2.

25 6 5
                                    

"Hmm, kamu masih sayang ga sih, sama aku?"

Deg!










"Apaan sih, kamu kok nanya gitu?" ketus Naya

"Ya aku nanya aja," balas Nana, sembari meraih helm nya yang sempat di lepas tadi, untuk ia gunakan lagi.

"Udah ah, gausah nanya kaya gitu lagi. Aku masuk ya," ujar Naya melambaikan tangan sebentar, lalu bergegas masuk.

Tidak lama kemudian suara deruman motor hilang dari pendengaran Naya.

Begitu Naya sampai dikamarnya, ia langsung mengisi daya hp nya, tapi pikirannya masih melayang ke pertanyaan Nana tadi.

Jujur.

Naya bingung.

Perasaannya seperti berubah.

Hell no, lupain Nay, jangan gila. lo udah 2 tahun sama Nana.

Naya menghela napas, "Mandi aja deh."

Usai mandi, ia menyalakan ponsel nya yang sudah terisi setengah baterai. ok abis ini lag lagi hp gue. batin Naya, karena banyak notifikasi yang masuk.

Tapi, ada satu notifikasi yang membuat Naya menghentikan aktifitas mengeringkan rambutnya.

Renjun.

"Kok tumben dia chat gue," ucap Naya bingung

Renjun

Nay
Udah bilang ke Nana kan jam 7
ke rumah Haidan?

Kenapa dia ga bilang ke Nana aja deh, ucap Naya dalam hati

Iya, udah kok, Jun

Setelah membalas pesan dari Renjun, ia meletakkan ponsel nya lalu melanjutkan aktifitas yang sempat terhenti.

tok tok!

"Yaa?"

"Kak! Ajarin aku ini dapet PR!!" Naya memutar bola matanya malas, sudah Naya duga, pasti adiknya yang mengetuk pintu kamarnya.

"Ih! Aku baru pulang, capek tau, ntar aja jam setengah 7 deh," balas Naya tanpa membuka pintu kamarnya.

•••

Malam sabtu, memang sudah menjadi kebiasaan untuk Renjun,Haidan,Dirga dan Nana untuk berkumpul.

Biar terus terjalin silahturahmi, kalo kata Haidan.

Pada pukul 7, rumah Haidan sudah ramai seperti pasar, padahal hanya ada tiga orang disana, iya 3. Tanpa Nana.

"Kemana deh si Nathan?" tanya Dirga, tapi matanya tidak lepas dari gitar milik Haidan, ralat, milik kakak Haidan. Tidak mungkin seorang Haidan bermain gitar.

Kerjaan nya main game terus, dia sama sekali tidak tertarik soal musik, berbeda dengan Dirga.

"Jun, si Nana kemane?" Haidan malah mengoper pertanyaan tersebut ke Renjun, tiba-tiba tangan Dirga terulur untuk menoyor kepala Haidan.

"Panggilan lu kaya Naya aja, " ujar Dirga

"Ya suka-suka gue lah"

"Gatau, tapi kayanya Nathan lagi sibuk ngerjain laporan pertanggung jawaban deh, minggu depan dia kan sidang," jawab Renjun

"Oh iya, lepas jabatan osis ya. Cepet banget deh, udah kelas 12 aja kita," ucap Haidan dengan akting sedih.

"Lebay lo, ndut" balas Dirga, yang berakhir adu mulut antara Haidan dan Dirga.

Lewat LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang