2

3K 200 25
                                    

Harusnya aku beruforia saat ini tapi yang terjadi jiwaku justru melayang-layang dalam lembah kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya aku beruforia saat ini tapi yang terjadi jiwaku justru melayang-layang dalam lembah kesedihan. Disini ramai tapi anehnya aku malah merasa kesepian. Enggaknya, bukan keramaian yang aku butuhkan tapi ternyata aku hanya butuh kesendirian. Orang-orang bilang jika kita sedang mengalami masalah, ada baiknya kita pergi mencari liburan untuk bersenang-senang dan melupakan sejenak semua masalah yang ada. Tapi berbeda denganku, karna yang ada aku hanya butuh sendiri apalagi aku tidak punya satu orangpun yang bisa aku curahi semua masalah hidupku.


Disaat teman-temanku sedang membaur satu sama lain, menciptakan laras yang terlihat begitu damai dan menyenangkan. Di tempatku berpijak sekarang aku bahkan hanya melamun sendirian. Sesuatu di dalam diriku entah mengapa seperti melarangku bahkan hanya untuk tersenyum. Pikiranku seperti sedang bercabang-cabang seperti ranting yang begitu gersang.

Liburan ini tidak mengubah apapun karna sialnya aku malah memikirkan apa yang sedang Jimin dan sekretarisnya lakukan. Dan itu terus mendentum di otakku sampai kami pulang dari pulau Jeju. Yang ada saat datang liburan badanku malah kecapekan
belum lagi harus membawa pulang pakaian kotor.

Aku membuka pintu rumah, entah dengan apa aku bisa mendeskripsikan perasaanku sekarang. Karna didepan mataku sudah ada Jimin dan sang sekretaris. Jimin menatapku dengan tatapan datar tak kalah jauh denganku yang menatapnya dengan tatapan malas berserta jijik. "Ada apa denganmu sampai tidak pulang dua hari ini? Dan kau juga tidak memberi tahuku?" oceh Jimin padaku.

"Jimin sudahlah Lea pasti sedang lelah sekarang karna habis dari perjalanan jauh, biarkan dia untuk beristirahat dulu," ucap Yunjin dengan sangat lemah lembut namun justru malah terdengar menjijikan di kupingku. Apa aku tidak salah dengar? perempuan selingkuhan ini sok-sokan membelaku di depan Jimin. Aku menarik nafas dalam-dalam menahan diri untuk tidak menampar pipi selingkuhan Jimin.

"Aku pergi bersama teman-temanku, maaf ya Oppa tidak memberi tahumu terlebih dahulu. Mendadak aku lupa denganmu." ucapku dengan nada bicara yang sedikit terpaksa terdengar tetap lembut. Lalu aku beralih ke Yunjin sambil tersenyum, "Terimakasih sudah memahamiku Yunjin kau benar aku memang sangat lelah sekarang. Kalau begitu aku izin masuk kekamar dulu."

Terserah mereka mau melakukan apa di ruang tamu yang terpenting aku harus cepat-cepat mandi untuk beristirahat. Sebelum itu aku mengeluarkan pakaian kotorku dari dalam koper ke keranjang tumpukan pakaian kotor, ditengah-tengah kegiatanku tiba-tiba pintu kamar terbuka. "Kau punya masalah denganku?" tanya Jimin langsung setelah dia masuk ke dalam kamar.



"Tidak."



"Lea kau itu istriku, apa susahnya sih izin padaku dulu sebelum pergi? kau tau kan kau itu sudah masuk ke bawah tanggung jawabku," aku mencibir dalam hati. Jimin sedang bicara apa sih? Dia masih merasa aku berada di dalam tanggung jawabnya setelah apa yang dia perbuat di belakangku, wah menakjubkan sekali.

"Oppa maaf ya aku benar-benar menyesal melakukan itu. Aku janji aku tidak akan pernah mengulangi kesalahanku lagi," seseorang harus beri aku penghargaan karna tetap tidak marah-marah atau bahkan menyinggung tentang perselingkuhan Jimin.

𝐃𝐚𝐦𝐚𝐠𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang