Red Daisy; cinta yang diam-diam, kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya, ketulusan dan kesederhanaan.
Rasi yang jatuh cinta pada Bintang, namun tak berani menyuarakan.
I'm so sorry, tapi ini ada banyak kata kasar. kalau ga nyaman boleh pergi kok ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasi sedang duduk di pinggir lapangan luar, menonton orang-orang bermain basket di waktu istirahat. Sesekali ia menyedot teh poci yang ia beli sebelumnya.
Sedang santai-santai nya, tiba-tiba ia tersentak karena kedatangan 3 teman dekatnya yang mengejutkannya.
Fajar, Jingga, dan Yangga.
"Dicariin dari tadi ternyata lagi ngejomblo di lapangan." celetuk Yangga, membuat Rasi mengumpat kasar.
Tiga teman Rasi itu kemudian duduk berjajar di kiri dan kanan Rasi.
"Anjing ya, Ras. Kemaren pas latihan Ekasuara lo serem banget, gue sampai ga bisa berkata-kata saking takutnya sama lo anjir." protes Fajar, salah satu anggota Ekasuara juga.
Yangga dan Jingga yang mendengar itu langsung merasa tertarik. Kepala mereka mendekat, membentuk jarak tipis dengan Rasi yang menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah mereka.
"Serius? Bang Rasi marah-marah?" tanya Jingga, yang paling muda di antara mereka.
Fajar mengangguk membenarkan, "Iya, gara-gara banyak yang lipsync. Sumpah kalian harus liat, serem banget." bisik Fajar, seakan bergosip.
"Bangsat, ngomongin orang depan orangnya." umpat Rasi, membuat tiga temannya tertawa puas.
Rasi mendecak sebal, kemudian mendorong kepala teman-temannya yang dekat sekali dengannya, "Jauh-jauh lo pada. Pengap tau, kalian bau feses."
Tiga orang itu kompak menyumpah serapahi Rasi.
"Kenapa sih lo, Ras? Kalo lagi istirahat biasa juga jadi biduan di kantin, ini malah ngejomblo di lapangan."
Entah sudah berapa kali Rasi mengumpat hari ini. Berdoa saja semoga dosa-dosanya diambil oleh tiga temannya.
"Kalian kenal yang namanya Janu ga sih?" tanya Rasi, malah mengubah topik.
"Janu?"
"Hah siapa?"
"Satu ekskul sama gue, Bang. Ekskul tari modern. Anak kelas 11 IPA 7 dia." Akhirnya ada jawaban yang informatif. Terima kasih pada Jingga.
Rasi mengangguk setelah mendengar jawaban dari Jingga. Tapi kemudian ia bingung, bagaimana bisa Rasi tak pernah lihat padahal hanya berbeda 4 kelas?
"Kok sebelumnya gue ga pernah liat ya?" tanya Rasi lagi, kini lebih mengarah ke Jingga.
"Ajaib malah kalo lo sampe pernah ketemu dia. Kak Janu itu anak kelas banget, jarang keluar kelas. Mana dia itu mageran, ke kantin aja males." jelas Jingga, membuat Rasi semakin penasaran akan lelaki bernama Janu itu.
"Kenapa? Lo pernah ketemu?" tanya Yangga penasaran, jarang-jarang Rasi kepo mengenai orang.