day 5 #2

42 2 0
                                    

RAY P.O.V

*tettttt*

“agrhhh,,, akhirnya pulang

juga capek gue”

“ray? Lo mo langsung pulang?” Tanya tim yg duduk sebelah gue

“iya paling”----- “oh iya anterin gue ya nanti pulang ke starbuck” lanjut gue

“emang motor lo kenapa?”

“di starbuck”

“lo idiot ato apa sih dan jangan bilang kalo kunci motornya juga di titipin”

“you know me so well” tanggap gue dengan senyum pepsodent gue dan hanya mendapat balasan anggukan dari tim yg akhirnya pergi

“RAYYYYY”

“lo bisa gk sih gk usah teriak lun”

“ya maaf kali”

“eh, lo ikut camping kan?” Tanya cherly

“emang kapan sih?” Tanya gue polos

“besok saying kuuuu” ucap luna kesal

“oh ikut kali”

Jawab gue sambil pergi menyusul tempat keberadaan tim

Tim di mana sih kok gue sampe searang belom liat dia sama sekali. Pas gue lagi keliling gue gk sengaja liat ada orang berciuman di belakang pohon yg mengarah ke lapangan basket. Gue sih jalan aja masih tetep keliling dang k peduliin dua orang yg lagi on fire itu.

“RAY” teriak tim dari arah  lapangan

Membuat cowok yg lagi berciuman itu menengok ke arah gue tetap sambil berciuman  ‘eww, digusting’ umpat gue dalem hati tapi cowok itu langsung menghentikan aktifitasnya

“ray” ucapnya pas gue liat ternyata itu nicky okay gue jijik litany juga dia ciuman depan umum sama seorang cewek yg gue jamin itu murid dari jurusan lain.

Gue langsung jalan aja lagian ngapain gue jawab. Pas gue jalan kea rah tim

“ray, gue bisa jelasin” sergah nick sambil megang lengen gue

“jelasin apa? Lagian lo bukan siapa-siapa gue kali” ucap gue langsung jalan kea rah tim

NICKY P.O.V

Sumpah gue kaget pas liat ada ray di situ dia liat gue ciuman dari salah satu murid dari jurusan jazz.  Hei, tapi bukan gue ya yang nyium dia aja yang asal nyosor dan gue cowok gue juga punya nafsu kali tapi gue gak sadar aja kalo ternyata gue bakal sampe kayak gitu.

Apa lagi pas tau ada ray gue ngerasa gk enak aja sama ray gk tau kenapa gue kayaknya harus jelasin ke ray tapi gue cukup kaget pas denger jawaban dia. ‘lagian lo bukan siapa-siapa gue’ kalimatnya berhasil bikin gue kaget rasanya tuh kayak ada yg mukul persis di hati gue. Tapi gue juga gk tau kenapa gue bisa kayak gini mas ague punya penyakit hati.

Cuman ada satu orang tempat gue buat berkonsultasi.

===

07.00 pm

“kalo kata gue sih lo suka sama dia”

Yap gue udah ceritain semuanya sama temen gue lebih tepatnya sahabat gue dari kecil. Gue ceritain semua kejadian tadi bahkan gue jelasin siapa cewek yg gue khawatirin itu.

“mas, ini yang tadi pagi gue titipin kan?” Tanya seorang cewek dari belakang

“hmm, iya” jwb teman ku ini dengan senyum mautnya yg gue jamin dia tujukan untuk perempuan di belakang gue

“can I get it, oh and expresso one please?” ucap perempuan itu cuek wow, gue harus lihat perempuan mana yg tidak tersipu itu

“in 7 minutes ready to serve for my angel” ucapnya gombal sambil memberi senyuman dan kedipan mata. Karna gue penasaran gue membalikan badan gue dan menatap perempuan

Perempuan itu mendelik mendengar ucapannya bersamaan dengan senyum yg tipis bahakkan sangat tipis, namun dia langsung terkejut saat melihat gue. Ray. Yap railey Williams kini perempuan itu berdiri di depan gue.

Saat dia berbalik gue langsung memegang tangannya, dia berbalik dan hanya langsung menarik tangannya dan mengankat sebelah alis nya matanya menunjuk tatapan -what-

“gue cuman mau bilang aja kalo tadi itu bukan siapa2 gue dia yg pertama mancing gue” kata gue berusaha membela diri entah dorongan dari mana

“so?” katanya masih mengangkat sebelah alisnya

“y ague cuman mau lo gk salah paham”

“wait, wait,wait,,, emang lo siapa gue?” katanya sarkas dengan senyum miringnnya yg mengejek oh why this girl is so freak

Tapi ada benernya juga sih gue bukan siapa-siapa dia terus buat apa gue ngelakuin semua itu ke dia.

“this is” kata nash memecahkan keheningan memberikan kunci motor dengan gantungan berupa cutter kecil yg mungkin ukuranya sekitar 5cm berwarna metal dan juga sebuah gelas kopi

“thanks” ucap perempuan itu lalu pergi

“catch her” ucapnya dengan tatapan menunjukan kea rah perempuan yg sedang keluar pintu

Mendengar aba-abanya seperti mendengar sebuah dorongan untuk mendekatinya gue langsung aja lari ngejar dia yg di ikutin sama nash

“hei” sapa gue menyamakan jalan gue dengannya

“urghhh, what you want?!” katanya cukup kesal yg terdengar dari nadanya

“just want to be your friend or if god bless me maybe more than friend” ucapku dengan senyum maut gue yg sangat mematikan ini, okay cukup gue emang lebay.

“erghhh,,” erangnya saat mendengar kata-kataku sambil kedua tanganya memegang kepalanya frustasi sambil memegang rambut hitam ikalnya

“can you just shut up!” bentaknya membuat nash yg ternyata sedari tadi di belakang ku terkikik

“oh, okay just stop it girl just calm” kata nash

“this is for you, hope you like it and make you feel better” ucap nash tersenyum kea rah gadis itu sambil memberi kotak kue.

“ouhhh,,,, very thank you” ucapnya sambil memegang dadanya yg membuatnya kembali menjadi si drama quen dan sangat drama. Why this girl is so freak. Piker gue lagi

“maafin temen gue yg sedikit gila ini” kata nash sambil memukul belakang kepala gue

“maybe you must bring him to hospital” ucap ray sarkas yg di susul tawa nash

Ray lalu pergi memacu motornya ke arah perkomplekan.

“lo suka sama dia?” ucap nash menyadarkan gue

“maybe” ucap gue

“wow, I don’t think you like girl like that”

“gue juga gk tau” di balik perkataanya tadi gue sadar gue penasaran denganya

Memang kalo di perhatikan dia cantik atau manis tapi kalau mereka sudah mengenalnya mereka akan tau sifat asli perempuan itu yg idiot, gila,dan jangan lupa kalau dia itu tukan pendramatisir datu hal yg selalu gue inget darinya her laugh gue gk tau rasanya gue ikut ketawa kalo denger tawanya yg lepas bebas dan tanpa beban itu.

MOVE (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang