(Up setiap tanggal genap)
Jaehyun itu gila. Walaupun sudah lama berteman, tidak ada satupun hal dari Jaehyun yang dapat dimengerti Ana.
Jaehyun yang mendominasi dan Ana yang selalu manut mengikuti.
Menyuruh Ana mandiri, tapi meminta Ana bergantung...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaehyun bi lek : "Vote dan Komennya jangan lupa!"
Update setiap tanggal genap. Jangan lupa tambahkan ke reading list dan perpustakaan. Kome setiap paragraf juga, ya^^
Thank you. Ilysm.
***
"Mari melihat satu kisah, tentang J dan rumah yang ditinggalkan penghuninya."
01 Juli 2021
___
Tapak sepatu kets berwarna putih itu berhenti tepat di parkiran bandara. Koper hitam besar dengan nama 'Anata G.' itu diletakkan di samping pemiliknya, yang sibuk mengotak-atik ponsel.
Setelah berhasil mengirimkan pesan pada seseorang, matanya melirik sekitar. Menghirup dalam-dalam udara di kota ini. Tangannya kembali menggenggam koper, menariknya sambil melihat kanan dan kiri. Harap-harap segera menemukan sosok yang dikiriminya pesan.
"Mbak Anata Ghea?" seseorang dengan balutan jaket hitam tebal tiba-tiba datang mendekat. Ana tersenyum sejenak sembari mengangguk saat orang itu menatapnya ragu-ragu.
"Mari saya bantu bawakan," lanjutnya dan menarik koper menuju salah satu mobil berwarna silver.
"Terimakasih, Pak." Bapak itu mengangguk saat sudah meletakkan koper dan mempersilakannya masuk ke jok belakang mobil. Ana masih ingat dengan baik bahwa bapak itu adalah salah satu pekerja di rumah keluarganya. Walaupun dia tidak yakin bapak itu masih mengenalinya atau tidak, terlihat dari bicaranya yang ragu-ragu. Atau mungkin faktor usianya yang sudah lanjut.
Mobil itu melaju meninggalkan area bandara. Berjalan membelah ibu kota dengan alunan musik yang terputar di sepanjang jalan. Diam-diam Ana tersenyum menikmati suasana yang sudah lama tidak ia rasakan kembali.
Seperti saat dia sedang memperhatikan gedung-gedung pencakar langit. Terakhir kali dia ingat, belum banyak gedung di situ. Wajar saja, sudah lima tahun lamanya dia tidak pulang.
Dan Ana rasa, dia melewatkan banyak hal di sini.
01. Coming home
***
"Istirahatlah. Besok kamu harus langsung kerja, bukan?"
Ana mengangguk singkat sebelum menutup pintu kamar pada mamanya. Setelah perjalanan yang memakan waktu satu jam akhirnya gadis itu bisa sampai di rumah. Setelah puas melepas rindu dengan sang mama, bercerita bagaimana kehidupan Ana selama di luar negeri, sampai melakukan video call dengan neneknya akhirnya dia bisa beristirahat.
