Chapter: 02.

829 126 7
                                    

Adrian, Lucian dan Terrence tertawa tapi tidak dengan Caroline, gadis Slytherin itu menghela nafasnya.

Karena insiden tawa yang kelepasan tiga hari yang lalu itu, setiap hari didepan pintu asrama Slytherin menumpuk coklat dari semua orang yang mengaguminya.

Mengapa mereka tidak memberikannya langsung kepada Caroline? Tentu saja karena mereka masih takut kepada gadis itu, julukan Caroline adalah tak tersentuh.

Pagi ini, Draco kembali mengomel saat ia melihat coklat yang menumpuk didepan pintu asrama. Padahal kemarin ia sudah membuang semuanya.

"Bagaimana perasaanmu?"tanya Adrian

"Buruk, aku tidak pernah berharap suatu saat aku akan berada diposisi ini."

Ketiganya kembali tertawa saat melihat ekspresi wajah Caroline yang ditekuk.

"Kau bisa menjual coklat-coklat itu dan mendapatkan keuntungan."ucap Lucian

"Keluargaku bahkan bisa membuat pabrik coklat sendiri." Caroline tertawa meledek.

Terrence mendengus, lalu menyentil dahi Caroline gemas. "Pantas saja kau berada diurutan pertama murid Hogwarts paling sombong."

Caroline menoleh. "Ranking sampah, dia pasti belum mengenalku."ucap Caroline

Ketiga lelaki itu diam-diam mengangguk setuju, sebenarnya Caroline tidak seperti yang dibicarakan anak-anak. Sombong? Caroline sangat baik kepada murid dari asrama lain khususnya Slytherin.

Akan tetapi, gadis itu juga tidak seramah yang dikira. Apalagi pada murid-murid yang berasal dari asrama Gryffindor.

"Lalu siapa yang kedua?"tanya Caroline

Lucian menatap Caroline. "Tunanganmu."

Caroline menaikan satu alisnya pertanda ia heran. "Malfoy?" Lucian menaikan dua alisnya sebagai jawaban.

"Aku jadi semakin yakin kalau ranking itu dibuat berdasarkan penampilan luarnya saja."ucap Caroline malas

"Memangnya kenapa?"tanya ketiganya serempak

"Tentu saja karena aku mengenal Draco lebih dari siapapun, dia tidak lebih dari anak manja yang cengeng."

Adrian tertawa, lelaki itu mencondongkan badannya ke Caroline untuk berbisik. "Si anak manja dan cengeng yang kau maksud itu sedang berjalan kearah kita."

Caroline buru-buru menjauh, dia bahkan memberikan tatapan tajamnya ke Adrian.

Draco sudah sering marah akhir-akhir ini, ia tidak ingin lelaki itu tambah marah saat melihat apa yang dilakukan Adrian.

"Ada kelas, Love?"tanya Draco tanpa basa-basi

"Ya, Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam."

"Bagus, aku juga menghadiri kelas itu."

Draco menarik tangan Caroline agar sang gadis mendekat kearahnya. "Kita harus berangkat sekarang sebelum terlambat."

Adrian, Lucian, dan Terrence menatap Draco malas, apa si pirang tidak melihat ada mereka disini?

"Boys, sampai bertemu di Great Hall."

Ketiganya mengangguk serempak seraya tersenyum manis kearah Caroline, hal itu membuat Draco mendelik tak suka. Apa ketiga orang itu sering tersenyum seperti tadi kepada tunangannya?

"Carl."

Keduanya sedang melangkah beriringan menuju kelas Mr. Moody, sedikit informasi sebenarnya semenjak pria itu menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, banyak murid yang nekat membolos.

Fiance | Draco Malfoy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang