Spying

231 19 1
                                    

.
.
.
.
.
Tak seperti biasanya Johnny akan tidur lebih cepat jika sudah tiba di rumah dan membersihkan badannya. Entah kenapa, badannya ingin sekali beristirahat, tapi pikirannya masih terus melanglang buana, memikirkan satu nama yang belakangan ini terus bersemayam dipikirannya, ya nama itu adalah Park Jisung.

Johnny kacau karena seorang Park Jisung sudah mampu membuat dirinya terkena serangan jantung mendadak karena senyuman dan sikap manisnya. Akhirnya Johnny meminta izin pada Taeyong untuk memantau Jisung apa baik baik saja atau tidak.

Hari ini Johnny tak ada kerjaan di kantornya, kalau pun ada dirinya hanya akan mengecek berkas dan proposal untuk perkembangan investasi yang akan dijalaninya. Jadi pagi ini Johnny memutuskan untuk menjemput Jisung, mengantarnya ke kampus dan menjemputnya. Seperti yang dilakukan kebanyakan pasangan.

"Hi Jisungie, sudah siap untuk pergi?" Tanya Johnny menyambut Jisung di depan rumahnya.

"Ahh, Johnny hyung, kau mengagetkanku saja, aku bisa pergi sendiri, memangnya kau tak berangkat ke kantor?" Jisung malah bertanya kembali pada Johnny.

"Tidak, urusanku di kantor telah selesai, sekarang aku disini untukmu, apa kau lebih suka aku menjadi seorang workaholic dan melupakan kekasihku?" Tanya Johnny menarik tangan Jisung ke motor yang Johnny gunakan.

Mau tidak mau Jisung pun naik ke boncengan motor dan memegangi ujung jaket Johnny, yang kemudian membuat Johnny memindahkan tangan Jisung untuk memeluknya.

Dalam hitungan menit keduanya sudah sampai di kampus Jisung, sambil menunggu Jisung menyelesaikan kelasnya, Johnny menunggunya di café yang ada di dekat kampus Jisung sekalian juga mengobrol dengan adik sepupunya Haechan.

"Chan, gimana menurut lu tentang hubungan gue sama Jisung?" Tanya Johnny hanya untuk berbasa basi dengan Haechan.

"Entahlah hyung, ini hubungan lu, lu yang menjalani dengan Jisung, lu jaga kepercayaan yang diberikan Taeyong hyung, gue tau sebenarnya lu mau ngebicarain hal lain kan?" Tanya Haechan langsung pada intinya yang membuat Johnny mengangguk saja.

"Apakah pernah ada kasus pembullyan yang melibatkan Jisung?" Tanya Johnny dengan sekali kali menyesap kopi hitamnya.

"Setau gue sih tak ada," Haechan berpikir sembari mengetuk ngetuk dagunya dengan  telunjuknya, "eh, tapi menurut anak anak yang sering mampir, mereka selalu membicarakan kasus bully yang selalu melibatkan Lee Na-eun dan kawan kawannya, pernah juga Jisung terbawa, karena di tahun kedua Jisung kuliah kelompok itu pernah membully Jisung, untuk cerita lengkapnya kau bisa tanyakan sendiri pada istriku, tapi jangan sampai mengganggu kandungannya," Haechan lalu berjalan ke meja lain untuk melayani pengunjung lainnya.

Tak lama saat jam menunjukkan jam 10, Renjun datang ke cafénya Haechan dengan mood yang bisa dikatakan sangat baik yang membuatnya tersenyum sampai mendatangi café Haechan pun senyumnya tak memudar, Renjun lalu menghampiri Haechan yang disambut dengan senyuman dan pelukan hangat oleh Haechan.

"Sepertinya mood istriku sedang bagus hari ini, ingin makan apa untuk menaikkan moodmu agar tetap bagus," tawar Haechan sambil mengantar Renjun untuk duduk di meja yang sama dengan Johnny.

"Chanie, kenapa kau mendudukkanku dengan Johnny hyung?" Tanya Renjun dengan polosnya yang membuat Haechan mengusak surai Renjun gemas.

"Johnny hyung ingin mengobrol denganmu sebentar, dia ingin menanyakan tentang Jisung, mengobrolah dengannya, aku akan menyiapkan makan siang untukmu," Haechan tersenyum dengan mengusak surai Renjun lagi sebelum pergi.

"Emm, hyung apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Renjun dengan menunduk takut menatap mata kelam Johnny.

"Hey, namamu Renjun kan, aku tak akan memakanmu, tak perlu takut begitu," Johnny kembali menyesap kopi hitam pekatnya, ucapannya membuat Renjun mendongakkan kepalanya dan menatap mata Johnny, "ah bagaimana mengatakannya ya, apa kau pernah melihat orang orang yang membully Jisung?" Tanya Johnny tanpa berbasa basi langsung pada intinya.

FATAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang