BAB 3. Hari Terburuk

1 0 0
                                    

Vanilla POV :

Aku mendengarkan penjelasan ayah mengenai orang bernama Camelia Van Dulcan ini.
Setelah itu aku pergi ke kamar tanpa mengatakan apapun.

Awalnya aku tidak bisa percaya dengan apa yang dikatan oleh ayah.
Lagipula, siapa yang akan percaya dengan semua berita tentang hal-hal gila dan tidak masuk akal ini.

Tapi semua ini tampaknya nyata.

Oke. Aku tidak boleh terlalu lama terkejut dengan semua ini.
Aku harus menyusun fakta-fakta ini.
Baiklah...
...
Tapi aku harus mulai dari mana?

***

"Pertama, ayah yang aku kenal adalah seorang pekerja kantoran yang hidup sederhana dengan putri satu-satunya, yaitu aku Vanilla Coco Danish.
Tapi faktanya aku adalah anak angkat?!
Dan namaku bukanlah Danish tapi Dulcan! [Oke. Garis bawahi]"

"Kedua, ayah yang aku kenal sama sekali tidak bisa berhasa Inggris.
Tapi kenyataannya ayah pernah tinggal di Inggris, dan juga selama 15 tahun!
Bukan 15 hari, tapi 15 tahun!!"

"Oke. Sampai sini aku sudah paham ceritanya."

"Tapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Argh!
Kenapa aku tadi langsung kabur ke kamar sih?!
Dasar Vanilla!"

"Aku masih belum tahu bagaimana ceritanya aku bisa diadopsi ayah,
bagaimana orang bernama Camelia ini bisa tahu alamat rumah ini,
apakah selama ini ayah dan nenek bertukar kabar,
atau, atau, atau..
Argh!
Bagaimana juga dengan orang tua kandungku??
Arrghhhh aku bisa gila dengan semua pertanyaan ini!!"

"Aku harus tanyakan ini pada ayah!
Harus!!"

Arrrghhh kepalaku pusingg...

"Aku deklarasikan! Bahwa hari ini, adalah hari terburuknya Vanilla Coco Danish!!! HIYAHHH!!!"

"Ah! Bukan Danish, tapi Dulcan.
Ah bukan bukan, aku masih memakai nama Danish. Arrghhhhhhh bodo amat!!.."

Aku lemparkan tubuhku ke atas kasur empuk. Hah..
Benar-benar melelahkan.
"Aku sangat lelah.."
"Aku ingin tidur..."

Dan tanpa kusadari aku tertidur.

***

Pada pukul 23.00 aku terbangun.
Aku merasa gerah, lalu kulihat diriku di cermin.
"Lah, pantes aja panas. Orang aku masih pake baju seragam. Bisa-bisanya aku ketiduran".

Lalu aku terpikirkan tentang kejadian sore tadi.
Benar-benar terasa seperti mimpi.
Tapi setelah melihat wajah kusutku di cermin, aku tersadar bahwa ini adalah realita. Termasuk kejadian sore ini.

Memikirkan ini terus-menerus membuat otakku lelah.
Aku harus makan yang manis-manis!

Tapi sebelum itu...
Aku harus mandi dulu (-_-)
"Mandi dulu deh.."

***

Setelah mandi, perutku terasa keroncongan.
Uh..aku lapar..
Aku memutuskan untuk pergi ke dapur, dan melihat apakah ada makanan yang bisa kumakan.

Aku menuruni tangga dengan perlahan-lahan dan berusaha untuk tidak membuat suara.

Aku melihat ke sekitar,..
"Oke, aman!"

Aku membuka pintu kulkas dengan perlahan-lahan...
Dan krekk..
Terbuka!!

Aku melihat kesetiap rak.. dan..
Aku menemukan kue kesukaanku.
Aku jadi teringat ayah.
Sebenarnya aku masih kesal.
Sangat kesal.
Tapi.. ini adalah kue favoritku.

Oke. Aku sudah memutuskan!
Aku akan makan sepotong!
"Piring.. garpu.. dan sepotong kue strawberry.."
"Haha.. sempurna."
"Eh tunggu. Sepotong lagi deh, hehe"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost In The City : London I'm Coming!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang