prolog

1.8K 95 1
                                    

Suatu sore di 1977

Kesal, adalah satu kata yang menggambarkan keadaannya saat ini. Bukan tanpa alasan. Berbeda dengan hari-hari biasanya, kali ini ia gagal mendapatkan apa yang ia inginkan. Bersama kail pancing yang dibawanya, ia pun berniat melepas rasa lelahnya ditempat yang tak jauh dari sungai yang baru saja ia pancing itu.

Sebagai seorang anak yang baru menginjak usia lima belas, tentu ini bukanlah tempat yang tepat untuk beristirahat bagi Danu. Sumur Cikadu selalu mempunyai cerita mistis dikalangan masyarakat dusun Tenjolaya. Apalagi semenjak kejadian itu, tak sekalipun masyarakat setempat mengunjungi tempat yang diduga paling menyeramkan Di dusunnya itu. Bukan karena bahaya binatang buas, sumur Cikadu punya cara tersendiri untuk membuat penduduk setempat menjauh.

Danu menyandarkan tubuhnya, mengagumi betapa indahnya pohon beringin yang menopang tubuh kurusnya. Sama sekali ia tak menghiraukan perkataan para penduduk di desanya. Baginya, sumur Cikadu adalah tempat yang selalu memberikan kesejukan yang tidak bisa diartikan oleh sebuah kata. Terlebih, udara di sumur itu begitu sejuk. Dan ini adalah kali ketiganya ia beristirahat ditempat tersebut.

Danu melirik pemandangan sekitar. Terbentang sawah nan hijau yang tak jauh dari sumur Cikadu yang sepertinya masih belum dibajak petani, disusul dengan suara dari beberapa hewan yang sedikit menghilangkan rasa kesal manakala ia tak berhasil mendapatkan ikan. Padahal, andai dapat ikan banyak, ia berniat untuk mengadakan pesta bakar-bakaran bersama rekannya nanti malam. Danu baru saja menyimpan kail pancing nya di bebatuan, tepatnya ditepi sumur itu. Rasa gerah memaksa tubuhnya untuk mandi, merasakan sensasi segarnya air sumur Cikadu. Sumber air yang diduga mengalir dengan sendirinya dari akar pohon beringin. Segar sekali gumamnya dalam hati.

Tak terasa, lantunan suara Azan magrib terdengar ditelinga nya. Danu pun menghentikan mandinya. lantas segera memakai pakaiannya yang ia simpan di bebatuan, tempat dimana kail pancingnya disimpan. Setelah tubuhnya sukses dibalut pakaian, tiba-tiba terdengar rintihan seorang wanita. "Su-suara apa itu?" Tanya Danu dalam hati, seraya pandangannya mengitari bagian atas pohon beringin itu. Seketika bulu kuduknya berdiri, Kedua kakinya bergetar manakala ia melihat sesosok wanita bertubuh kan tidak wajar tengah bergelantung diatas batang pohon beringin. Matanya yang merah, rambut panjangnya hampir menutupi wajah menyeramkan penuh bercak darah, serta bagian bawah tubuh yang menandakan bahwa itu bukanlah sesosok manusia. Sesosok wanita itu tertawa sinis padanya ...

"JA-JADI ITU, ITU PENYEBABNYA SUMUR INI TAK BOLEH DIKUNJUNGI"

Bersambung ..

Legenda Sumur Cikadu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang