Twenty Fourth : Qtime 0.2

935 152 79
                                    


JohnSuh
| Adek
| Pagi

Tennie10
Hm |
Apa? |

JohnSuh
| Kamu kenapa dek?

Tennie10
Gapapa |

JohnSuh
| Gapapa = papa
| Kenapa sini
| Cerita sama mas

Tennie10
Aku lagi badmood |

JohnSuh
| Kenapa kok badmood?

Tennie10
Gapapa |
Udah ga usah bahas |

JohnSuh
| Harus bahas
| Kenapa

Tennie10
Gapapa mas |
Mas aja tu kemarin kemana |
Janji kok ingkar |

JohnSuh
| Janji apa?
| Mas ga janji apa-apa

Tennie10
Oh |
Yaudah |
Terserah |

JohnSuh
| Apa sih dek
| Mas janji apa

Tennie10
Gapapa |
Lupain aj |
Aku lagi absurd |

JohnSuh
| Oh
| Janji mau telpon
| Mas loh ketiduran

Tennie10
Ketiduran kok IG nya on |
Ga mungkin banget |
Inget ya |
Akun mas nyambung ke aku |
Gausah boong |
Klo ga niat buat telpon |
Gausah janji |

JohnSuh
| Loh mas beneran
| Mas bangun masih ke buka IG nya

Tennie10
Mas. |
Hp itu ada masa buat layarnya mati |
Mas tidur lama |
Ga cuman 20 menit atau apa |
Gausah ngeselin dong. |

JohnSuh
| Kok kamu marah
| Kamu aja ga percaya sama mas

Tennie10
Logis dong |
Klo emang ingkar yaudah tinggal ngaku |
Gausah bikin orang emosi |
Terserah. |
Mas mau apa terserah |
Gausah janji atau apapun. |
Terserah. |

─────────────────────────────────

Ten membanting HP nya dengan keras. Ia tidak peduli HP nya akan rusak atau pecah. Ia sudah di titik kecewa yang paling tinggi. Ten sangat marah. Satu-satunya cara untuk meluapkannya adalah dengan menangis. Ia menangis sangat kencang. Ia berteriak bahkan memukul bantal yang ada di sebelahnya. Sejujurnya, hari ini keluarga Ten bertamasya ke daerah pegunungan. Mereka berencana untuk menikmati udara sejuk yang tidak didapatkan di kota. Tapi, Ten memilih untuk tinggal di rumah. Jadi, tidak akan ada yang melihatnya marah seperti saat ini.

15 menit berlalu, dan keadaan Ten sudah tidak baik-baik saja. Air mata yang kering, mata bengkak, rambut berantakan karena ia tarik sendiri, serta baju yang terlihat sangat kusut. Ten kehabisan suaranya. Ia diam. Tatapannya kosong. Hanya karena Johnny dia jadi seperti ini?  Iya.

'Tok Tok'

Ten menoleh pelan ke arah pintu kamarnya. Bolehkah ia berharap bahwa itu Johnny?

"Masuk." Kata Ten lirih.

Setelah mendapatkan izin, orang itu segera masuk dan duduk di depan Ten. Ia menghela napas dan mengelus rambut Ten pelan. Ten yang terlalu larut dalam pikirannya hanya diam. Ia terlalu malas untuk membuka percakapan.

Orang itu─Johnny─melihat keadaan kamar Ten. Benar-benar seperti kapal pecah. Sarung bantal yang lepas, beberapa gumpalan tisu yang tersebar, HP yang sudah retak dibagian layarnya. Johnny menatap miris kucing kecilnya ini. Seram juga.

"Maafin mas ya? Jangan nangis lagi." Johnny terus mengelus rambut Ten.  Ia benar-benar menyesal. Ia pernah berjanji untuk tidak membuat Ten menangis. Tapi hari ini, ia telah mengingkari nya.

"Adek, mas minta maaf." Johnny menarik tangan Ten pelan dan memeluknya dengan erat. Ten masih diam. Ingin hati memaafkan, tapi ego lebih tinggi.

"Adek masih marah sama mas?" Johnny mengangkat wajah Ten. Kecupan lembut Johnny berikan di bibir Ten. "Sayang, maafin mas ya?"

"Iya." Ten lebih memilih memaafkan Johnny. Ten segera memeluk Johnny erat. Apapun yang terjadi, mereka tidak bisa terlalu lama bertengkar.

"Mas temenin beresin kamar,  ya? Nanti habis itu kita sarapan. Kamu belum sarapan kan?"

"Belum."

"Yuk. Lebih cepat lebih baik."

┈───────── ೄྀ࿐ ┈─────────

Hai.
hohoho,
Kans dah lama ga update,
Kangen ga? ngga ya?
yaudah deh,

Habis ini kans mulai bikinin request dari kalian okaaaii?

With Love,
Kans_Arlyn

By By  [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang