Original story by HUNjustforHAN
.
.
.
Seulgi bilang kalau hubungannya dengan Jimin hanya sebatas persahabatan dua umat manusia yang lazim terjadi di dunia modern. Melakukan apapun bersama tanpa terkecuali. Tapi orang-orang disekitar mereka tidak sebodoh itu untuk mengabaikan bagaimana Seulgi memiliki caranya sendiri setiap kali dia memandang Jimin.Wanita terlalu sering memainkan perasaan, tidak terkecuali Seulgi yang selalu berkilah bahwa Jimin itu bukanlah tipe idaman untuk dijadikan seorang kekasih. Entah dibagian mana yang tidak bisa, Seulgi juga kerap bertanya pada dirinya sendiri. Tapi itu hanya sebagaian dari kebohongan besar yang menunggu untuk dia pecahkan sendiri.
"Dompetmu sudah?"
Seulgi membulatkan ibu jari dan telunjuknya, bergegas meraih mantel coklat bulu domba di sofa ruang tengah dengan mulut penuh roti bakar tanpa selai sebelum menarik sepasang highheels hitam sembarangan di rak sepatu dekat pintu. Dia berpegang pada Jimin yang menggeleng, menunggunya selesai dengan masalah tumit highheel.
"Makanya, jangan minum kopi terlalu banyak. Malam tidak bisa tidur dan pagi tidak bisa bangun."
Dengusan Seulgi terdengar. "Cerewet sekali sih," komentarnya di belakang Jimin, membiarkan lelaki itu memimpin jalan mereka pagi ini tanpa perlu tau dia mencibir parah.
Menjadi wanita pecandu kopi tidak melanggar hukum kan?
...
Jika ada yang bertanya apa hubungan mereka, katakan saja sahabat. Karena Seulgi tidak pernah menemukan kamus yang dapat menerjemahkan arti dari hubungannya dengan Jimin sekarang. Terlalu dekat untuk dikatakan orang asing dan terlalu aneh dipanggil kekasih. Sesungguhnya mereka tidak pernah mempermasalahkah hal ini, dan juga Jimin belum mengatakan apapun demi memperjelas semuanya. Sedangkan Seulgi, hanya terima-terima saja.
Kisah mereka bermulai di tingkat pertama SMA. Jimin yang punya sedikit sekali kalimat dibibirnya dan Seulgi yang mendapat perhatian lebih berkat tubuh dan wajah gemilangnya. Dunia mungkin harus lebih hati-hati dalam mempertemukan dua keping manusia seperti mereka, karena apapun itu bisa saja menjadi sebuah kelanjutan yang sulit ditebak dimana muaranya akan berlabuh.
Seperti saat hari ketiga semester kedua tingkat pertama di cafetaria sekolah, Seulgi yang ceroboh menyiram roknya sendiri dengan sirup stroberi, alirannya seperti darah menstruasi yang merembes keluar. Dia tidak beranjak darisana, cafetaria lumayan berisi dan Seulgi tidak tau harus meminta tolong pada siapa. Belum lagi malu yang harus dia tanggung kalau berjalan dalam keadaan lengket seperti itu. Lalu detik selanjutnya, Jimin tidak pernah tau jika dia akan menjadi pahlawan kesiangan yang menjijikkan saat mengikatkan hoodie biru navi-nya ke pinggang Seulgi.
Titik awal rasa terimakasih Seulgi yang menjadi cikal bakal persahabatan diantara mereka berkembang pesat seperti perekonomian Cina dan Amerika Serikat.
Orang tua Jimin punya puluhan cabang apotek yang tersebar hampir diseluruh negara Asia, sedangkan induknya berada di Incheon. Jimin punya kehidupan seperti raja dirumahnya karena pangkat putra tunggal yang melekat dibahunya seperti peniti, tapi semua itu tidak membuatnya puas.
Sebagai seorang lelaki, Jimin pikir akan sangat memalukan beranjak dewasa dalam kandang orang tua. Jadi dia memutuskan mengasingkan diri ke Seoul, membeli sebuah apartemen di sisi selatan pusat kota yang sekiranya dapat membantu Jimin menemukan kemandirian diri yang sedang gencar dia cari.
Beruntung jika Jimin punya orang tua dengan pikiran terbuka. Lebih beruntung lagi saat orang tuanya tidak mempermasalahkan Jimin membawa teman-teman wanitanya ke rumah, asal lelaki itu ingat bagaimana menjaga diri tetap sehat dari penyakit kelamin. Jimin lelaki, orang tuanya memaklumi seluruh gairah dan nafsu yang menggeluti setiap rongga tubuh anak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙀𝙐𝙇𝙈𝙄𝙉 𝙎𝙃𝙊𝙍𝙏 𝙎𝙏𝙊𝙍𝙔 [𝙈]
FanfictionKumpulan cerita pendek seulmin. Semua cerita dalam book ini merupakan remake. Start: Nov 24, 2020 Most Impressive Ranking: 1 on #rv 1 on #bangvelvet 2 on #kangseulgi (06/02/21) 3 on #nc 6 on #jiminbts 49 on #seulgi 61 on #army 64 on #parkjimin 100...