PART 10

13 0 0
                                    

Tenanglah Qai, aku hanya membantumu." Qaila dengan sisa-sisa kekuatannya memberentok. Namun kekuatan Delvian lebih kuat darinya. Karena di lift tidak ada siapa-siapa ia teriak minta tolongpun sia-sia. Kepalanya pun tidak bisa diajak kerjasamanya kepalanya terasa pusing, tubuhnyapun merasakan keanehan.

"Delvian, turunin aku mohon" ucap Qaila dengan mohon-mohon, Qaila sudah berpikiran negatif pada delvian.

"Diamlah..." ucap Delvian. Karena Qaila terus merengek Delvian sedikit membentak Qaila. Qaila yang takut pada Delvianpun terdiam.

Qaila masih berada digendongan Delvian. Qaila tidak memberitahu Delvian kamarnya, namun Delvian sudah tau sepertinya, karena ia berjalan menuju kearah kamarnya.

Setelah sampai didepan kamar, Delvian meminta kunci pada Qaila.

"Dimana kuncinya Qai?" tanya Delvian.

Qaila hanya menggeleng-gelengkan kepala, ia takut Delvian akan berbuat yang aneh-aneh padanya.

"Aku tanya sekali lagi, berikan kuncinya padaku atau aku akan yang mecarinya sendiri?" ancam Delvian.

Qaila dengan pasrah memberikannya pada Delvian. Setelah pintu terbuka Delvian menerebos masuk. Dan langsung merebahkan Qaila ditempat tidur. Setelah itu Delvian duduk disebuha kursi dekat tempat tidurnya dan menatap Qaila dengan tajam.

"Delvian, bisakah kamu mengecilkan suhu acnya ke lebih dingin." Qaila tidak mengerti badannya sekarang merasa kepanasan. Setelah pelukan Delvian saat menggendong dirinya menghilang dari tubuhnya ia seperti merasakan kehilangan.

"Ini sudah yang paling dingin." Ucap Delvian.

"Bisakah aku minta tolon padamu, panggilkan dokter untukku." Mohon Qaila.

"Kamu tidak perlu dokter Qai, aku bisa membantumu."

"Delvian aku mohon untuk sekali ini saja tolong aku, seluruh badanku terasa aneh. Tolong panggilkan dokter untukku."

"Sudah aku bilang, kamu tidak perlu dokter Qai." Delvian berjalan menaiki ranjang. "Delvian tolong jangan kesini."

Delvian semakin dekat kearah Qaila. "Tolong delvian kamu jangan macam-macam." Ucap Qaila dengan memohon.

Delvian menyentuh leher Qaila, sentuhan Delvian sangat lembut. Qaila awalnya meronta-ronta, namun sekarang otak dan tubuhnya tidak sinkron. Pikirannya mengatakan itu salah namun tubuhnya menerima dengan baik apa yang dilakukan Delvian.

"Qai, kamu sangat cantik" ucap Delvian.

The Golden CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang