Pingsan • Alunar

14 3 4
                                    

Hope you enjoy!

Matahari mengusik seorang Aluna, gadis dengan rambut coklatnya itu menatap ke arah jam weker di atas nakasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mengusik seorang Aluna, gadis dengan rambut coklatnya itu menatap ke arah jam weker di atas nakasnya. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi yang membuat gadis itu masih bermalas-malasan di tempat tidur. Ia mengerjap lalu mengingat sesuatu, hari ini jadwal ia rapat untuk osis sekolah dan bisa memandang wajah Arga secara bebas.

Tak perlu basa-basi gadis itu langsung semangat untuk mandi dan bersiap pergi kesekolah dengan senyuman manisnya. Ia skincare an pagi lalu mencatok rambutnya agar badai dan terlihat memesona di depan Arga walaupun cowok itu tak akan meliriknya.

Ting...

Luna menoleh ke arah Hpnya dan tersenyum ketika salah para sahabatnya sibuk bertanya kan memakai hoodie atau cardigan untuk mempermanis penampilan mereka pagi ini. 

Ia keluar dari kamar sambil menggendong tote bag khas miliknya yang telah dibuatkan oleh Ibundanya untuknya. 

"Rapat osis ya Lun berangkat pagi banget?" tanya Lika kepada putrinya itu yang dibalas anggukan dari Luna.

Luna duduk dan menyiapkan roti dengan isian selai nuttela kesukaannya lalu tertawa ketika ingat bahwa temanny sering memanggilnya nuttela karena kecintaannya dengan merk selai itu. 

"Bun tau nggak sih, Arga makin ganteng tauu yaampun pengen Luna karungin ih," Lika yang mendengar ocehan putrinya tentang pemuda yang bernama Arga itu hanya menggeleng.

Gadis itu memang sudah sering menceritakan tentang Arga kepada Bundanya, Lika bahkan sudah hafal sekali dengan sosok yang dikagumi putrinya itu.

"Kamu tuh ya yang dipikirin Arga mulu, patesan jomblo mulu Arga nya gasuka kamu sih," ejek Lika lalu tertawa melihat Luna yang langsung cemberut mendengar jawaban bundanya itu.

"Iya tau Bun Luna kalau di sekolah malu maluin tuh sukanya ngejar Arga mulu padahal selalu ditolak hahaha," Reisya sang Kakak ikut menimpali lalu dibalas jambakan oleh adik satu-satuya itu.

Sedangkan sang Ayah hanya tersenyum melihat tingkah keluarganya itu sambil sesekali menyuapkan nasi uduk buatan Lika. Sejenak ruang makan tampak sepi karena semua orang sibuk dengan makanannya.

"Ayah Bunda, Luna berangkat dulu ya Assalamualaikum," pamit Luna sambil menyalami tangan Ayah Bundanya dan mencium pipi kedua orang tuanya.

"Gue bareng Lun, Assalamualaikum Ayah Bunda sayang!" Reisya berlari mengampiri Luna yang sudah duluan masuk ke mobil hitamnya itu.

🦩🦩🦩

Ruang Osis tampak ramai para anggota tampak berdiskusi mengenai sesuatu yang penting. Aluna diam memerhatikan tetap matanya fokus mengamati setiap inci kegantengan seorang Arga yang saat ini duduk tepat di seberang nya. Arga sadar ketika ia diamati oleh gadis menyebalkan itu lalu menyibukkan diri mendengar apa yang sedang di bahas saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A L U N A R • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang