03.Apa itu ayah?

3K 173 12
                                    

03.Apa itu ayah?

"Jaga jarak dengan gadis ku!" sentak Alex pada puteranya.

Xabiru menoleh dan tersenyum miring. "Hai Daddy."

Evelin segera mendekati Alex, dengan posesifnya Alex merangkul pinggang gadis itu untuk semakin dekat dengan dirinya.

"Nama mu sudah ku bersihkan jika kau ingin tahu perihal itu, para anak buah ku telah mengurus untuk ganti rugi motor-motor preman yang kau bakar," jelas Alex dengan suara khas beratnya.

Xabiru bangkit dari duduk. "Thanks, kau memang ayah terhebat sealam semesta. Dalam hitungan detik semua langsung beres oleh uang mu," lalu ia mendekati Evelin tapi dihadang oleh tangan kekar Alex. Xabiru berdecih dengan kekehan kecil. "Aku hanya ingin bertegur sapa dengan calon mommy baru ku."

"Tidak usah, pulang lah kerumah aunty mu jangan banyak bertingkah."

Dengan senyum kecutnya Xabiru mengangguk. "Jangan lupa undang lah aku ke resepsi pernikahan kalian, because i am your son," ucapnya seraya menunjuk wajah Evelin dan menyeringai.

Wajah Evelin terlihat penuh sesal telah berselingkuh dengan ayah dari pacarnya ini. "Turun kan tangan mu, bersikap sopan lah pada mommy mu biru!"

"Sure," balas Xabiru sambil mencolek dagu Evelin yang langsung membuat Alex mengangkat tangan untuk menampar.

"Mas sudah!" rerai Evelin sambil menurunkan tangan Alex.

Xabiru berlalu pergi dengan tawanya. Tentu, tawa itu adalah tawa-tawa penuh luka.

"Dasar anak jalang!" lanjut Alex, wajahnya berubah jadi dingin berkali-kali lipat dengan rahang yang semakin keras.

********

Xabiru mengendap-ngendap mendorong motor trailnya memasuki garasi rumah aunty-nya. Rumah minimalis dengan tampilan elegan itu terlihat gelap sebab penghuninya sudah berkelana di alam mimpi, ya bagaimana tidak ini jam 3 pagi dan Xabiru baru saja pulang. Semuanya serba mengendap-ngendap agar tidak membangunkan orang rumah.

Ia melemparkan jaket bombernya ke bangku dan langsung loncat ke ranjang. Feeling-nya hari ini ia akan manjat pagar sekolah karena kesiangan.

"Biru...."

"Aunty belum tidur? suaraku pasti berisik, maaf aunty." Sarah menggeleng dan duduk di sebelah keponakannya itu.

"Minum lah teh hangat ini agar mulut mu tidak terlalu bau alkohol," ucap Sarah pengertian sambil menyodorkan secangkir teh buatannya.

"Eh?" Xabiru meminumnya. Sarah memandang sendu pada Xabiru.

"Aku tidak meminumnya begitu banyak, hanya lima gelasan saja," ujar Xabiru yang seolah paham isi kepala Sarah.

Sarah tersenyum tipis dan mengusap lembut pundak Xabiru."Tak usah kau sewa tukang ojeg atau apalah itu sebagai wali murid mu, biar kan aunty yang mewakilkannya hari ini. Mengerti biru?"

"Eh?"

"Tidur lah, kau hanya punya waktu 3 jam jika besok ingin sekolah." Sarah bangkit dari duduknya meninggalkan Xabiru yang memasang tampang bingung.

Senyum Sarah langsung runtuh ketika sudah menutup pintu kamar Xabiru, ia sedih sampai kapan keponakannya itu akan melampiaskan semua kesakitan hidupnya pada alkohol dan ribut sana-sini?

Sebelum tidur tangan kekar Xabiru mengambil bingkai foto di nakasnya. Mengusap lekung senyum wanita yang memiliki mata sama dengan dirinya. "Momm, percayalah pada ku si bajingan itu akan hancur bersama dengan jalangnya."

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang