Pertama.

41 7 4
                                    

Berau, Rabu. 23 September 2020.

Nafas pemudi tengah memburu, ia berlari mengejar waktu, melihat kawannya yang bernama Senja ingin lompat dari atas gedung berlantai tujuh.

Air mata tak bisa di bendung, ia benar benar bingung. Melihat pintu rooftop terbuka lebar, pemudi bernama Rona bergegas masuk.

"SENJA!" Senja tak perduli ia tetap berjalan maju, Rona semakin mempercepat laju.

"AAAAA." Teriakan murid lain karena melihat Senja hampir saja terjatuh, untung saja tangan Rona bisa menggenggam lengan Senja.

"KAMU GILA!?!?!?" Rona benar-benar tak habis fikir, kenapa Senja ingin melakukan hal ini. Senja berusaha melepas genggaman Rona.

"GUE BISA URUS DIRI GUE SENDIRI! GUE GAK BUTUH LO! LEPASIN GUE!" Rona melihat orang-orang di bawah, mereka mematung seperti tak ada yang butuh pertolongan.

Rona berusaha menarik Senja sendiri, dengan sekuat tenaga menarik Senja naik.

Berhasil.

Rona langsung memeluk Senja, tangisannya benar-benar pecah, bukankah Senja tau teman Rona hanya dirinya. Tak ada yang bisa memahami Rona sebaik Senja.

"Kenapa? Kenapa kamu kaya gini Ja?" Senja melepas pelukkan Rona lalu pergi begitu saja.

Rona menatap Senja, ia tak paham mengapa, sebelumnya Senja selalu tersenyum bahagia. Jarang terluka, atau Rona yang tak peka?

Luka BerwarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang