SATU

21 4 0
                                    

"Besok kan pulangnya?" tanya vira kepada lawan bicaranya lewat telepon.

"Iya besok sore udah di rumah. Vira besok gak sibukkan?" suara bass khas laki-laki, masuk kedalam gendang telinga gadis berusia 23 tahun.

"Bang reza, gak lupakan sama pesanan oleh-oleh vira?" kata vira sambil menegakan duduknya di kasurnya

"Iya, besok gak sibukkan?"

"Besok? Kayanya sih enggak, cuma pergi ke konveksi sebentar terus setelah itu ketemuan sama ghea dan nayla." ujar vira

setelah lulus kuliah sebulan yang lalu. Ia lebih memilih untuk melanjutkan bisnis kecil-kecilan miliknya menjual online pakaian yang ia desain sendiri.

"Mau bang reza jemput?"

"Katanya pulang sore, gimana coba jemputnya bang reza aja pulang sore,"

"Gak usah deh, vira pulang sendiri. Besok biar vira bawa mobil biar cepet nyampe rumahnya."

"Duh jangan bawa mobil sendiri. Mending naik taksi online atau apa deh, kalo bawa mobil sendiri bang reza was-was banget. Bulan lalu sebelum wisuda vira kecelakaan untung gak papa, gimana coba kalo kamu kenapa-kenapa?" tutur reza pada tetangganya yang sangat ngeyel.

Vira pun masih mengingat kejadian sehari sebelum dirinya wisuda, ia menabrak trotoar karena menghindari anak kecil yang menyebrang sembarangan.

"Boleh ya bang reza? Mama sama ayah aja bolehin vira bawa mobil lagi. Vira udah cape-cape bujuk mama sama ayah biar kasih balik kuncinya,"

ya, setelah kecelakaan bulan lalu memang orang tuanya melarangnya membawa mobil sendiri. Tetapi bukan vira jika tidak ngeyel dan keras kepala, hingga kedua orang tuanya pun angkat tangan menghadapi keras kepala putri sulungnya.

"Yaampun, zavira, zavira kapan sih gak keras kepala." kesal laki-laki berumur 28 tahun, sampai-sampai menyebut nama lengkap vira.

"Bang reza juga kapan sih cape anter jemput vira?"

"Bang reza gak akan pernah cape buat antar jemput vira." tegas reza.

"Tau lah bang reza, mau bang reza bilang gak boleh, gak boleh vira bakalan tetep bawa mobil sendiri."

Tut....

Vira memutuskan sambungan teleponnya, lalu merebahkan kembali badannya di atas kasur, tanpa mempedulikan ponselnya terus bergetar yang bisa di pastikan itu telpon dari reza.

****

"Vira bangun, udah siang masih aja tidur. Mau jadi apa? Anak gadis jam segini belom bangun"  omel wanita paruh baya yang masuk ke kamar anak sulungnya.

"Yaampun ma, aku udah solat subuh kok. Ih... Kenapa sih gordennya di buka." kesalnya yang baru saja membuka matanya.

"Kamu kaya vampir, ini udah jam delapan pagi. Katanya mau pergi ke toko pagi-pagi, apa kata karyawannya kalo bosnya aja masih tidur padahal karyawannya udah mulai kerja." omel mamanya yang membuat vira memutarkan bola matanya.

"Lagian pegawai mana yang mau ngomelin bosnya" kata vira yang sudah mendudukan badannya di atas kasur tetapi matanya masih terpejam.

"Udah, cepetan mandi. Jangan lanjut tidur lagi!" ujar mamanya yang langsung pergi meninggalkan kamarnya.

***

"Mau berangkat sekarang kak?" ucap mamanya melihat putri sulungnya.

"Iya lah, mana kunci mobilnya. Katanya semalem aku boleh bawa mobil lagi." ucap vira sambil menengadahkan tangannya di hadapan mamanya.

"Nih, hati-hati bawa mobilnya. Ingat ya ini cuma untuk hari ini. Besok-besok kamu naik ojek online," ucap mamanya yang memberikan kunci mobil, Wajah vira langsung menampilkan wajah sumringah.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang