Bab 1 : Tempat para dewa dan dewi menyebar benih

4 0 0
                                    


Bulan desember adalah bulan terdingin sepanjang tahun. Tak terkecuali pada tahun ini. Ramalan cuaca mengatakan bahwa pada hari kesepuluh bulan dua belas tahun ketujuh Kekaisaran Ignatius, salju akan turun sangat lebat, diiringi oleh angin musim dingin yang bertiup dari kutub utara bumi. Pada hari seperti itu, pemerintah setempat telah menghimbau kepada seluruh rakyat untuk menutup pintu, jendela, lalu berdiam diri di rumah agar terhindar dari bahaya.

Namun, siapa sangka. Pada hari tersebut pula Kekaisaran Ignatius berhasil meluluhlantakkan Kerajaan Kahlil. Kerajaan kecil di sebelah timur Kekaisaran Ignatius. Entah apa yang berada dalam pikiran Kaisar hingga ia memilih untuk merebut wilayah kekuasaan Kahlil. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kerajaan Kahlil merupakan sebuah kerajaan kecil yang berdiri di tanah yang selalu tertutup salju sepanjang tahun. Hal ini membuat kerajaan tersebut sulit untuk mengembangkan kekuatan militer dan pertanian. Namun, banyak rumor yang beredar bahwa Kerajaan Kahlil memiliki rakyat yang luar biasa indah. Beberapa pelancong yang telah bepergian ke Kerajaan Kahlil bahkan mengatakan dengan penuh semangat bahwa Kerajaan Kahlil merupakan tempat yang dihuni oleh para keturunan dari dewi kecantikan. Berkat rumor inilah, pada beberapa tahun terakhir, Kerajaan Kahlil mendapatkan banyak wisatawan sehingga perekonomian mereka kian membaik.

Namun, siapa yang dapat menyangka bahwa dalam semalam Kerajaan tersebut telah dikepung oleh puluhan ribu tantara Kekaisaran Ignatius. Anehnya, militer Kekaisaran Ignatius tidak melakukan pergerakan apapun. Mereka hanya berdiri di bawah amukan badai salju, mengelilingi Kota Kerajaan Kahlil. Jenderal yang memimpin tidak meminta harta kekayaan apapun, terlebih lagi tidak ada satu pun darah yang menetes pada kejadian itu. Militer Kekaisaran Ignatius hanya memaksa masuk ke dalam Kota Kerajaan Kahlil dan bertemu dengan Raja Kerajaan Kahlil. Setelah melakukan beberapa percakapan singkat, puluhan ribu tentara dengan kuda-kuda mereka yang gagah berani itu pun Kembali.

Semua orang tercengang. Seolah-olah ribuan tentara yang menyerbu hanyalah mimpi belaka. Tidak ada yang tahu apa yang diperbincangkan oleh Jenderal utusan Kekaisaran Ignatius tersebut dengan Kerajaan Kahlil.

Hingga pada suatu hari yang cerah di bulan keduabelas, belasan kereta mewah berwarna merah cerah berjalan keluar dari gerbang Kota Kerajaan Kahlil menuju Kota Kekaisaran Ignatius. Kereta-kereta membawa berbagai macam kotak kayu mulai dari yang kecil sampai yang besar. Di antara belasan kereta mewah tersebut terdapat satu kereta yang menarik mata setiap orang. Kereta ini tidak membawa barang apapun karena memang diperuntukkan untuk mengangkut manusia. Desain kereta itu luar biasa mewah. Kayu kereta tersebut memiliki pola ukiran yang rumit dengan pola burung phoenix di setiap sudut kereta. Dapat dipastikan bahwa itu adalah kereta keluarga kerajaan yang berasal dari pihak Ibu Negara, Ratu Kahlil. Di setiap sisi kereta terdapat pelayan wanita muda yang berjalan dengan wajah mendung. Seolah-olah mereka menyangga seluruh langit beserta isinya. Terkadang dapat terdengar isak tangis dari gadis-gadis muda itu yang sesekali bergumam tidak jelas. Namun, begitulah. Hal tersebut hanya bisa dilihat. Tidak ada yang berani mencari tahu apa yang berada di dalam kereta tersebut. Terlebih lagi memikirkannya. Meskipun, keluarga kerajaan telah menyerahkan otoritas Kerajaan Kahlil kepada Kekaisaran Ignatius, mereka tetaplah anggota keluarga kerajaan.

Rombongan kereta yang mewah tersebut pun terus berjalan hingga akhirnya keluar dari wilayah Kerajaan Kahlil. Salju telah mereda dan matahari bersinar cukup cerah pada hari ini. Udara yang terasa begitu dingin tidak sedikit pun menghalangi jalan rombongan tersebut. Sesekali mereka akan berhenti untuk beristirahat. Seperti yang sedang mereka lakukan kali ini.

Seorang pelayan muda dengan wajah yang sedikit berisi, berjalan menuju ke salah satu gerbong kereta. Raut wajahnya tidak kalah mendung dibandingkan dengan pelayan muda yang lain namun terdapat sedikit rona merah menggemaskan di pipinya. Ia mengetuk gerbong kereta tersebut dengan hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring in DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang