Part 3

3 2 0
                                    

"Semuanya masih tentang patah hati".

Pagi ini adalah pagi ke-empat dimana tepatnya dulu, gue menyakiti hati perempuan yang sangat gue sayang.

Pagi ini adalah pagi dengan tanggal yang sama dimana waktu itu gue memutuskan untuk meninggalkan perempuan yang bahkan kehadirannya menjadikan setengah dari napas gue.

Pagi ini adalah pagi, dimana gue sangat-sangat merindukan sosok itu.

Mungkin jika semesta mau mempertemukan gue dengannya. Tentu saja, dia yang tidak akan mau bertemu dengan gue.

Gue itu.. terlalu jahat untuknya.
Gue itu.. terlalu egois buat dia.
Gue itu.. terlalu buruk buat dia.
Gue itu.. entahlah..

Pagi ini menjadikan gue untuk malas pergi ke kantor. Dan melihat banyak orang diluar sana berhaha-hihi. Gue malas untuk itu.

Rasanya, untuk turun dari atas tempat tidur saja gue malas.

Gue tidak ingin melihat dunia tertawa, sementara gue masih seperti ini.

Masih menjadi manusia dengan separuh jiwa yang hilang.

Dan sejak empat tahun yang lalu, gue seolah-olah benci dengan yang namanya cinta.

Gue tidak lagi percaya yang namanya, cinta. Apa itu cinta? Yang ujung-ujungnya pasti cuman bisa buat luka.

Pilihannya cuman dua, dilukai atau melukai. Begitulah cinta (bagi gue).

Gue harus paksakan untuk berangkat ke kantor pagi ini. Sebab kalau gue gak ke kantor gue gak akan makan.

Memakai sendal tidur dan berjalan ke arah hordeng. Membuka untuk membiarkan sinar matahari masuk ke dalam penjuru kamar gue.

Berjalan sedikit sempoyongan karena masih merasakan kantuk yang sangat amat.

Berjalan keluar kamar. Menuju dapur. Mengambil gelas di rak piring. Berjalan kearah kulkas. Mengambil sebotol air mineral berukuran satu liter. Menuangkan air itu kedalam gelas yang tadi gue ambil. Lalu meminumnya.

Berjalan kearah hordeng di dapur, untuk membukanya.

Lalu berjalan lagi ke arah ruang tamu, untuk melakukan hal yang sama. Membuka hordeng.

Berjalan kearah sofa, menaruh gelas yang sedari tadi masih gue pegang. Duduk dan menaruh gelas itu di atas meja.

Menyalakan televisi yang gue pikir bakal ada acara seru, nyatanya ya.. cuman gitu-gitu aja.

Gue bangkit untuk mengambil ponsel yang masih berada dikamar. Dan kembali lagi keruang tamu.

Niatnya melihat apakah ada chat penting masuk, nyatanya memang semua chat gue isinya penting semua.

Semuanya berisikan pekerjaan, dimana atasan gue yang sudah meminta deadline tugasnya padahal deadlinenya masih jam dua siang.

Ada juga klien yang meminta desainnya diubah, karena pasangannya tidak menyukai model dapurnya.

Ada juga grup kantor yang membahas tentang kejadian semalam atas hilangnya korek api si soonyoung. Katanya "heran gue, korek api yang baru dibeli kemarin di alfamart udah ilang lagi aja. Pada lu emutin bukan?!". Kata si pemilik korek api, soonyoung.

Akhirnya gue malas untuk menanggapi semua chat. Gue beralih untuk menscroll sosial media gue, yang isinya masih tentang perbucinan. Kalo kata anak jaman sekarang.

Semenjak gue menghapus akun, dan membuatnya yang baru. Hidup gue terasa hampa.

Kadang gue juga suka melihat sosial media dia yang selalu upload kegiatannya diluar negeri sana. Ya, hanya untuk melepas rindu.

The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang