7. 50:50

8.6K 402 169
                                    

Ok. Aku minta maaf karena sudah lama sekali tidak mengupdate cerita ini. Aku tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja aku mulai masuk semester akhir dan situasi cukup kacau sekarang. Jika aku menghilang lagi, kalian bertanya-tanya dan ingin tahu aku masih hidup atau tidak, kalian bisa mengontakku di fb. Akun fb-ku lebih mudah dijangkau daripada akun wattpad. Maaf aku belum menjawab komentar2 kalian, tetapi aku sudah membaca SEMUA komentar-komentar kalian dan berterima kasih atas perhatian kalian atas cerita ini juga votenya. Ucapan terima kasih rasanya sudah tidak cukup lagi untuk mengekspresikan perasaanku.

Terima kasih atas dukungan kalian dan segera setelah situasi mereda, aku akan melanjutkan cerita-ceritaku lagi. :) Oh iya, kalau kalian berminat, kalian bisa bergabung dalam grup wattpad indonesia di FB. Kalian bisa bertemu macam2 penulis wattpad indo di sana. :)

Pic: Nat   

RECAP:

“Mungkin ini hanya mimpi, Amy,” ujar Drake, mengusap lenganku, berusaha menenangkanku.

“Tidak, aku yakin ini bukan mimpi,” kataku, berkeras.

Tepat ketika itu aku mendengar suara jeritan di depan kami. Aku merasakan napasku terasa berhenti di tenggorokanku, seluruh tubuhku terasa dingin.

Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung berlari menuju sumber suara itu.

***

Aku dan Drake berhenti berlari ketika sampai di ujung lorong. Lima orang witch yang berada di depan kami, duduk di atas sapu mereka dengan posisi membelakangi kami, karena itulah mereka tidak menyadari kehadiran kami. Sementara itu, Nat, Rhea, dan empat orang lainnya yang berdiri menghadap para witch tersebut, sontak membeku menatapku. Aku bisa melihat kedua mata mereka berubah memancarkan rasa kaget dan tidak percaya.

“Amy?” ujar Nat dengan suara tercekat. Selama beberapa detik kedua mata hijau Nat menatap ke arahku sebelum akhirnya beralih menatap ke arah belakangku. “Drake?” Kali ini, aku bisa mendengar nada bingung di dalam suaranya.

Atmosfir di sekitar kami langsung berubah dalam sekejap. Kelima orang witch tersebut, dengan kerutan dalam di kening mereka, langsung menoleh melewati bahu mereka, menoleh ke arahku dan Drake. Tubuh mereka langsung membeku di atas sapu sihir begitu mata mereka menangkap sosokku. Sama seperti Nat, Rhea, dan yang lainnya, kelima witch itu menatapku dengan tatapan syok dan tidak percaya. Saat itu, semuanya terpaku di tempatnya berdiri, tidak ada yang bergerak.

Aku sudah menebak kalau Nat dan orang-orang lain mungkin akan bereaksi seperti ini ketika melihatku, tetapi aku sama sekali tidak menduga kalau mereka akan seterkejut ini. Mereka membeku di tempatnya, menatapku dengan mata membesar dan wajah pias seakan-akan melihat hantu gentayangan. Melihat mereka seterkejut ini aku ikut kaget selama beberapa saat.

Aku lebih dulu tersentak dari rasa kagetku. Aku kemudian memutuskan untuk menggunakan kesempatan ini dan menyerang para witch tersebut. Aku bergerak ke arah mereka dan memaksa mereka melepaskan tongkat sihirnya. Melucuti senjata mereka cukup mudah karena aku memiliki dua keuntungan. Pertama, mereka tidak siap dengan seranganku dan kedua, gerakanku jauh lebih cepat daripada mereka. Aku harus mengakui bahwa sekali lagi, aku merasa bersyukur dengan kekuatan vampire dan angel di dalam diriku.

Awalnya, Drake, Nat, Rhea, dan yang lainnya hanya membeku di tempat mereka, sepertinya semakin terkejut karena tiba-tiba aku menyerang witch tersebut. Namun setelah aku menyerang witch untuk kedua kalinya, mereka tersentak dari rasa kaget mereka lalu langsung membantu. Dengan bantuan mereka, dalam beberapa menit saja, kami sudah dapat melumpuhkan lima orang witch tersebut.

Aku tidak ingin melepas para witch ini agar mereka dapat bergabung dengan witch lain dan memberitahu keberadaan kami. Mereka pasti akan langsung mengejar kami. Memang Drake bisa membawa kami jauh dari tempat ini dengan blackhole-nya, tetapi aku ingin keadaan kami lebih aman daripada itu. Aku ingin memori mereka terhapus dan memastikan kelima witch ini tidak akan memberitahukan apa-apa tentang keberadaan Nat dan yang lain dan juga mengenaiku. Jika mereka masih menganggapku mati, aku yakin aku bisa mencoba memanfaatkan hal ini nantinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2011 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang