SiZhui seorang Musisi muda, dia mengikuti jejak ayah dan juga pamannya. Sering kali buah bibir terdengar olehnya, perkara menikahi pemuda bekas sahabatnya. SiZhui tahu, jika berita yang beredar dari buah bibir itu memanglah fakta. Tapi ia benar-benar tidak tahan dengan sifat sahabatnya yang memprilakukan istrinya dengan seenaknya.
Lan JingYi, yang awalnya adalah Jin JingYi, telah menjadi milik Lan SiZhui seutuhnya. SiZhui lebih mengenal JingYi daripada mantan suaminya, yakni Jin Ling. Pernikahan mereka yang digelar dengan sangat mewah sepertinya hanya sebagai penutup luka bagi JingYi, namun setelah pernikahan itu usai, dia diperlakukan berbeda dari keluarga suaminya.
SiZhui yang merasa iba kepada sahabatnya yang sendari kecil selalu bersamanya, di depan matanya dia bisa melihat, bentuk luka memar di sekitar pipi dan ujung bibir JingYi. Kakinya berlari tanpa alas kaki, mencoba mencari pertolongan. Namun sialnya, disaat itu SiZhui hanya bisa diam, terkejut bukan main saat melihat kekerasan didepan matanya.
Melihat kembali JingYi terseret kedalam kediaman mewah itu, walaupun JingYi menunjukkan senyuman tipisnya, itu semakin menyayat hati SiZhui. Segera ia menyusul sahabat manisnya, menarik paksa dari cengkraman kuat suaminya dan mulai memeluknya. Membawanya kembali ke apartmennya usai berdebat dengan Jin Ling.
Melihat JingYi yang hanya diam tanpa berkutik sedikitpun, membuat nyeri di dada SiZhui semakin melebar. Dan disaat itu juga, SiZhui menyatakan jika dia akan menikahinya. Tentu saja JingYi terkejut bukan main, bibirnya mengangga sampai-sampai lalat bisa kapan saja masuk kedalam rongga mulutnya.
Awalnya tentu saja JingYi menolak, dia sudah mempunyai suami. Sangat tidak baik jika menduakan suaminya itu. Namun beberapa hari kemudian, SiZhui mengantarkan surat perceraian langsung ke kediaman keluarga Jin. Ia tak memaksa Jin Ling untuk menceraikan JingYi, tapi SiZhui terus mendesaknya, hampir memaksanya.
Padahal pernikahan mereka belum sampai satu minggu, tapi sudah bercerai. Seharusnya tidak usah menikah, membuang-buang uang saja. SiZhui tidak begitu yakin, kenapa JingYi bisa diperlakukan tidak pantas di keluarga konglomerat itu. Bisa-bisanya mereka menganiaya menantu berhati lembut seperti JingYi.
SiZhui pernah bertanya kepada JingYi usai pernikahan mereka digelar, dia menanyakan, “Apa Jin Ling pernah menyentuhmu?” Dia mengangguk, tentu saja pernah, kenapa SiZhui menanyakan hal yang tidak perlu ia tanyakan. Alasannya SiZhui menikahi JingYi bukanlah rasa iba sepenuhnya, tentu saja dia mencintai dan menyayanginya.
SiZhui akan membuktikan janji yang ia ucapkan disaat ikrar pernikahan mereka. Akan terus bersama dengannya dan menerima segala kekurangan istrinya, membahagiakannya adalah prioritas utaman SiZhui. JingYi pantas mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya.
Walau usia pernikahan mereka kini sudah menginjak lima tahun, buah bibir itu masih terus saja beredar. Tak hanya mendengar kata bekas sahabatnya, sering kali SiZhui mendengar anak-anaknya adalah anak dari mantan suami JingYi, yang tak lain adalah Jin Ling. Bagaimana bisa mereka mengatakan kalimat itu dengan begitu enteng. Jelas-jelas JingYi mengandung saat tiga bulan usia pernikahannya bersama SiZhui.
Gosip ini dan itu terus beredar tanpa henti, membuat SiZhui pening mendengarnya. Itulah sebabnya, JingYi tidak pernah mau keluar dari kediamanya, mengurus anak dan suaminya sudah cukup melelahkan. Tapi jika urusan berbelanja dan kebutuhan yang harus dibeli diluar, SiZhui yang melaksanakannya. JingYi masih takut untuk keluar dari kediaman SiZhui, ia merasa ini adalah satu-satunya tempat teraman yang dia punya.
Dia hanya akan keluar jika bersama dengan SiZhui, itupun terkadang sangat susah untuk membujuknya. SiZhui sendiri masih belum bisa menenangkan trauma yang dialami istrinya itu. Dan sekarang, anak-anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang menggemaskan. Sekarang didalam kediamanya sudah terdiri dari lima insan.
Ya, mereka mempunyai tiga putra sekaligus, alias kembar tiga. Dan itu membuat satu keluarga besar Lan berbondong-bondong untuk melihat keturunan mereka. Rumah menjadi sangat ramai dan banyak yang membantu pekerjaan rumah tangga, itu membuat JingYi semakin merasa bersyukur telah menikah bersama SiZhui, tidak seperti keluarga mantan suaminya dulu.
Melakukan kesalahan sedikit, hukumanya adalah cambukan. Membuat tubuh eloknya terlintas luka goresan dan juga lebam. JingYi merasa sangat bersyukur saat SiZhui datang berkunjung ke kediaman mantan suaminya dikala itu, niat awal SiZhui hanya untuk sekedar memberikan hadiah pernikahan kepada keduanya karena ia tidak dapat hadir di pernikahan itu, perkara dia sedang melakukan acara kelulusannya di Amerika, dia baru saja menjadi sarjana disana.
Tapi SiZhui mendapatkan pemandangan yang tidak enak di pandang. Membuat hati kecilnya teriris bilah pisau yang sangat tajam. Namun naasnya, dua tahun yang lalu Jin Ling meninggal akibat kecelakaan. Berita duka itu sampai di telinga JingYi. Walaupun JingYi mendapatkan perilaku tidak mengenakkan disana, JingYi tetap mengunjungi rumah duka itu. Walau bagaimanapun Jin Ling adalah orang yang pernah ia cintai, mana mungkin ia tidak menghadiri pemakaman mantan suaminya itu.
Sekarang, JingYi telah bahagia bersama keluarga kecilnya. SiZhui akan terus menjaga mereka, tidak akan membiarkan satu orangpun menyakiti JingYi-nya lagi. Biarkan saja apa kata orang-orang, jika sifatnya berlebihan itu wajar saja, karena JingYi sudah banyak melalui hal yang buruk dan itu membuat SiZhui semakin ingin melindungi miliknya.
“Kopi atau teh?”
Lengan yang awalnya menjadi tumpuan untuk wajahnya bertengger kini menjadi goyang. “Heh? Aku tidak mendengar ucapanmu, bisa kau ulang sekali lagi?” SiZhui tersadar dari lamunannya, ia menggaruk pipinya menggunakan ujung jari telunjuknya.
JingYi membuang napasnya dengan berat, dia menjunjung satu wadah teh dan juga kopi. “Ingin kopi atau teh?” Ulangnya, seraya mengangkat satu persatu wadah yang terbuat dari kaca itu.
SiZhui tersenyum sembari menunjuk wadah teh, sebelum ketiga putranya datang menghampirinya. Putra pertama bernama Lan XinGuang, putra kedua bernama Lan YeWu dan putra bungsunya Lan YueLiang. Dengan kaki mungilnya mereka berlari dan memeluk kaki SiZhui dari bawah meja makan.
SiZhui mengangkat satu persatu ketiga putranya di bangku dekat dengan meja makan. Mereka semua siap untuk sarapan pagi. Menunggu JingYi duduk barulah mereka memulai sarapan pagi. Hening dan sunyi seperti biasanya. SiZhui mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menjunjung tinggi tatakrama dan sopan santun. Berhubung keluarga Lan mempunyai aturan yang cukup ketat, jadi mereka semua sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.
Selesai makan seperti biasa, Anak-anak mungil itu mulai berkeliaran dan bermain-main didalam rumah mereka yang cukup luas. SiZhui berangkat bekerja seperti biasa, JingYi selalu mendapatkan kecupan ringan di bibir atau di keningnya sebelum SiZhui pergi bekerja. Tak lupa dengan ketiga putranya yang menunggu giliran untuk mendapatkan kecupan lembut dari SiZhui.
Dengan senang hati, SiZhui mengecup ketiga putranya. Ketiganya melambaikan tangannya saat mobil SiZhui mulai menjauh dan tak terlihat lagi dari pandangan mereka. Anak-anak mungil itu langsung kembali masuk dan JingYi menutup pintu rumah mereka sembari membimbing putra-putranya untuk menjauhi pintu yang akan ditutup, khawatir salah satu jari-jemari mereka terjepit.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Page [ZhuiYi]
FanfictionCukup JingYi saja yang merasakan kepedihan, SiZhui tak akan membiarkan keluarga kecilnya juga merasakan sebuah kepedihan. 。 。 。 [Pairing, ZhuiYi] (Saya meminjam karakter dari MDZS, karya Mo Xiang Tong Xiu)