★ Sakusa POV ★
"Hai, nama saya Sakusa. Saya tinggal sendirian di rumah yang sederhana ini dan memiliki kebun di belakang. Yap, kebun di belakang saya pakai untuk berkebun. Saya menyimpan banyak jenis bunga dan pohon - pohon. Saya lumayan mengerti tentang tumbuhan walaupun ada sebagian yang belum saya ketahui. Mungkin sekian dari perkenalan saya, saya ingin lanjut berkebun."
Saya mematikan kamera dan pergi ke belakang. Tadi saya perkenalkan diri sendiri hanya untuk tugas. Tidak tahu kegunaan nya untuk apa. Saya pun juga tidak terlalu peduli, yang penting selesai saja.
★ Sakusa POV end ★
Lalu, Sakusa pergi ke belakang rumah sambil membawa peralatan berkebun. Saat sudah sampai, Sakusa kaget. Kenapa ada lelaki berambut emas kuning sedang duduk disitu sambil melihat tanaman kamboja? Apa yang ingin dia lakukan? Apakah dia akan merusak nya? Kelihatan nya dia hanya diam dan menatap saja bunga itu.
"Hei, apa yang kau lakukan disini?" Kata Sakusa sambil berteriak sedikit. Dia tidak mau berdekatan dengan lelaki itu.
"Oh, saya tertarik dengan bunga kamboja mu! Sangat indah. Bagaimana cara kau merawat nya emm... Kak?" Tanya lelaki berambut emas kuning itu.
"... Saya tidak perduli dengan pertanyaan mu. Sekarang, keluar dari kebun ku atau saya tendang kamu?" kata Sakusa dengan sedikit nada galak. Dia memang tidak suka ada orang yang datang ke kebun nya. Menurut nya, orang yang datang ke kebun nya itu hanya menggangu saja. Entah ingin memetik/melihat doang. Tetapi, jika ada yang sampai memetik tumbuhan nya, dia bersumpah akan memukul orang itu.
" A- ah, oke oke! Saya pamit keluar." Lalu lelaki berambut emas kuning itu lari keluar. Dia takut di apa apakan oleh Sakusa. Dia sangat tidak suka dengan kekerasan. Mungkin, dia memiliki trauma di pukuli oleh orang.
"Duh, bocah itu sangat menggangu." Dumel Sakusa. Yang benar saja, Sakusa memanggil dia bocah? Padahal tinggi nya seperti anak SMA. Memang terkadang Sakusa suka menganggap semua orang tidak di kenal itu bocah. Mau setinggi apapun, panggilan nya tetap bocah.
Walau lelaki berambut emas kuning itu di usir, dia tetap melihat nya dari luar pagar yang sangat jauh. Dia melihat nya dengan teliti, mungkin dia tertarik untuk berkebun bersama Sakusa.
"...bocah tadi lumayan menarik. Warna nya kuning ke- emas an? Hmmm... Mungkin saya akan panggil dia lemon boy, walau warna nya tidak mirip dengan warna rambut nya. Bodo lah" kata Sakusa dalam hati sambil mengurus tanaman nya dengan giat.
Dari kejauhan, si lemon boy telah menghilang. Kemana kah dia pergi? kita tidak ada yang tahu. Menghilang dengan cepat, apakah dia di panggil kakak/adek nya? Atau di panggil orang tua nya? Sangat mencurigakan.
★ Ke esok kan hari nya ★
Sakusa berjalan ke belakang kebun nya lagi. Dia kaget, kenapa ada tumbuhan bertambah? Dari mana asal nya? Siapa yang memberi nya? Perasaan dia belum membeli tanaman baru.
"Tanaman apa ini? ...puring? Aku agak meng incar tanaman ini sih, tapi siapa yang membe- BRUK! eh, siapa yang jatuh itu?" Sakusa sedang berpikir siapa yang memberi tanaman itu, tetapi terpotong karena ada suara seperti orang jatuh.
"Uhhh, sakit sekali.." kata orang itu. Dia melihat lutut nya, ternyata berdarah. Tunggu, siapa orang ini? Ternyata dia lemon boy. Iya, nama yang dikasih oleh Sakusa.
"Lemon boy?" Sakusa menoleh ke Lemon boy. "Siapa Lemon boy? Apakah aku?" Tanya dia. "Iya, aku tidak tahu nama mu. Memang, nama mu siapa?" Tanya Sakusa.
"Oh, aku Miya Atsumu. Panggil saja Atsumu/Tsumu/Sumu. Senyaman mu saja, hehe. Kamu siapa?" Tanya Atsumu dengan tersenyum lebar. Atsumu memang gampang tersenyum orang nya. Tidak heran jika dia tersenyum setiap hari.
"Oh, nama yang imut, mungkin. Aku Sakusa Kiyoomi, panggil saja Saku-"
"OMIOMI!" potong Atsumu. Dia memberi nickname buat Sakusa, terdengar lucu dan bagus.
"...yasudah lah, terserah kamu. Aku juga gak terlalu peduli." Kata Sakusa sambil memalingkan wajah. Atsumu memang sedikit imut. "Yaudah, ayok, ku obatin luka mu." Lalu Sakusa berdiri dan menggendong Atsumu. Takutnya, saat Atsumu berjalan, luka nya tambah parah.
*Di dalam rumah*
Sakusa mendudukan Atsumu di sofa dan pergi mencari P3K. Ternyata, Atsumu lumayan anteng jika bertemu dan masuk ke rumah orang baru. Walau sedikit menyebalkan. Saat balik, Sakusa langsung mengobati bekas luka nya Atsumu dengan pelan pelan dan memberi perban."Selesai. Jangan di apa - apa kan ya perban nya. Biar cepat sembuh" kata Sakusa. Atsumu hanya mengangguk nurut kepada Sakusa. Lukanya memang masih sedikit sakit. Tetapi sudah mendingan daripada sebelumnya sih.
"Oiya, kamu tau siapa yang membawa tanaman puring yang ada di kebun belakang tadi?" Tanya Sakusa. "Oh, itu aku yang bawa. Itu incaran mu kan?" Jawab Atsumu.
"Iya, bagaimana kau tahu?"
— TBC.
Maaf nge gantung hehe, lumayan capek walau cuman 765 words. Semoga suka ya! Sampai jumpa di chap selanjutnya
11.01.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon Boy! [SakuAtsu] ✓
Fanfiction[COMPLETE!] "It's actually pretty easy being nice to a bitter boy like him. So, I got myself a citrus friend" - Cavetown, Lemon Boy. Sakusa adalah germaphobe tetapi memiliki hobi berkebun. Dia sangat suka dengan bunga - bunga, pohon, dan tumbuhan h...