4.

937 194 3
                                    

haruto rasa rasanya ingin membuka pintu mobil dan meloncat keluar dari sana.

jennie tadi meminta untuk diantar pergi bertemu temannya, tapi anehnya jennie malah meminta haruto untuk duduk saja di kursi penumpang dengan jennie yang menyetir.

dan ternyata mereka akan menyusul hanbin yang katanya tadi ada acara makan malam dengan teman bisnisnya.

haruto tidak bodoh, ia bisa membaca bahwa hal ini ada sangkut pautnya dengan apa yang ayahnya bicarakan tadi malam.

"bun haruto udah bilang nggak mau kenapa masih dipaksa?" haruto dengan serius menatap ibunya yang berada di kursi kemudi.

"bunda nggak maksa kamu sayang," jawab jennie tersenyum simpul, "kan bunda tadi minta dianter buat ketemu temen dan kamu setuju."

"tapi kita bakal nyusul ayah!"

"temen ayah temennya bunda juga."

terserahlah.

haruto tidak akan keluar dari mobil jika nanti mereka sampai.

tapi itu hanyalah omong kosong, nyatanya haruto tetap keluar dari mobil saat jennie menariknya. dan berjalan dengan malas dibelakang jennie.

ketika sampai meja yang dituju, haruto bisa melihat ayahnya yang sedang berbincang bincang dengan dua orang dihadapannya dengan posisi membelakangi haruto, jadi haruto tidak bisa melihat wajah lawan bicara ayahnya.

jennie lalu menarik anaknya untuk memberi salam dan duduk.

terlihat keterkejutan di wajah haruto ketika menyadari siapa salah satu orang dihadapan ayahnya.

pemuda yang ditemui nya di kampus tadi siang.

"kenapa kaget? jeongwoo manis kan?"

suara hanbin menyadarkan haruto dari keterkejutannya. haruto lalu mentap datar ayahnya.

"salam dulu sama om june dan jeongwoo," perintah jennie pada haruto.

haruto menyalami orang yang disebut  om june tadi dan juga pemuda yang tadi ia temui di kampus yang ternyata bernama jeongwoo.

haruto lalu duduk diapit oleh kedua orang tuanya. fyi saja haruto duduknya berada tepat di depan jeongwoo.

"ayo kenalan dulu," hanbin menyenggol lengan tangan haruto.

"haruto," haruto sedikit membungkuk pada pemuda dihadapannya saat menyebutkan nama.

dan dibalas jeongwoo dengan hal yang sama, "jeongwoo."

sesi perkenalan mereka membuat ketiga orang yang lebih tua itu tersenyum.

"papa dengar kalian satu kampus, benar?" tanya june sembari menatap anaknya dan haruto bergantian.

jeongwoo menggeleng, "aku nggak tau pa."

haruto tersenyum remeh, padahal tadi siang mereka baru saja bertemu.

"haruto juga tidak tahu?" tanya june pada haruto.

haruto menggeleng, "nggak, om. baru ketemu ini."

kali ini hanbin yang menyahut, "tidak apa apa, yang penting sekarang sudah saling kenal. untuk kedepannya ayah harap kalian bisa menjadi lebih dekat."

"kenapa harus?"

celetukan jeongwoo membuat fokus seluruh orang yang ada di meja itu teralih pada pemuda park.

"dekat dengan teman satu kampus apakah salah, jeongwoo?" jennie bertanya.

"nggak tau," jeongwoo mengangkat bahunya lalu melanjutkan makannya tanpa ada niat untuk berbicara lebih lanjut.

pembicaraan disana di dominasi oleh ketiga orang yang lebih tua dengan topik yang sepertinya telah disusun sedemikian rupa untuk mendekatkan haruto dan jeongwoo. haruto dan jeongwoo hanya menyahut jika sesekali di tanya, itu pun singkat sekali.

bahkan hatuto bisa melihat raut wajah jeongwoo yang dingin dan berbeda sekali dengan tadi siang.

dari sana haruto bisa menebak, jika jeongwoo juga tidak setuju dengan hal ini.

🍂🍂


jeongwoo melihat ayahnya kembali dari kamar mandi dengan sedikit terburu buru.

"mohon maaf sebelumnya, saya ada panggilan untuk segera pergi ke rumah sakit, jadi saya harus pergi sekarang," june berkata dengan tidak enak hati.

hanbin mengangguk, memakluminya, "tidak apa."

jeongwoo juga sudah bersiap mengikuti ayahnya untuk pergi dari sana.

"jeongwoo pulang sama kita aja ya, nak. papa mu lagi buru buru itu."

"iya kamu pulang sama tante jennie, papa lagi buru buru," june terlihat menyetujui perkatan jennie tadi.

"aku bisa naik taksi atau pesen ojol, pa," jeongwoo mencoba untuk menolak.

"nurut sama papa," titah june mutlak.

jeongwoo sebenarnya ingin membantah tapi akan sangat tidak etis jika mereka berdebat disini. jadilah ia memilih untuk diam dan meng iya kan.

"iya."

setelah berpamitan, june berlalu dari sana dan meninggalkan jeongwoo dengan keluarga haruto.

"haruto, kamu anterin jeongwoo pulang."

bisa jeongwoo dengar saat hanbin memerintah haruto untuk mengantar dirinya.

"kenapa nggak bareng ayah aja, haruto kesini sama bunda jadi haruto pulang sama bunda," protes haruto.

"aku bisa pulang naik taksi om," ujar jeongwoo.

jennie menyahut cepat, "nooo, biar haruto yang nganter kamu pulang."

jennie lalu beralih pada haruto yang menatapnya dengan tatapan protes, "haruto kamu ngaterin jeongwoo pulang pake mobil bunda. nanti bunda pulangnya biar sama ayah," ujar jennie sambil menyerahkan paksa kunci mobil pada haruto.

"tapi bun har-"

"nggak ada bantahan."

haruto berdecak sebal, "ck! oke fine."

bisa jeongwoo lihat haruto berdiri dengan kasar dan berlalu keluar terlebih dahulu.

"pulang sama haruto ya, sayang," jennie berujar.

jeongwoo mengangguk dan berdiri, "duluan om, tante."

🍂🍂

so cutee omg😭😭😭

so cutee omg😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
singgahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang