Rasa cinta telah menjadi hal yang lumrah bagi setiap insan manusia. Kecil, besar, tua, muda, kaya ataupun miskin tentu ingin dicinta dan mencinta. Setiap orang pasti punya cerita cintanya masing-masing. Ada yang berakhir bahagia, tak sedikit pula yang berakhir tragis.
Aku Rani, seorang mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Kota Bandung. Aku bukanlah wanita yang berparas cantik dan bergelimang harta, aku hanya insan biasa, sama seperti wanita lainnya. Usiaku masih terbilang muda, dalam usia muda ini tentunya banyak halangan juga rintangan dalam menjalani hidup, terlebih lagi aku berasal dari perantauan yang masih menghuni rumah kos sebagai tempat bertedug, lokasi kosku tak begitu jauh dari Kampus, hal ini memiudahkanku pulang dan pergi untuk kuliah maupun kegiatan kampus lainnya.
Di Kampus bermacam kegiatan yang aku ikuti, mulai dari organisasi internal maupun eksternal. Semuanya tentu untuk mengisi waktu agar tetap melakukan hal-hal positif serta juga untuk menunjang akademisku. Dengan karakterku yang ramah membuatku mudah menyesuaikan diri dengan hal-hal baru yang aku temui di sekitarku. Senior-seniorku juga akhirnya dapat mengingatku dengan cepat, begitu juga dengan teman se angkatanku. Mereka mengenalku sebagai seseorang yang aktif bahkan pro-aktif, setiap kali diskusi kelas suaraku tak pernah luput dari ruangan kelas. Hal ini ternyata juga ampuh agar dosen bisa mengenaliku.
Menjadi mahasiswi perantauan awalnya sempat membuatku khawatir akan sulit melewatinya, ternyata setelah beberapa bulan akhirnya akupun terbiasa, justru sangat menyenangkan karena aku harus mampu belajar hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Oh ya, selain organisasi, aku juga meluangkan waktuku untuk melakukan pekerjaan paruh waktu alias setengah hari. Menjadi karyawan laundry, coffe shop, bahkan ojekpun ku lakukan.
Sebenarnya aku termasuk tipe mahasiswi yang sedikit pemalas dalam mengerjakan tugas kuliah. Terlebih lagi setiap hari ada saja tugas dengan mata kuliah yang berbeda, sehingga semuanya menumpuk. Itulah mengapa akhirnya akupun jadi malas menyelesaikannya. Walau begitu, nilai-nilaiku tak pernah mengecewakan di semester lalu, mungkin karena keaktifanku di kelas.
Sebagai seorang organisator, aku juga harus meluangkan waktuku untuk organisasiku tentunya. Terlebih lagi dalam menyiapkan agenda-agenda yang berhubungan dengan organisasi yang ku ikuti, pulang malampun pernah aku jabanin hanya karena kegiatan organisasi, tapi percayalah, aku bukan wanita satu-satunya saat itu. Beberapa mahasiswi lainnya juga ada yang ikut berpartisispasi. Capek? sejujurnya ya, tapi aku punya tekad dan impian dari apa yang aku lakukan saat ini. Aku yakin bahwa semua lelahku ini akan membawaku pada masa depan yang manis kelak.
~bersambung~