•
Rasi Hazen dan Janu Bintang sama-sama memfokuskan diri untuk menyaksikan banyak penampilan di atas panggung.
Berkali-kali seorang Janu terkesima oleh penampilan yang ia saksikan oleh mata kepalanya sendiri.
Ternyata acara ini tak hanya menampilkan 11 tim paduan suara, namun diselingi juga beberapa penampilan spesial agar tidak bosan. Seperti penampilan orkestra, penampilan angklung, sampai penampilan grup penyanyi. Macam-macam, Janu jadi sangat betah.
Dan sekarang adalah penampilan tari tradisional, lagi-lagi Janu terkesima. Walaupun ia adalah seorang penari, tapi tari tradisional bukanlah bidangnya, maka dari itu kini ia terlihat sangat takjub sampai merinding.
Rasi diam-diam menoleh untuk melihat ekspresi apa yang ditunjukkan oleh Janu. Lelaki itu terkesiap, detak jantungnya sudah tak memiliki irama yang beraturan setelah melihat raut Janu yang tak pernah ia lihat sebelum nya.
Sungguh, Janu nampak indah dengan kedua mata yang berbinar takjub dan bibir yang melukis senyum cantik. Hal itu membuat Rasi ikut tersenyum.
Rasi baru mengetahui kalau melihat senyuman lelaki yang ia sukai memiliki efek besar seperti ini.
Sadar bahwa dirinya diperhatikan, Janu pun menoleh. Kembali, tatapan mereka saling bertumbuk lagi, menimbulkan hal tak biasa bagi hati masing-masing.
"Janu, lo suka?"
Janu mengedipkan mata beberapa kali, karena salah tingkah ia pun kembali menatap panggung.
Entah mengapa baginya pertanyaan Rasi itu terdengar ambigu, seperti antara Janu, lo suka penampilannya? atau Janu, lo suka tatapan gue?
Kalau yang kedua, Janu jelas tahu jawabannya tanpa berpikir 2 kali. Hehe.
"G-gue suka penampilan tari nya, keren banget..." jawab Janu, melirih gugup.
Rasi mendekatkan wajahnya ke dekat alat pendengaran Janu, "Syukurlah, kalau lo bosen atau mulai sumpek bilang aja, ya. Nanti gue ajak lo keluar, ada bazar." bisik Rasi, takut membuat bising.
Entah mengapa ucapan dan perbuatan Rasi membuat pipi Janu bersemu, lelaki itu nampak mengutamakan kenyamanannya.
"I-iya... Terima kasih, Ras."
Rasi memberi senyum, kemudian lelaki itu kembali menatap panggung setelah cukup puas memfokuskan diri pada Janu.
Mereka menonton banyak penampilan mengesankan, yang membuat Janu berkali-kali merelakan kedua telapak tangannya kesakitan karena memberikan banyak sekali aplaus yang cukup keras.
Tak sadar sudah penampilan tim paduan suara urutan 7, tak lama lagi adalah penampilan ekasuara. Mau tak mau Rasi harus meninggalkan Janu sendirian.
"Janu, gue bentar lagi tampil. Lo gapapa 'kan sendirian?" Ucapan Rasi membuat Janu yang tadinya anteng mendengar MC berbicara itu menoleh.
"A-ah... Lo udah disuruh kumpul, ya?" tanya Janu, ada sedikit nada kecewa di sana, membuat Rasi tidak tega membiarkan lelaki itu hanya sendirian.
"Iya, Jan. Gue diminta kumpul di backstage sama Mr. Graha pas udah urutan 7." jawab Rasi.
Sebenarnya Janu sedikit tak rela bila membiarkan Rasi pergi ke belakang panggung dan membuatnya menonton sendirian. Tapi mana mungkin juga Janu melarang Rasi untuk pergi, sedangkan tujuan Rasi berada di teater ini adalah untuk tampil dan bukan untuk menemani Janu menonton.
"Ya, udah. Sana ke backstage, nanti lo dicariin kalo kelamaan."
"Lo gapapa, kan?"
Janu mendelik, kesal juga dengan pertanyaan itu, sudah berulang kali dilontarkan. "Gue cuma duduk doang, Rasi. Bukan ikut akrobat. Gue ga akan kenapa-napa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Red Daisy | HyuckNo
Fiksi PenggemarRed Daisy; cinta yang diam-diam, kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya, ketulusan dan kesederhanaan. Rasi yang jatuh cinta pada Bintang, namun tak berani menyuarakan.