Sembilan

328 55 13
                                    

Trigger warning : terlalu banyak penjelasan soal ciuman (?)

.


Taeyong membaringkan tubuhnya diatas karpet dengan tangan yang menepuk-nepuk pantat Minwoo, pikirannya kembali teringat saat ia mengatakan jika ia menyukai Doyoung lalu ia—pipi Taeyong memerah mengingatnya, ia menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri mirip dengan gadis-gadis dikomik yang tengah malu.

Minwoo menatap pamannya dengan kening yang mengernyit lalu ia menatap ibu dan ayahnya, Miyoung mengangkat bahu dan meminta agar Minwoo kembali menonton televisi.

"Aaaaaku malu..."

"Miyoung adikmu kenapa?" Ibu Taeyong—yang kebetulan datang ke Busan kemarin hari—duduk di samping Taeyong.

Taeyong menggeleng, enggan bercerita pada ibunya yang nanti malah membahas Johnny lagi. Duh tidak tau saja jika Taeyong sudah putus dengan Johnny.













'Nomor yang anda tuju tidak menjawab, cobalah untuk beberapa saat lagi.'

Doyoung menatap ponselnya, Taeyong tidak menjawab pesannya dan ini sudah lewat satu hari sejak kejadian kemarin namun si pelaku belum saja memunculkan batang hidungnya setelah kabur begitu saja. Ciuman itu, Doyoung masih mengingatnya dengan jelas. Bagaimana bibir tipis itu memangutnya, bagaimana rasa beer tercampur aroma strawberry dari lipbalm pemuda itu saat bibir mereka menyatu, bagaimana lembutnya bibir itu.

Suara rendahnya saat mengatakan 'aku menyukaimu' juga masih terekam dengan jelas dikepalanya dan kali ini Doyoung tidak dapat berpikir jika Taeyong hanya mengucapkannya secara random, tidak saat ia melakukannya dua kali. Namun tetap, Doyoung membutuhkan Taeyong menjelaskannya padanya.

Jika yang lebih tua benar-benar menyukainya, Doyoung ingin mendengarnya saat pemuda itu sadar sepenuhnya tanpa ada pengaruh dari alkohol.

"Kata aku juga apa, ciuman itu bisa bikin kamu gak tidur nyenyak." Ten tertawa melihat kantung mata sahabatnya.

Kini, Doyoung meminta Ten untuk menghabiskan waktu bersamanya dengan menonton netflix dengan sebotol soju dan tteokbokki yang tentu disetujui oleh pemuda Thailand manis itu.

"Serius deh, aku ga bisa berhenti mikirin ini!" Doyoung meneguk seluruh soju yang berada digelasnya.

"Kenapa? Kamu suka dia?"

"Duh, ga yakin."

Ten mengangkat sebelah alisnya.

"Tapi aku ga suka liat dia sama yang lain."

Ten menepuk bahu Doyoung, "Bro, kamu emang suka dia!"

"Kamu kan emang ga pernah pacaran, wajar kalo ga nyadar. Tapi serius deh, omongin ini sama orangnya. By the way, cewek yang gimana yang bikin kamu suka dia?"

"Dia cowok."

"Bro! Welcome to the club!"

🌨️🌨️🌨️🌨️🌨️


"Jadi sampai kapan mau menghindar?"

Taeyong menatap Miyoung yang tiba-tiba memasuki kamarnya dengan wajah yang agak menyeramkan, bagaimana tidak. Taeyong membaringkan tubuhnya dengan kudapan berceceran di kasurnya.

"Nuna, gimana kalo dia ga suka aku..."

"Emang kamu ngelakuin apa sih?"

Taeyong menceritakan semuanya, dari ia yang tiba-tiba mencium Doyoung lalu ia yang mengatakan jika dirinya menyukai yang lebih muda. Setelah itu, ia kembali meraup bibir pink milik Doyoung. Mereka sempat saling memangut hingga tidak sadar jika keduanya sudah berada di atas kasur dan Doyoung berada di bawah tubuhnya, namun kemudian yang lebih muda meminta mereka untuk berhenti dan menyuruh Taeyong untuk tidur.

Yeongdong Blue || DotaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang