Berawal dari saling bersaing, dua orang pemuda dari keluarga konglomerat yang memiliki kekayaan luar biasa dan gaya hidup yang tidak masuk akal itu berakhir menjadi sepasang kekasih. Kisah mereka berdua diisi bersama dengan para sahabat mereka masin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
"Maaf Cheng Xiao. Untuk sementara aku masih belum bisa. Setelah urusanku dengan Xiao Zhan sudah selesai, aku akan menepati janjiku." jelas Yi Bo pelan. Dia berharap Cheng Xiao tidak memaksanya.
"Tapi... Dia sungguh memonopolimu." ucap Cheng Xiao kesal sambil melipat tangannya di depan dada.
"Ini akan segera berakhir." balas Yi Bo tersenyum kecut. "Jadi... jangan pernah menantangnya seperti itu lagi. Jangan pernah mencari masalah dengannya. Tidak kah kau lihat dia begitu kasar?"
"Aku tidak peduli." jawab Cheng Xiao masih keras kepala. Namun saat melihat Yi Bo menatap tajam ke arahnya seolah mengatakan bahwa dia serius dengan perkataannya, Cheng Xiao akhirnya memilih mengalah. "Baiklah... Baiklah... Aku tidak akan mencari masalah dengannya. Tapi... Kau harus menraktirku dua kali lipat."
Yi Bo mengangguk pasti. Wajahnya tampak lebih lega setelah mendengar jawaban dari Cheng Xiao. Tadi, dia lebih memilih menarik Cheng Xiao agar wanita itu segera berhenti adu mulut dengan Xiao Zhan. Dia tau Xiao Zhan sudah terlihat sangat marah dan dia tidak ingin adik dari sahabatnya itu mendapat masalah hanya karena membelanya.
Setelah selesai berbicara dengan Cheng Xiao. Yi Bo baru sadar bahwa buku dan ransel milik Xiao Zhan masih berada di tangannya. Dengan segera, dia menghubungi Pelayan Ma untuk memanggil bodyguardmenjemputnya. Tidak butuh waktu lama, sebuah mobil jeep hitam datang dan membawa Yi Bo langsung ke cafe yang dimaksud.
Setelah Yi Bo masuk ke cafe mewah tempat biasa dia dan Xiao Zhan mengerjakan tugas beberapa hari belakangan ini, dia malah tidak mendapati Xiao Zhan di sana. Yi Bo berpikir mungkin pria itu lupa atau sedang malas mengerjakan tugas. Kemudian Yi Bo mengambil ponsel dan menghubungi pria itu, namun tidak diangkat. Dia menghubungi lagi dan lagi, tetapi tetap juga tidak diangkat. "Apa dia marah?" gumam Yi Bo pelan. Akhirnya dia memilih mengirimkan pesan agar pria itu bisa membacanya dan membalas jika dia ingin. Dengan helaan nafas lelah dia meninggalkan cafe dan pulang ke rumah.