SPECIAL DAY

974 141 135
                                    


—9 February—

"MAS MAKAAAAN! HABIS INI BERANGKAT!" Ten berteriak dari ruang makan. Sungguh. Ini sudah 10 kali ia berteriak seperti ini. Ten kesal. Ia mulai berlari ke arah kamar dan menduduki perut Johnny.

"JOHN JUN SUH BANGUNN." Ten menggoyangkan badan Johnny dengan kasar. "CUKUP YA KAMU JADI BERUANG, GAUSAH JADI KERBAU TIDURNYA LAMA BANGET."

Tidak ada pergerakan.

"Yaudahlah. Ga ada cara lain." Ten bangun dan pergi ke kamar mandi. Ia mengambil air di gayung dan kembali ke kamar mereka lagi. Ten menghela napas dan memasukan tangannya ke dalam gayung penuh air. Ia mengelap wajah Johnny dengan lembut.

"Ga bangun, ga dapet jatah ya mas." Ten berbisik ke telinga Johnny. Bagaikan mantra, Johnny langsung memeluk pinggang Ten dengan erat. Ia tidak mau jatah hariannya berkurang.

"Ayang kok gituu, kemarin udah ga jatah loh." Johnny memajukan bibirnya. Ten tidak menanggapi perkataan Johnny. Wajahnya merah. Benar-benar merah. Bukan karena tersipu. Jangan berharap dia akan tersipu malu. Ia benar-benar marah.

"Heem.. lanjut ya main game sampai jam 3 pagi ya,  heem lanjutin aja." Ten menarik telinga Johnny dengan keras. "Lanjutin terus heem, udah tau besoknya mau ngajar di kampus malah main game heem."  Ten tersenyum sangat manis kepada Johnny

"Ampun heh, sakit sakit lepas dek, dek sakit. Iya ga lagi deh aduhh." Johnny berusaha melepaskan tangan Ten. Sebenarnya Johnny bisa saja melepas tangan Ten secara paksa, tapi nanti tidak dapat jatah. Maaf telinga, kamu berkorban dulu ya, nanti malam kita dengar desahan Ten yang merdu.

Baiklah. Biarkan mereka mandi, makan, dan bersiap-siap untuk beraktivitas pagi ini.

─JOHNTEN─

Ini jam 12 siang. Ten baru saja selesai kelas. Nanti kelas lagi jam 3.  Lumayan jeda nya. Ten memutuskan untuk berjalan-jalan keliling taman Kampus. Memang tidak besar, tetapi lumayan untuk menyegarkan mata.

"Ten sini!" Ten menoleh asal suara dan matanya mendapati Taeyong yang memberi isyarat melambai agar Ten mendekat.

Ten segera berlari ke arah Taeyong dan membungkukan badannya. Iya, Taeyong lebih Tua. Sebenarnya,  Taeyong ini Dosen. Ia teman lama Johnny. Mereka berdua berjuang dari maba hingga menjadi dosen bersama. Orang awam mungkin berpikir bahwa Johnny itu seperti kakak Taeyong, nyatanya Taeyong lebih dewasa dari Johnny.

"Hyung, ini hari-H loh! Ga sabaarr banget!" Ten berbicara dengan cepat.  Terlihat dari wajahnya yang benar-benar cerah.

Taeyong mengelus rambut Ten dengan lembut. Taeyong benar-benar sayang dan menganggap Ten sebagai adik. Dia ingin sekali punya adik kecil, tapi orang tua nya sudah terlalu tua, ia menjadi tidak tega.

"Tunggu Jaehyun ya, nanti kita rayakan bersama-sama. Paham?" Taeyong masih mengelus rambut Ten. Ten mengangguk dan membuat rambutnya bergoyang. Cukup. Terlalu menggemoikan.

"Siapa aja yang kamu undang Ten?" Taeyong melepas usapannya dan duduk di hamparan rumput hijau. Sesekali ia tersenyum karena ada beberapa mahasiswa yang menyapanya.

"Anak WayCT ikut semua Hyung!  Pasti seru kan! Nanti kita bisa berpestaa!" Ten menidurkan badannya dan mulai membayangkan acara untuk nanti malam.  Pesta. Makanan. Ramai. Sangat menyenangkan.

"Pasti. Ada Hendry dan Lucas juga bukan? Ada Mark juga." Kata Taeyong sambil mencari keberadaan Jaehyun. Tadi Jaehyun memberi tahu Taeyong bahwa kelasnya sudah selesai.

By By  [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang