Kini jam sekolah telah usai, sekarang jamnya untuk mengikuti ekstrakurikuler.
Terlihat kumpulan laki-laki yang sedang berjalan memasuki lapangan basket. Iya itu mereka. Eric, Arkana, Andra dan Waldo. Mereka sudah berganti pakaian. Eric mengibaskan rambutnya, Arkana nampak sedang merapihkan pakaiannya, Andra mengikat tali sepatunya, dan Waldo memperbaiki gelangnya sambil tersenyum manis hingga memperlihatkan lesung pipinya.
Ini sebenernya mau ekskul atau tebar pesona sih?!
Tak tahan akan pesona keempatnya, semua siswi yang ada di lapangan tersebut langsung menutup mulut tak percaya. Tapi ada juga yang teriak histeris, hingga terduduk lemas.
Aksi tebar pesona mereka terhenti saat bola mata mereka menangkap seseorang yang sedang lewat disana. Eric mengambil bola basket, ia membidik bola tersebut kearah kepala sasarannya. Dan..
"SSHH, ANJIR"
Tepat sasaran. Sang empunya kepala tersebut mengerang kesakitan. Iya, Rendi.
"SINI LO!" Teriak Eric
Rendi menghampiri Eric dengan tangan yang bergetar hebat.
"Ke-kenapa Kak?" Tanya Rendi terbata-bata
Eric menatap tajam Rendi, hingga membuat Rendi semakin takut. "Gue tantang lo buat tanding basket sama gue"
DEG
Perasaan Rendi campur aduk, Rendi lemah pada permainan basket. Kini ia hanya bisa berharap jika permainan ini hanya untuk memperlihatkan kemampuan masing-masing.
"Kalau lo menang, gue bakal bebasin lo dengan aman. Tapi kalau lo kalah, lo harus berlutut di depan gue, gue juga bebas lakuin apa aja ke lo, termasuk nyiram lo pake air waktu lo lagi berlutut depan gue"
SIAL! Harapannya agar tidak dapat konsekuensinya ternyata hanya angan-angan.
Eric hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis, meremehkan Rendi.
Eric berpaling kearah 3 sahabatnya lalu berteriak "SIAPIN SEMUANYA!"***
Kini seluruh murid sedang duduk disekitar lapangan basket. Memperhatikan persaingan sengit.
"Lo tau nggak sih? Ternyata Eric punya alasan kenapa dia terus-terusan bully Rendi"
"Emang alasannya apaan?"
"Gue nggak tau pasti juga sih. Tapi yang gue tau, sebelum Eric sama temen-temennya itu pindah, mereka emang udah punya masalah sama Rendi, apalagi Eric"
"Gue jadi kepo sama masalah mereka"
"Yaudah sih bodoamat aja, yang penting populasi cogan di sekolah kita nambah semenjak Electriczlof dateng"
"Bener juga! Lumayan buat cuci mata hahaha"
Terlepas semua percakapan tadi, Kezzia, Celine, Thea, dan Massy segera menuju ke lapangan basket. Mereka mendengar pembicaraan seluruh anggota ekskul dance, jika Eric menantang Rendi untuk bertanding basket. Mereka duduk, menatap 2 orang yang sedang bersaing di lapangan tersebut."YEYYY" Teriak sekumpulan cewe disamping Kezzia saat Eric berhasil mendapatkan skor
"Gila Eric! Mainnya keren banget, gantengnya nambah seratus kali lipat!"
"Udah fix si Rendi bakal kalah, Rendi nggak dapat satu skor pun"
"Iya lah! Tapi kasian juga sama Rendi, kalau Rendi kalah, dia nggak bakal bebas dari pengawasan Eric"
KAMU SEDANG MEMBACA
Erikez
Teen FictionEmang bener masa lalu sehebat itu? Sehebat itu mempengaruhi masa depan seseorang?