This story is just fiction, not related to the history of any dynasty. If there is a similarity in name, background, time, it is only an element of coincidence.
Happy reading!
❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍❍
"Ibu, aku pulang!"
"Eh, anak Ibu sudah pulang rupanya, bagaimana di sekolah hari ini?"
Si anak tak kunjung menjawab, dia mendudukkan diri di salah satu bangku-membuka tas dan menyerahkan selembar kertas.
"Minggu depan hari terakhir pelunasan uang gedung," jeda, sang anak menatap raut wajah sang ibu, wajah yang tetap ayu meski usianya tak lagi muda, terlihat tengah gundah, " apa aku berhenti sekolah saja ya, Bu?"
"Tidak boleh! Kau harus tetap sekolah," jeda, Xiang Qian melipat asal kertas itu dan melangkah pergi, " jangan pikirkan soal biaya, itu sudah tugas ibu membiayai sekolahmu. Kau belajar saja yang tekun."
"Mau pinjam uang siapa lagi? Ladang belum panen, kedai juga sepi...aku tak mau membuat Ibu berhutang terus kesana kemari."
Rentetan kalimat barusan membuat Xiang Qian membeku di tempat. Setetes air mata membasahi sudut matanya yang sedikit keriput.
Memang benar, ia sering berhutang kesana kemari, demi membiayai sekolah anak semata wayangnya--Gao Jiali. Jika, kalian bertanya, kenapa hanya ia yang membiayai putrinya seorang diri? Kemana sang suami?
Xiang Qian bercerai saat Jiali tengah dalam kandungan. Sang mertua tak setuju dengan pernikahan mereka--memaksanya bercerai dengan sang anak--tak peduli Xiang Qian tengah hamil besar kala itu.
Fan Minghao, mantan suami Xiang Qiang tak bisa berkutik, ia takut tak jadi ahli waris jika menolak perintah, sebab itulah ia setuju setuju saja diminta cerai.
Lima belas tahun berlalu, Xiang Qian tak pernah tau dan tak ingin tahu kondisi terkini mantan suaminya. Ia ingin melupakan kenangan pahit itu dan fokus membesarkan Jiali.
"Bu, aku sudah besar. Aku bisa cari kerja, atau kalau tidak, aku bisa jaga kedai, saat panen aku bisa--"
"Gao Jiali, cukup!!"
"Apapun yang terjadi, kau harus tetap sekolah."
"Tapi bu--"
Tak mengindahkan ucapan sang putri, Xiang Qian berlalu--melangkah keluar rumah dan terkejut dengan kehadiran seorang pria yang menghadang jalannya.
"Kak Luo?"
***
"Kau bilang, di sini rumah Gao Xiang Qian?"
"Benar, Tuan Fan."
Fan Minghao--mantan suami Xiang Qian. Entah kerasukan setan apa, tiba tiba meminta Dai Du mencari tahu tempat tinggal Xiang Qian--hingga datang kemari. Belakang ini, ia tiba-tiba teringat dengan mantan istrinya. Meski kini ia telah menikah lagi, tak menutup kenyataan, jika ia masih memiliki perasaan pada sang mantan istri.
"Kau tetap di mobil, biar aku saja yang ke dalam," jeda, Minghao merapikan jas hitam yang dikenakan lantas keluar mobil, sesaat setelahnya, ia memberi isyarat agar Dai Du merahasiakan hal ini dari siapapun.
"Xiang Qian, aku datang."
***
"Kau pikirkan kembali apa kata kataku barusan."
Xiang Qian termenung. Beberapa saat lalu, Luo Yunxi atau yang akrab ia panggil Kak Luo memberinya jalan keluar masalah biaya.
Jika dipikir, usul Yunxi ada benarnya. Yunxi mengusulkan, agar Xiang Qian menghubungi Minghao, bagaimanapun pria itu adalah ayah kandung Jiali. Sudah tanggung jawabnya membiayai kehidupan sang putri. Tapi, jika dipikir lagi, rasanya mustahil. Mengingat mereka telah cerai. Dan lima belas tahun ini mereka tak pernah komunikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
一次性收藏 ( Kumpulan Oneshoot )
FanficKumpulan berbagai macam oneshoot dengan para pemeran karakter artis china. Dari berbagai zaman, modern, lampau bahkan republikan. Selamat membaca! Started : 20 Januari 2023