Jalan yang tadinya ramai, kini menjadi sepi.
Tawa yang terdengar ceria itu tak lagi kembali.Aku terpaksa melakukanya, meskipun aku sudah tidak bisa.
Tunggu aku, tunggu aku.
Entah bagaimana caranya nanti, pasti aku akan kembali.
Kamu itu rumah. Sejauh apapun aku pergi, rumah adalah tempat paling nyaman.
Jadi tunggu aku, tunggu aku .
Aira
***
"Yah, sudah hampir satu tahun Aira begini. Kita harus bagaimana? kenapa Bagas juga tidak ada kabar? Bunda ikut cemas" Bunda meremas tanganya berkali-kali"Bun, jangan pesimis. Kita harus optimis. Aira akan sembuh dan sadar. Percaya itu. Mengenai Bagas, Ayah akan cari tau yah" Ayah mencoba menenangkan Bunda.
"Assalamualaikum" suara parau perempuan terdengar jelas
"Waalaikumsalam, masuk ajah Bi"
Bi yem masuk dengar raut wajah yang sedikit kecewa.
"Kenapa Bi?"
"Anu pak, bu" menghentikan pembicaraanya
"Iya Bi kenapa?"
"Saya dapat kabar dari Bi warni, katanya mas Bagas gak bisa dihubungi pak bu"
"Ya ampun" tubuh bunda sedikit goyah. Ayah membopohnya untuk duduk disofa.
"Pah, Bagas.... Aira"
Rasa kesedihan ini terasa berlipat ganda.
Sore itu senja memberikan kabar tidak baik untuk keduanya.
Sejak saat itu, hari terasa lebih berat dan melelahkan.
Dan hari melelahkan itu berangsur hingga
1 setengah tahun.
***
Seperti biasa, meskipun sebenarnya tak biasa.Bunda, Ayah, Bi yem bergantian mengurus Aira.
Tadinya ada Bagas. Kini sosoknya hanya bisa diceritakan lewat kata andai dan dulu.
"Andai Bagas disini pasti sudah mengganti bunga kesukaan Aira" kata Bunda pada Bi yem
Vas bunga itu dibiarkan kosong, Bunda tidak mau menggantikan posisi Bagas yang suka sekali membawakan bunga kesukaan Aira.
"Semoga mas Bagas baik-baik saja ya bu"
Ujar Bi yem yang melihat vas bunga kosong"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Bunda, bi yem" sosok ceria ini diam-diam menggantikan putrinya untuk semetara waktu
Bunda tersenyum lebar kearahnya.
"Aku bawain martabak nih, Bunda suka kan?" Memberikan sekotak martabak asin kesukaanya.
"Makasih sayang"
"Ini buat Bibi, aku tau Bibi suka wedang ronde kan?"
"Duh mba, jadi ngerepotin. Tapi kalo mba maksa gak papa deh"
"Aku belum maksa loh bi" ujarnya
Kehadiranya membuat ruangan itu kembali penuh dengan tawa
"Sendirian sayang?" Mengelus rambut pendek Sasa
"Sama Dito bun tapi tadi bilangnya mau ketoilet dulu gak tau nih gak kesini-sini"
"Mungkin masih ditolilet sayang"

KAMU SEDANG MEMBACA
"Opacarophile" (Bagian 2)
Roman pour Adolescents"Aku akan terus maju meskipun semesta sudah bilang aku harus istirahat" "Aku akan menunggu meskipun semesta sudah bilang aku harus menghilang" - - - - Untuk yang sudah membaca OPACAROPHILE BAGIAN 1 terimakasih, mari lanjutkan kisahnya di BAGIAN 2. ...