An Unexpected Proposal | 01 • Coffee Cup

8.6K 1.2K 291
                                    

Playlist : Martin Garrix & David Guetta - So Far Away

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist :
Martin Garrix & David Guetta - So Far Away

•••


Caroline melipat kedua tangannya di dada, menatap bayangan dirinya lewat pantulan cermin yang ada di meja rias. Bibirnya melengkung kebawah, tampak memikirkan banyak hal.

"Rambutmu sudah kering nona,"ucap Elizabet, kepala pelayan yang mengurusi Caroline secara khusus. Gadis itu mengangguk, segera beranjak dari tempat nya dan berdiri lebih dekat ke kaca untuk menata ulang rambut blonde nya.

"Kau ingin aku bawakan minuman?"

"Coffee, tapi jangan manis," sergah Caroline cepat.

"Coffee? Kau tidak pernah suka coffee."

"Buatkan saja untukku!" ucap Caroline angkuh, memutar bola matanya ke arah Elizabeth, membuat wanita yang lebih tua empat tahun darinya itu mengangguk paham, lalu segera memutar tubuhnya untuk melangkah keluar.

Caroline menggigit bibir, sambil menyentuh sudut-sudutnya dengan ujung jari. Kepalanya ingin meledak, saat mengingat ciuman pertama yang membuat jantung nya mendadak tidak stabil.

"Hah!!"Caroline mengembuskan napas dengan mulut terbuka, dan mencium aroma nya pasif.  "Napas Ku tidak bau, 'kan?" pikir Caroline dan mengulang hal yang sama.

"Ah. Bau cinta..." tutur Caroline sambil mengambil lip balm dengan aroma Cherry dan memoleskan benda itu di area bibir, sambil mengangkat salah satu alisnya ke atas. "Aku sudah cantik begini, tapi ku masih saja berpura-pura menolak ku, dasar tidak tahu diri,"celoteh Caroline tidak berhenti hingga mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

"Ya. Masuklah!" pekik Caroline, lantas melihat pintu kamarnya terbuka.

"Ini coffee mu, nona. Mau ku letakkan dimana?"tanya Elizabeth. Memegang tray dengan satu tangan. Ia terlihat lihai dengan benda itu, maklum, Elizabeth mantan Waitress di salah satu restauran ternama yang ada di Vatikan sebelum menandatangani kontrak kerja di keluarga Morgan.

"Wait. Itu bukan untukku." Caroline mendekat, meraih cangkir coffee yang ada di atas tray.

"Nona awas, coffee nya masih panas."

"Sttth! Simpan uang ini agar kau bisa membeli pakaian. Tapi, jangan bilang pada Luiz kalau kau yang membuat coffee ini," sogok Caroline membuat kening Elizabeth mengerut.

"Nona tapi—"

"Thanks Elizabeth. Aku harap uang itu cukup untukmu." Caroline memasukkan beberapa lembar dollar ke dalam saku pakaian Elizabeth, dan beranjak keluar dari kamarnya sambil membawa gelas berisi coffee. Eliza mengeluh, tersenyum kecil ke arah Caroline seakan menertawakan kelakuannya. Luiz benar, gadis itu masih sangat kekanakan.

An Unexpected proposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang