Mahesandrian

67 34 8
                                    

"Tetap jadi mahesa yang gue kenal".
~Betran audiandas~

Mahesandrian

Mahesa memiliki keterbalikan sifat, dengan Raina. Jika Raina adalah sosok yang care dengan keadaan. Maka Mahesa adalah sosok yang selalu pasrah dengan keadaan.

Dentungan musik di sebuah dugem, terdengar sangat keras. Semua orang yang ada di situ terfokuskan dengan jogetan masing masing.

"Lo gak bosen? Bro. Gini gini terus kegiatan lo sehari hari", terang Betran, sahabat mahesa sejak kecil.

"Maksud lo?" balas Mahesa dengan kencang, agar terdengar oleh Betran.

"Ya, maksud gue. Lo gak bosen, setiap hari kaya gini terus. Pergi ke dugem, mainin cewek, balapan liar, sumpah unfaedah banget kehidupan lo."

"Unfaedah? Kenapa lo ikut ikutan terus, kalau tahu kehidupan gue unfaedah", sinis Mahesa kepada Betran.

"Ya, mau gimana lagi. Gue, kan sahabat lo. Dan, gue juga di beri amanat sama ayah lo. Agar jagain lo setiap saat", cengir Betran

"Udah, itu doang? Bukannya lo juga mau meres saku doraemon gue?" pancing Mahesa.

Betran terpojokan, dengan lontaran Mahesa, tadi. Ya, Betran juga memanfaatkan kehidupan Mahesa, walaupun sedikit.

Betran, juga selalu ikut kemanapun Mahesa pergi, karena kalau Betran ikut pasti di bayari oleh Mahesa.

"Ya, begitulah Sa kehidupan gue. Selalu bergantung pada orang lain".

"Siapa? "

"Lo bangsat! Puas lo? Lo kebiasaan sa, selalu mancing emosi gue".

Mahesa cengengesan sendiri melihat tingkah sahabatnya.

"Gue juga beruntung, kok. Punya sahabat kaya lo, yang rela ngelakuin apapun demi gue", ungkap Mahesa.

"Itu juga demi kabaikan gue", balas Betran mengembangkan senyum piciknya.

"Maksud lo? "

"Gue nurutin kemauan lo, agar kehidupan ekonomi gue tercukupi".

"Bangsat lo!"

"kalemin, laaaaah. Gue bukan tipe orang kaya gitu Sa. Gue sahabat yang nemenin lo sejak kecil. Kalau bukan gue, siapa lagi? Kan, definisi dari sahabat adalah di mana semua orang pergi ninggalin lo, dia selalu setia nemenin lo", jelas Betran sok puitis.

Mahesa mengangguk mengiyakan penjelasan dari Bentran.

"Gue juga sadar tran. Uang bisa di cari, kalau sahabat, mah susah nyarinya", ungkap Mahesa tak kalah puitis. "Itu alasan gue rela hambur hamburin uang gue demi lo" lanjutnya.

"Mmmmm....tetap jadi Mahesa yang gue kenal, yah" ucap Betran menepuk nepuk bahu Mahesa, sambil mengembangkan senyum manisnya.

"jangan pernah tinggalin gue sendiri, kalau gak ada lo, siapa yang mau nyuprot gue disaat gue nyerah sama keadaan. Gak ada yang ngertiin gue, selain lo".

Ya, begitulah. Mahesa memilih sekolah yang jauh dari orang tuannya, walaupun dia anak konglomerat. Orang tua mahesa selalu sibuk dengan kerjaannya, walaupun Mahesa tahu semua itu demi dirinya. Mahesa hanya ingin orang tuanya mengerti mahesa, nggak lebih.

"Kalemin bro. Gue akan selalu dukung apapun yang lo lakuin, selagi itu baik buat lo".

Seketika itu, Mahesa pergi meninggalkan Betran sendiri.

"Woy! Mau kemana lo?" heran Betran, melihat temannya pergi meninggalkannya.

Mahesa tidak menggubris perkataan Betran. Dia terfokuskan, untuk menghampiri cewek yang sedang setengah mabuk.

About You (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang