Ketika itu jam 17.45 wib. Senja mulai menghilang dan tergantikan oleh malam. Jaka merasa sangat lelah, ngantuk dan laper semakin menambah beban fikiran, Kedua kakinya terasa enggan untuk berjalan, sesekali ia menghela nafas berat. Setelah mencari di beberapa lokasi namun tak kunjung bertemu dengan Bintang dan yang lainnya, jaka mulai berjalan ke arah gedung (BAK) lampu taman menjadi penerang di malam itu.
"Apa aku mesti teriak manggil Bintang ya? Ahhh.... Malu-maluin kalau aku teriak. Tapi mumpung kampus juga udh sepi."
Akhirnya jaka memutuskan untuk berteriak.
"Kamu nggak usah teriak-teriak jaka"
(Dari arah kanan bintang muncul)."Untung aja ketemu." Jaka lega karena bertemu dengan Bintang.
"Maaf aku telat, aku lupa dimana tempat kumpulnya terus tadi aku nyari di sana tapi nggak ketemu kalian, Anggota Yang lain mana?"
"Jaka... Jaka...." Bintang menggelengkan kepalanya.
"Masih muda kok udah pikun, kan aku bilang tadi kumpul di gazebo deket kolam. Karena udah malam anggota yang lain udah pulang karna waktunya yang singkat jadi di batalin" (tangan kanannya menepuk nyamuk yang mencoba menggigit di tangan kirinya).
"Kita kedepan aja yok" (jaka kasihan melihat Bintang di gigitin nyamuk).
"Yaudah ayok"
Di bawah sinar rembulan yang menerangi kegelapan malam , mereka berjalan menuju ke arah depan kampus, suasana terasa canggung tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir mereka. Han terdengar suara langkah kaki yang sudah lelah untuk di gerakkan, Saat melintasi jembatan, suara arus sungai mengubah suasana di malam itu.
"Bintang, kamu tadi sendirian nunggu aku di sana?" jaka memperlambat langkah kakinya dan menoleh ke arah Bintang yang berjalan di belakangnya.
"Iya habisnya aku tadi nyuruh kamu ikut kumpul, jadinya aku nungguin kamu"
"Oke, malam ini aku traktir kamu. Anggap aja permintaan maafku karna udh bikin kamu suram hari ini"
"Nggak usah, aku langsung pulang aja" matanya menatap rembulan yang bersinar terang.
"Ayolah, sekalian buat merayakan hari pertama pertemanan kita, tapi itupun kalau kamu mau jadi temen ku."
Bintang hanya diam dalam hatinya berkata (TEMAN?).
"Diam berarti ku anggap kamu setuju" tersenyum memandang bintang.
"Ya" Bintang memalingkan pandangannya.
Apakah pantas aku menjadi seorang teman? Itulah yang selalu ada di benak Bintang, ia selalu terbayang-bayang tentang kisah masa lalunya dengan temannya.
"Bintang... Bintang...." Jaka memangilnya. Namun Bintang masih melamun.
Tin..... Tin... Tiiiiiiiiiin... Suara bel kendaraan yang melaju sangat kencang
"Bintang awas!!!!"
Refleks jaka menarik Bintang yang hampir tertabrak kendaraan, tubuh mereka saling berbenturan hingga tas yang di bawa Bintang terjatuh. Jantung jaka masih berdegup kencang karena kalau saja telat menarik tangan Bintang mungkin akan terjadi hal yang mengerikan.
"Kamu nggak terluka kan?" Jaka memastikan keadaan Bintang, karna ia sangat khawatir.
"Nggak, Maaf aku nggak liat ada kendaraan, aku nggak terluka kok," menjawab dengan lirih.
Masih tidak pecaya dengan apa yang terjadi barusan, tubuhnya gemetar dan keringat membasahi keningnya, tanganya mengusap keringatnya, jantungnya terasa mau copot dan wajahnya terlihat pucat.

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN BERHENTI BERMIMPI
Romance(Karakter, insiden dari cerita ini adalah fiksi) Kisah seorang laki-laki yang bernama JAKA, ia terus mengejar mimpi-mimpinya hingga di pertemukan oleh seseorang bernama BINTANG yang selalu membuatnya bangkit dari keterpurukan karna sifatnya yang ce...