Jalan Bareng

53 19 18
                                    

"Baybih, kenapa lo cuman nraktir gue aja? Abdi lo nggak diajakin?" Gue ngomong sambil mengetuk-ngetukkan jari ke meja menunggu pesanan.

"Kan gue mau berduaan sama lo baybih," Balas Giyo sambil masang muka centil dan mengedip-ngedipkan mata di depan gue.

Kurang asem.

"Huh mambu lo!" Cibir gue kesal.

Saat ini gue sama Giyo sedang nge-drop di mall, nyerocos sambil nungguin pesanan makanan dateng. Kata Giyo, ini traktiran ulang tahunnya ke gue.

Dan sepuluh menit kemudian, makanannya baru dateng.
Giyo dateng sambil bawa nampan berisi dua king burger dan manggo float.

"Tumben lama banget? Lo nyambi gombalin server nya ya?" Ucap gue setelah Giyo meletakkan pesanan di meja.

Giyo mendecak, "Apaan?! Server nya tuh budeg! Kan gue tadi udah berdiri di urutan ketiga, dan saat gue pesen, tuh server kupingnya nggak nyahut-nyahut. Panuan pipi gue gara-gara teriak-teriak." Jelas Giyo menggebu-gebu sambil menjejalkan burger ke mulutnya.

Gue ngakak dengar respon Giyo. "Aduh baybih, lo sering banget ya terserang panu bhahahahaha..." Ucap gue masih ngakak. "Terus-terus baybih?" Gue masih mancing emosi Giyo.

"Saat gue udah berdiri di depan server itu, gue masang mode cool sejenak, mendongak sambil masukkin tangan ke saku ripped jeans. Tapi yang asli, gue nyari harga yang paling murah." Giyo nyengir. "Ter-"

"Asem lo! Perhitungan banget sama gue!" Gue langsung motong keterangan Giyo dengan menyentil lengannya.

Giyo menghela nafas berat, "Belum selesai baybih! Terus gue ngomong, burger king and manggo pot dua. Server nya nyahut dong, 'burger king sama manggo float dua. Di tunggu ya kak!' Gue masih berdiri nggak paham. Kan gue pesennya manggo pot, kok dia ngomongnya manggo float?" (bacanya pake dialeg jawa buddy no english)

"Giyo dodol, bego, panuan! Itu minuman namanya manggo float baybih! Ck ck ck..." Gue berdecak kesal kala mendengar akhir keterangan Giyo.

"Kalo itu gue tau. Dia ngomongnya manggo flo-at! get it huh?" Tegas Giyo.

"Lah asem lo! Lo tadi ngomong manggo pot baybih!" Ucap gue gregetan, bikin gue refleks menjewer kuping Giyo. "Aelah yaudah sama-sama maapin aja mis-com nya. Mari makan baybih!" Lanjut gue mengkomandani Giyo buat nggak nyerocos lagi dan menghabiskan makanannya.

"Gue boleh join?"

"Hah?" Gue dan Giyo refleks menoleh pada seorang cowo yang mendatangi meja gue dan Giyo sambil membawa potato fries.

"Monyet!"

"Ah,"

Cowo bersetelan cardigan warna biru langit itu masih berdiri kokoh masang muka datar tanpa senyum. Matanya mengarah ke gue tajam.

"Nggak ada kursi kosong ya mas?" Sahut Giyo ketus. Agaknya Giyo merasa terganggu dengan cowo yang mau gabung dengan meja gue dan Giyo.

"Bel,"

Sial, gue terpojok.

Gue natap Giyo sejenak, lalu ke cowo itu. "Oh iya boleh" Ucap gue mempersilakan cowo itu buat join satu meja dengan gue dan Giyo.

Cowo itu duduk di samping gue persis. Acuh, sambil menyomot makanan yang di pegangnya.

"Sok welcome lo Bel!"

"Erkhem..."

"Awww! Sakit monyet!"

Karena Giyo kelewatan membuka mulutnya di hadapan cowo ini, gue ngasih hadiah cubitan di pahanya.

"Lo paparazi kencan gue sama Bela ya?" Celoteh Giyo buka obrolan.

Duh mulut lo manis banget Wira Jumbo!

"Gue ada janji juga sama Bela di sini." Balas cowo itu bikin gue mendelik dan kuping Giyo panas.

"Bleh modus lo! Lo nggak sadar? Bela perginya sama gue! Bruh, udahlah jangan mancing api right?" Sahut Giyo bener-bener panas, hatinya nggak tenang.

Gue yang duduk di samping cowo itu dan di hadapan Giyo cuman diem dan menghela nafas.

"Apa hak lo sama Bela?!" Cowo itu mulai menggertak.

Aduh tolong minna! Gebugin aja cowo di depan gue ini😭

"SUDAHLAH GUE CUMAN PENGEN MAKAN GRATIS SAMBIL DENGER MAS BORIL NYANYI!"
Gue menggebrakkan meja di depan mereka.

Akhirnya gue yang lost control ke mereka berdua, berteriak keinginan gue buat dengerin lagu mas boril, Bintang di Surga hmm.

"Cewe gila!"

"Cewe aneh!"

Ucap Giyo dan cowo itu serentak. Dan gue bodo amat sambil meringis.

"Kalo kalian mau gelut, gelut aja gue nggak maksa. Gue cuman mau makan aja." Ketus gue ke mereka.

"Ampun Bel"

"Maaf,"

Entah bagaimana si takdir mulai berkata dan angin mulai meniup, gue di pertemukan sama Giyo dan cowo ketus yang tak lain dan tak bukan Keva, si ketua osis songong yang mulai menganggu perasaan gue akhir-akhir ini.

............

"Baybih, kuy nge-drop ke toko DVD!" Gue mulai berceloteh riang saat berjalan melalui toko-toko yang ada di lantai tiga ini.

Jangan lupa Keva masih mengekor di belakang gue😑

"Skuy baybih! Apa sih yang enggak buat lo hehehe" Sahut Giyo berusaha mengkompori Keva yang ada di belakang gue.

"Classic. Dan gue suka classic." Celetuk Keva tiba-tiba sambil senyum miring.

Gue noleh ke Keva, "Maksud lo?"  

"Gue suka hal classy. Gue pikir selera lo sama seperti gue?" Jawab Keva santai, menaikkan satu alis tebalnya.

"Alay! Bleh!" Sahut Giyo.

Tanpa dengerin celotehan Giyo dengan Keva, gue langsung nylonong ke toko DVD tanpa aba-aba. Bikin Keva dan Giyo jalan lurus ke depan dan gue berbelok sambil gombalin kasir DVD buat ngasih diskon ke gue.

"Lo harus belajar calm," Celetuk Keva nggak sadar salah Giyo

"Li hiris belijir cilm," Jawab Giyo sambil manyun, nggak sadar juga kalo gue udah belok ke toko DVD.
"Gini ya, eskul lo sama gue beda. Sporty sama serius. Jadi jangan ngerayu gue." Timpal Giyo sambil membuang muka.

Bener, dua cowo ini memiliki style dan tipe yang sangat berbeda.

Giyo yang bisa di gambarkan seperti Martin yang selalu berkelompok, penuh lelucon, rame, dan ekstrovert.

Dan, Keva yang di gambarkan seperti si Madun, sendiri, kalem, baik, dan banyak pengagumnya.

"Lho Bela mana woi?"

...........
TBC BUDDY!

Still spread your goodvibes buddy!😁
Enjoy this part!
Dadah👋
Greeting warm,
❤kodashake177

Untoxic Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang