JingYi terpaku dengan pemandangan di hadapannya. Bisa dia lihat, visual istri dari paman Jiang nya begitu mirip dengan Jin Ling. Namun bedanya dia sepertinya agak lebih muda darinya dan juga tinggi badannya yang hampir setara dengan JingYi. JingYi sampai tidak bisa bergerak saat melihatnya, matanya memanas hendak menangis. Walaupun mantan suaminya tidak berperilaku baik terhadapya, tapi dia sangat menyayanginya.
JingYi meletakkan buah-buahan yang dia bawa, kemudian dia menatap pemuda yang lebih dari sebuah ungkapan cantik itu, “Boleh aku memelukmu?” Tanya JingYi, tubuhnya sedikit gemetar.
Jiang Cheng menyenggol istrinya yang sedikit kebingungan sebelum dia berkata, “Ah, oh.. Bo-boleh.” Oh astaga, bagaimana bisa suaranya juga benar-benar mirip dengan Jin Ling. Apa di memiliki seorang kembaran atau sepupu yang sangat jauh?
“Paman, kami datang membawa beberapa makanan ringan yang sempat kami beli di supermarket.” SiZhui menyerahkan kantung belanjaanya. Jiang Cheng menerimanya, “Kau tidak perlu repot-repot membawa ini semua.”
SiZhui hanya terkekeh, namun dia berhenti terkekeh ketika ada dua anak kecil yang hendak menceburkan dirinya ke dalam kolam. SiZhui langsung panik, ternyata itu kedua putra pamannya. SiZhui memberi isyarat kepada Jiang Cheng, jika putra-putranya siap untuk melompat ke dalam kolam.
“A-Ling, pegang ini sebentar!” Setelah mengatakan itu, Jiang Cheng keluar dari rumahnya dan menuju halamannya dimana ada sebuah kolam yang cukup luas. Kolam itu digunakan untuk berenang tentunya.
JingYi masih memandang takjub istri dari pamannya. “Ah maaf, aku belum memperkenalkan diriku!” Dan sekarang, JingYi tertawa bodoh. “Lan JingYi, dan ini putra pertama ku Lan XinGuang, putra kedua ku Lan YeWu, dan ini putra bungsu ku Lan YueLiang.”
Lawan bicaranya sedikit kikuk, lalu dia mulai angkat bicara. “A-aku Jiang Ling, disana ada kedua putraku. Putra sulung ku Jiang XinAi dan putra bungsu ku Jiang MeiDe.” Walaupun Jiang Ling berkata demikian, maniknya tidak bisa fokus untuk terus memandang ketiga kembar mengemaskan di hadapannya.
“Baiklah, Jiang Li-”
“Panggil aku A-Ling.”
JingYi terkesima, kenapa tuhan menciptakan peniru yang sangat baik dari mantan suaminya. JingYi jatuh terduduk di sofa sebelum dia menutup seluruh wajahnya menggunakan telapak tangannya. “SiZhui, apa dia baik-baik saja?” Tanya Jiang Ling dengan khawatir.
“Dia hanya sedikit terkejut.” SiZhui meraih JingYi untuk masuk kedalam pelukannya. Jiang Ling mulai duduk dan menyuruh pelayan untuk membawa bawaan dari keluarga SiZhui. “Kenapa dia terkejut? Aku bahkan baru bertemu dengannya.” Katanya sembari menyilangkan salah satu kakinya.
JingYi kembali duduk dengan tenang, sekali lagi dia melihat mimik wajah yang begitu menawan di hadapannya. “Kau sangat cantik.” Pujinya, pujian itu sangat tulus dari ujung hati terdalamnya. “A-ah, terimakasih.” Bisa JingYi lihat, jika Jiang Ling merona merah.
Tangan JingYi bergerak untuk mengambil cangkir tehnya. “Berapa umurmu?” Tanya JingYi sembari menyeruput tehnya.
“Dua puluh lima tahun.”
Mendengar hal itu, JingYi hampir menyemburkan teh yang hendak dia telan. Yang benar saja, umurnya masih dua puluh lima tahun. Itu bahkan dua tahun lebih muda darinya. “Kenapa kau ingin menikah bersama paman Jiang? Umurmu masih sangat muda, dan kau.. Akh sudahlah!”
SiZhui menatap khawatir istrinya saat menjambak poninya. “Umur bukanlah suatu patokan untuk berumah tangga. Dia datang melamarku, berhubung kami saling mencintai jadi untuk apa menunda-nunda. Benar bukan?” Suara itu terdengar dengan begitu halus di telinga JingYi. “Ma-maksudku, kau tidak hamil di luar nikah bukan?” JingYi berbisik pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Page [ZhuiYi]
FanfictionCukup JingYi saja yang merasakan kepedihan, SiZhui tak akan membiarkan keluarga kecilnya juga merasakan sebuah kepedihan. 。 。 。 [Pairing, ZhuiYi] (Saya meminjam karakter dari MDZS, karya Mo Xiang Tong Xiu)