1. Awaken

23K 377 28
                                    

Terima kasih semuanya yang sudah membaca cerita ini. Untuk des_blood, nezcytl, Kunyil, marlyarisma, era_dE_ELf, orangbaru, Dinar_vipelfbeauty, haniiesakuragawa, Cherry, Matadewa. Kalian keren, guys! Kalianlah yang membuat cerita ini muncul begitu cepat. xD Pic: Amy

***

Semuanya biru. Biru yang lebih menyerupai warna langit daripada warna laut. Warna ini mengingatkanku pada sesuatu yang kusukai tetapi aku tidak bisa mengingatnya. Sejujurnya malah aku tidak dapat mengingat apapun. Mengingat sesuatu membuat kepalaku terasa sakit dan berat. Namun aku tidak peduli. Aku tidak melihat pentingnya mengingat sesuatu. Semuanya begitu tenang dan hangat di sini. Aku begitu nyaman dan tidak ingin pergi dari tempat ini.

“Em.”

Suara itu terdengar samar-samar tetapi mengusik kesunyianku.

“Em, bisakah kamu mendengarku?”

Aku tidak mengerti.

Siapa itu ‘Em’?

Suara siapa itu?

“Em? Bangun. Jangan mendekati cahaya biru itu. Kamu harus melawannya.”

Apakah suara itu bicara padaku? Apakah cahaya biru yang dimaksudkan adalah cahaya ini? 

“Em, kamu harus bertahan. Ingat Victor dan kedua mate-mu.”

Victor? Aku merasakan sesuatu ‘menggelitik’ dalam pikiranku tetapi aku tidak bisa mengingatnya.

“Em? Kamu bisa mendengarku?”

Aku mendengus. Tentu saja, aku bisa mendengarnya. Apakah dia gila? Suaranya sekeras dan sejelas suara singa yang sedang mengaum. Tiba-tiba, aku merasa mengenali suara ini tetapi detik berikutnya aku tidak bisa lagi mengingatnya. Aku memiliki firasat aku harus melihat wajah si pemilik suara ini terlebih dahulu jika ingin mengingat siapa dia. Sekarang pertanyaannya: bagaimana aku bisa bertemu dengannya?

Ah iya, suara itu tadi memperingatkanku agar tidak mendekati cahaya biru. Kalau aku melangkah keluar dari cahaya biru ini dan berjalan menuju kegelapan di sana, apakah aku bisa bertemu dengan pemilik suara itu? Tetapi tempat ini begitu nyaman. Kegelapan di sana terlihat menakutkan dan... jahat.

“Demi Victor, Drake, dan William. Bangunlah, Em.”

Aku merasakan sesuatu dalam diriku bergejolak ketika nama-nama itu disebut. Perasaan itu tidak begitu kumengerti tetapi membuatku merasa penasaran dan memberikan keberanian untukku. Aku membulatkan niatku lalu melangkah keluar dari cahaya biru itu.

Tiba-tiba, aku merasakan seluruh memoriku membanjir kembali ke dalam pikiranku. Tentang identitasku, masa kecilku, orangtuaku, Vic, Drake dan Will, Nat, slayer, witch, perang, dan juga adik Aiden.

Gavin.

Aku merasakan amarah dan kebencian meluap keluar dari dalam diriku. Darahku mendidih. Dengan gusar, aku berlari mencari jalan keluar dari tempat gelap ini.  Keluarkan aku dari sini! Aku akan membuat perhitungan dengan vampire itu! Berani-beraninya dia menghisap darahku dan mengubahku menjadi makhluk penghisap darah sepertinya!! Aku meraung marah.

Tiba-tiba, aku langsung tersentak dari tidurku. Kegelapan kosong itu menghilang dan digantikan oleh warna putih. Awalnya kukira aku terdampar di tempat yang lain tetapi aku kemudian menyadari kalau warna putih ini adalah warna dinding sebuah ruangan.

“EMILY! AKHIRNYA!” seru suara yang mirip dengan suara memanggilku tadi.

Aku menoleh ke arah suara itu dengan tatapan ingin membunuh. Aku masih begitu marah dan mengenali pemilik suara menyebalkan itu sama sekali tidak membantu emosiku menurun. Malah amarahku semakin terpicu naik.

RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang