TUJUH

2K 297 15
                                    

Upayanya untuk tetap tegar menerima penolakan tidak semudah dia menutup mata, menghapus kenangan itu dan mulai kembali mencari ide cerita baru untuk novel berikutnya. Ini dunia asing bagi Xiao Zhan. Berhadapan langsung dengan orang-orang dan menunjukkan keahliannya, yang bahkan tidak tahu apa itu selain menulis. Dia sendiri tidak bisa mengatakan secara gamblang bahwa dia adalah mantan calon penulis.

Orang-orang selalu berpikiran bahwa Xiao Zhan adalah orang malas yang tidak bisa bekerja. Meski nyatanya memang seperti itu, di rumah pun Xiao Zhan tidak pandai membereskan tempat tidur hingga terbawa sampai sekarang, tidak terampil, tidak cekatan, lamban, orang-orang menilainya sebagai orang gagal. Padahal dulu Xiao Zhan  lulusan terbaik di angkatannya. Nilai akademik pun tidak cukup untuk memenuhi keriteria perusahaan lantaran pengalaman kerja yang kurang.

Xiao Zhan hanya seorang pengacau yang mencoba untuk giat. Namun dia malah kehilangan dirinya sendiri. Berjalan seharian di kota hanya membuatnya semakin telihat menyedihkan. Dia tidak tahu  apa tujuannya berubah sekeras ini. Untuk mendapat pengakuan? Untuk menghilangkan kegilaan? Semua nihil. Yang didapat Xiao Zhan hanya persimpangan rumit yang muncul di otaknya. Tersesat begitu saja tanpa sadar.

Sekarang dia sendiri tidak tahu sudah berada di dekat sekolah Xiao Qing. Di sana ada tempat bermain anak-anak, yang kebetulan sebuah ayunan sedang dinaiki seorang remaja yang sangat dia kenal. Kemudian lelaki yang ingin ia hindari datang membawa es krim, memberikannya pada Xiao Qing lalu duduk di sampingnya. Xiao Zhan dapat melihat Wang Yibo begitu hangat memperlakukan adiknya. Membuatnya senang, sekaligus iri. Ada sisi lain yang dimiliki Wang Yibo namun tak ditunjukkan untuknya.

"Kau menelponku hanya untuk es krim?"

Xiao Qing mengangguk.

"Jadi katakan apa yang ingin kau ceritakan kemarin? Karena aku yakin kau tidak akan mengatakan keresahanmu di depan Haoxuan."

Xiao Qing menendang kaki Yibo membuat ayunan yang dinaiki lelaki itu bergoyang. Wang Yibo tidak tinggal diam, dia malah mengayunkan dirinya lebih kencang, asyik sendiri sambil menunggu gadis kecil itu menenangkan diri.

"Jangan katakan pada Ah Xuan tentang aku yang seperti ini."

"En, aku tahu. Karena kau  tsundere."

"Oh, Zhan-ge juga. Awas kalau kau sampai bercerita dengan dia."

"Memangnya aku memiliki hubungan untuk bercerita seperti itu? Bahkan untuk menyapa saja aku tidak mau."

Xiao Qing melirik tajam. "Tapi kau menggodanya di internet."

"Postingan itu?" Wang Yibo menghentikan ayunannya. Dia terkekeh. "Apa Xiao Zhan membacanya?"

"Tentu saja. Dia bahkan membaca semua komentar di postingan itu."

Xiao Zhan memekik kecil ketika mencuri dengar, bersembunyi di balik prosotan dan mencoba untuk tidak berisik. Tangannya menutup mulut menahan malu atas tingkahnya pagi tadi.

"Dia menunggu kau membalas semua komentar tersebut. Asal kau tahu saja, kalau itu aku.. aku juga akan menanti jawaban apa yang akan kau katakan dari semua pertanyaan itu."

Wang Yibo kembali berayun. "Aku tidak akan menjawab komentar tersebut."

"Dan membuat Gege penasaran."

"Penasaran atas apa?" tanya Yibo ambigu.

Xiao Qing sendiri tidak mengetahu prihal perasaan keduanya. Sulit dimengerti kedua manusia dewasa yang dikuasai ego itu. Saling benci, atau diam-diam suka. "Entahlah."

Wang Yibo melengkungkan bibirnya, bersyukur gadis itu tidak lagi bersuara dan menanyakan tentang dirinya. Yibo diundang ke sini sebab satu alasan. Tentang keresahan Xiao Qing. Dia tidak ingin membahas yang lain.

Clockwork Quick  [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang