko baju." Ucapnya.
Gadis itu tersenyum lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. Satu kata yang terdapat dibenak Arion. Manis.
Sebenarnya Arion bukan tipe orang yang memulai pembicaraan lebih dahulu, selain karena canggung, Arion juga ingin membiarkan orang baru yang berbicara dengannya memulai topik terlebih dahulu, berbasa-basi dengannya lebih dahulu, banyak bercerita padanya lebih dahulu. Sampai orang itu benar-benar nyaman dengan Arion, barulah Arion akan menanggapi dan membagi kisahnya. Sederhana bukan.
Arion memerhatikan gadis itu tak berkutik. Hanya menatap langit-langit perpustakaan. Tak lama ia kembali menatap Arion yang juga masih menatapnya.
"Aku baru tau kamu anak kampus sini," katanya. "Fakultas apa?"
"FBS, jurusan sastra Indo."
Setelah mendengar ucapan Arion, gadis itu terlihat hanya mengangguk-anggukan kepalanya, mungkin bingung ingin berbicara apa.
Arion melirik buku ditangan gadis dihadapannya. "Kamu.. jurusan Astronomi?" Tanyanya.
Gadis itu tersentak karena Arion yang tiba-tiba bicara. Lalu setelahnya ia melihat buku yang di terdapat ditangannya.
"Oh, iya nih. Kebetulan tadi lagi nyari buku ini di rak paling pojok sana,"
"Sama, saya tadi habis dari rak pojok sana juga," Arion menimpali.
Arion melihat gadis itu tersenyum untuk yang kedua kalinya. Dan lagi-lagi, manis. "Kamu orangnya keren ya, ngomong sama aku aja pakai saya," ia terkekeh, "Jarang loh ada orang yang kayak kamu."
"Sebenernya banyak orang yang kayak saya, cuman tepatnya berada ditempat yang berbeda. Kalau kamu mau nyari pasti ketemu." Setelah mengatakan itu, Arion tersenyum. Dan gadis itu ikut tersenyum.
"Kamu ganteng kalau senyum."
"Kamu juga manis kalau senyum."
"Enggak biasa aja,"
"Saya nggak bohong"
Setelahnya mereka berdua tertawa lepas dengan anggun. Tidak tahu saja di bilik pertama Jay sedang mengumpati Arion yang tidak muncul-muncul daritadi.
"Ari nyari buku aja sejam." Decak Jay kesal. "Ck, bodoamat gue susulin". Jay beranjak dari duduknya. Menyusuri setiap bilik demi bilik. Mencari batang hidung Arion yang tak kunjung muncul.
Sampai pada bilik ke empat. Jay menyipitkan kedua matanya, mendapati Arion sedang berbicara dengan seorang gadis yang tak ia kenal. Sesekali Arion tertawa, semakin membuat Jay menyipitkan matanya. Tak lama menatap, Jay menyunggingkan senyum jenaka yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Kita
Fanfic𝖿𝗍. 𝖲𝗎𝗇𝗀𝗁𝗈𝗈𝗇,[ HOLD ] Kata Arion, waktu adalah saksi bisu pertemuannya dengan Naya. Kata Arion juga, waktu adalah saksi bisu perpisahannya dengan Naya. Lalu kata Jay, apa ending dari kisah ini? short stories, lokal au, semi baku • © wate...