4] Tiba - Tiba

17.3K 1.7K 62
                                        

Aku berjalan di koridor sekolah dengan lesu. Aku benci bangun pagi. Dan hal itu mau  tidak mau membuatku benci ke sekolah. Kalau bukan gara - gara Virgo juga palingan aku sudah gak semangat berangkat ke sekolah.

Ketika aku berjalan melewati perpustakaan, aku baru ingat kalau ada buku paket yang harus aku pinjam. Sebaiknya aku pinjam sekarang, daripada lupa dan dikeluarin dari kelas gara - gara tidak membawa buku paket.

Kemudian aku memasuki perpustakaan yang masih sangat sepi. Hanya ada penjaga perpustakaan yang sedang menata buku di rak - rak. Dan belum ada satu siswapun selain aku yang berada di sini.

Aku berjalan menuju deretan buku - buku kimia. Dengan sungguh - sungguh kulihat judul - judul paket kimia dan mencari paket yang kubutuhkan. Sampai pada akhirnya, paket yang kuinginkan dapat kutemukan. Namun sayang, letaknya yang berada di rak paling atas membuatku kesusahan untuk mengambilnya.

"Rese banget sih, naruh buku di atas gitu. Dikira anak SMA sini tinggi - tinggi kayak tiang bendera apa!" gerutuku sebal masih mencoba menggapai buku tersebut.

Aku berhenti melompat - lompat dan memandang buku nan jauh di sana dengan kesal. Sekarang gimana caranya aku bisa mengambil buku tersebut coba? Penjaga perpustakaannya juga hilang ke mana lagi. Apes banget memang!

Kemudian pandanganku tertuju pada kursi yang tak jauh dari tempatku berdiri. Nah, kenapa gak manjat kursi aja? Repot amat sih.

Aku berjalan menuju kursi tersebut berada. Setelahnya, ku angkat kursi tersebut dan menaruhnya di depan rak buku yang berisi paket yang kuinginkan.

Astaga, capek juga ngangkat kursi dari sono kemari. Aku duduk sebentar di kursi tersebut dan mengatur napasku yang sempat habis. Tiba - tiba aku merasakan kehadiran sesorang di sebelahku. Aku mendongak dan mendapati seorang cowok sedang mengambil paket Kimia yang sama seperti yang ingin aku ambil.

"Ini," ucapnya seraya mengulurkan paket tersebut ke arahku.

Vi...Vir...Virgooo....

Astaga, cowok itu Virgo! Ngapain Virgo di sini? Oh Tuhan!

"Kayaknya lo kesusahan ngambil paket ini." ucapnya lagi yang membuatku langsung bangkit dari posisi dudukku.

"Ngapain lo di sini?" tanyaku bingung.

"Ngembali'in buku." jawabnya. "terus gue lihat dari tadi lo lompat - lompat buat ngambil itu paket sampai narik - narik kursi segala."

Sumpah, malu! Malu banget! Jadi sedari tadi dia berada di sini? Jadi dia nonton aksi lompat - lompat gak jelasku?

"Gak usah lo bantuin gue bisa kok ngambil bukunya." kataku terdengar songong. 

"Gue kan cuman-" Kalimatnya terpotong oleh suara bel masuk yang kontan membuatku panik sendiri.

"Astaga! Udah bel masuk! Gue belum ngerjain PR!" kataku setengah histeris seraya berlari meninggalkan Virgo dan keluar dari ruang perpustakaan.

Amoi! Sok - sokan rajin sih lo, pake acara ngambil paket segala sampe lupa sama PR. Mati keliling lapangan kan lo!

Oh Tuhan, kenapa paket yang tadi diambilkan Virgo gak aku ambil sih! Bego!

Aku hanya bisa mengutuk diri sendiri karena kebodohanku tersebut. Mana PR belum ngerjain, paket gak keambil pula! Sial! Dobel sial!

***

"Moi, ada yang nyari tuh." ucap Sandra seraya duduk di bangku depanku.

Aku menghentikan aktifitas menulisku dan mendongak ke arahnya.

"Siapa?" tanyaku bingung.

"Liat aja di depan kelas,"

Aku menoleh ke arah Pia yang berada di sampingku seolah menanyakan siapa yang sedang mencariku. Pia hanya mengangkat kedua bahunya tanda bahwa diapun tidak tahu siapa yang mencariku. Dengan sedikit ragu aku bangkit dari posisi dudukku dan berjalan keluar kelas. Kini aku berada di luar kelas dan melihat sekitarku. Lumayan banyak anak yang berada di sekitarku. So, siapa yang nyari'in aku coba?

[1] Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang