another girl pt. 2

2.7K 160 55
                                    

Malam yang dimulai dengan kenikmatan dan pagi yang berakhir dengan tubuh penat. Itu adalah hal pertama yang Seulgi cerna saat matanya mengerjap beberapa kali. Dia menginginkan tidur yang lebih panjang agar lelah yang dideritanya berangsur pulih, tapi suara seseorang yang berbicara dibalik punggungnya membuat Seulgi terganggu.

Ponsel dibiarkan tergeletak di atas telinganya sedangkan Jimin sendiri tidur miring dengan mata terpejam. Hanya beberapa gumaman dan kalimat pendek, tapi sepertinya pihak diseberang belum berniat mengakhiri panggilan itu.

Ada sentakan kaget keluar dari bibir Jimin yang membuat Seolhyun, seseorang diseberang bertanya 'ada apa?' namun Jimin membalasnya dengan 'tidak ada apa-apa', jawaban klasik. Dia kaget menemukan mata Seulgi terbuka. Namun selanjutnya lengan kokoh Jimin menarik kepala Seulgi lebih dekat, menjari rambutnya panjangnya yang kusut.

Nampak sekali raut bersalah bercampur cemas di wajah Jimin saat Seulgi menatapnya dari balik selimut yang digunakan demi menutupi tubuh telanjang mereka, namun wanita itu hanya membalasnya dengan sebuah senyum kecil, sebelum meraih bibir Jimin untuk dikecup dua kali tanpa menimbulkan suara berisik dan tidak peduli jika Jimin masih tersambung panggilan dengan Seolhyun.

Ternyata menjadi simpanan sahabatnya sendiri cukup menyenangkan bagi Seulgi. Dia menyukai bagaimana tubuh telanjangnya bersentuhan dengan Jimin sedangkan laki-laki itu sedang berbicara sesuatu yang tidak jelas dengan kekasihnya.

Permainan dimulai.

"Ya, aku tau. Maaf tidak bisa mengantarmu ke Bandara pagi ini. Nikmati suasana Bali. Hm. Aku juga merindukanmu."

"Ck, Romantis sekali," decih Seulgi begitu Jimin melempar ponselnya ke atas kepala.

Lengan kokoh Jimin memeluk tubuhnya lebih posesif, mata ngantuk Jimin masih tercetak sempurna dan Seulgi tidak tau kenapa Jimin malah terlihat sangat ideal dalam keadaan seperti itu.

"Apa sih? Cemburu?" godanya bernada sengau. Saat Seulgi menjawab lewat bola mata berputar jengah, Jimin malah malah mengait lehernya lalu memberikan sedikit lumatan di bibir merah ranum Seulgi. "Mau kemana hari ini?"

Seulgi mengendikkan bahu, memainkan jemarinya di jari Jimin. "Entahlah. Belum punya tujuan. Tapi sepertinya aku akan mencari penerbangan ke Incheon sore ini."

"Incheon? Menemui seseorang?"

kepala Seulgi mengangguk, "Yap," jawabnya ceria.

"Siapa?"

Hampir saja Seulgi menendang selangkangan Jimin jika tidak mengingat bahwa mereka masih dalam keadaan bugil sekarang, "Tentu saja menemui mama! Memangnya siapa lagi?" geramnya.

"Ah.." Jimin terkekeh saat otaknya baru paham, "Ya. Mama pasti sangat senang bertemu denganmu. Mau kutemani?"

Seulgi menyampirkan satu lengannya ke bahu Jimin, "Memangnya kau tidak kerja hari ini?" tanyanya sambil memainkan rambut belakang Jimin.

"Dengan sangat menyesal kukatakan jika kita hanya punya waktu seminggu, jadi untukmu Seulgi, akan kukosongkan seluruh jadwal."

"Benarkah?!"

"Tidak pernah sebenar ini."

...

Hari pertama berjalan lancar. Mereka mengambil penerbangan sore dan tiba di rumah Jimin satu jam sebelum matahari terbenam. Kedatangan Seulgi disambut meriah oleh ibu Jimin yang langsung sibuk di dapur demi menyiapkan makan malam, sedangakan ayah Jimin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya. Meja makan penuh dan semua perut kenyang.

Kegilaan mereka yang parah adalah saat pukul sebelas malam Jimin diam-diam menarik Seulgi keluar dari kamar menuju gudang belakang rumah dan mendorong wanita itu disatu sudut yang remang-remang sebelum melorotkan celana dalamnya, dilanjutkan dengan mengangkat sebelah kaki Seulgi dan Jimin melesakkan dirinya masuk. Mereka bergerak sambil tersenyum satu sama lain hingga saat temperatur permainan mulai beranjak panas, Jimin harus membekap mulut Seulgi agar desah erotisnya tidak mendengung ke seluruh penjuru.

𝙎𝙀𝙐𝙇𝙈𝙄𝙉 𝙎𝙃𝙊𝙍𝙏 𝙎𝙏𝙊𝙍𝙔 [𝙈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang