4.

18 6 3
                                    

"Nay," panggil Renjun suaranya tidak terlalu terdengar karena ramai nya jalan, lagipula ia juga menggunakan helm.

"NAYAA," panggil Renjun lagi agak berteriak

"EH APA? SORRY GA KEDENGERAN,"

"Langsung pulang apa gimana?" tanya Renjun, namun Naya hanya diam dengan alisnya yang bertaut.

"HAH? APA? GA DENGER," Renjun memutuskan untuk menepi dahulu, jarak rumah mereka masih lumayan jauh.

Renjun membuka kaca helm nya, "langsung pulang?"

"Ohh lo nanya ituu haha, iya Jun pulang aja," jawab Naya,

Baru saja Renjun akan melanjutkan perjalanan, ia mengurungkan niat, lalu bertanya, "Nay, sebenernya lo sama Nathan lagi kenapa sih?"

Naya diam. Ia sendiri pun bingung,

"Jujur gue gatau, gue capek aja sama dia,Jun. Coba lo bayangin, kemaren pas lo nyamperin gue bilang Nana nungguin didepan sekolah, itu bukan pertama kalinya Jun,"

"Hah? Gimana maksudnya?" tanya Renjun

"Oke gue bakal cerita sama lo, tapi bisa ga jangan disini, pegel woi di motor," Renjun terkekeh, "yaudah mampir ke warung bu Wendy mau?" Naya mengernyit.

"Mama lo buka rumah makan, Jun?"

Renjun menghela napas, "Lo kira bu Wendy mama gue doang? Ya ampun Naya," Renjun mengetuk helm Naya pelan.

"Ohh, hehe maaf," ucap Naya.

Hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk sampai di warung bu Wendy yang dimaksud Renjun.

Setelah memesan makanan, Naya langsung memulai ceritanya sambil menunggu makanan mereka datang,

"Waktu itu, Nana pernah ngajak gue jalan, tapi posisi nya kita lagi sama-sama ga di rumah, jadi kita ketemuan aja gitu," Renjun mengangguk "hmm, terus?"

Naya melanjutkan ceritanya, "terus, gue sampe duluan, yaudah gue bilang ke dia, kalo gue tunggu dilobby, sekitar setengah jam gue nunggu, dia nelfon gue, dia bilang gabisa, ada urusan, ya—" cerita Naya terputus karena bu Wendy datang dengan makanan yang mereka pesan.

Mereka memutuskan makan dahulu, selesai makan Naya tersenyum, Renjun bergidik, "Ih kenapa lo, serem."

"Apa sih, lucu aja tadi bisa-bisanya gue mikir mama lo buka rumah makan," ucap Naya sambil tertawa.

"Ya bisa aja sih," ujar Renjun, "Eh lanjutin cerita lo aja, Nay"

"Oh iya, nah jujur saat itu gue kesel kan, tapi yaudah gue masih sabar, karna dia emang lagi sibuk kan buat sidang, akhirnya gue pulang, dan gue main hp, gue kaget. Gue liat Minju, wakil nya Nana, ngepost foto, kaya di cafe gitu." Naya berhenti sebentar, sambil meraih ponsel nya, membuka postingan Minju yang ia maksud lalu mengarahkan layar ponselnya ke Renjun

"Nih, ketauan banget. Itu Nana! Setelah kejadian ini, banyak kejadian lain yang selalu bikin gue kesel,marah,sedih. Gue capek, 2 tahun kaya udah ga ada artinya lagi,Jun" ujar Naya

"Gue gabisa komentar apa-apa, tapi gue harap lo cepet baikan deh ya sama Nana," Naya mengangguk.

"Pulang yuk, udah sore banget, besok simulasi." ajak Renjun, "baru inget gue besok simulasi," ujar Naya

Selama perjalanan pulang, satupun dari mereka tidak ada yang berbicara, mereka asik dengan pikirannya masing-masing.

•••

Tepat pukul 17.00 motor Renjun sampai dipekarangan rumah Naya, ia terkejut ada seseorang yang menunggu di depan rumahnya, Naya menyipitkan matanya.

Nana.

Mau ngapain sih tu orang, batin Naya.

Sadar Naya sudah pulang, Nana langsung menghampiri Naya, "Kita pulang sekolah udah hampir 2 jam yang lalu,Nay. Bahkan sampe aku udah selesai rapat—"

"Rapat atau pacaran sama Minju?" ketus Naya.

Nana terkejut, "jadi cuma gara-gara Minju kamu marah kaya gini? Liat, kamu ngapain sama Renjun?"

Kesabaran Nana sudah benar-benar habis, bayangkan saja, selama rapat tadi ia benar-benar tidak fokus. Yang ada dipikirannya hanya Naya, ia takut kehilangan gadis itu.

Dengan langkah gusar, Nana menghampiri Renjun, dan menarik kerah baju nya, tangannya mengepal, tapi masih berusaha ia tahan.

"Tega lo, Jun! Lo tau Naya pacar gue, gue sahabat lo,Jun. Gimana kalo Haidan sama Dirga tau kita berantem cuma gara-gara ini!" Renjun hanya diam, seolah-olah menerima apapun yang akan dilakukan Nana terhadapnya.

"Kenapa diem aja?! LO SUKA SAMA NAYA?! JAWAB!" baru saja tangan Nana hampir menyentuh wajah Renjun, Naya menarik tangan Nana secara paksa.

"Nathan!"

"IYA! Gue suka sama cewe lo,Na. Kenapa?" Renjun pun angkat bicara, pengakuannya ini membuat Nana membulatkan matanya,terkejut.

Naya tak kalah terkejutnya.

Bugh!

"Nathan!" seru Naya menarik Nana agar menjauhi Renjun yang tersungkur karna sebuah pukulan dari Nana.

"Aku.mau ngomong. sama. kamu." ucap Naya menekan setiap katanya.

"Na, kita udahan aja ya, maaf. Tapi, aku pilih dia. Aku tinggalin kamu ya,"

 Aku tinggalin kamu ya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lewat LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang