La Douleur Exquise 01.

77 8 1
                                    


Senin pagi ini pria mungil nan manis melangkahkan kakinya menuju meja kerja yang ia tempati, sambil bersenandung kecil terlihat sangat ceria.

Ah mungkin saja ia sedang senang karna ini hari pertamanya ia menjadi karyawan tetap di kantor yang sudah lama ia idam idam kan. Atau mungkin ia memang memiliki sifat yang ceria.

Mendudukkan dirinya di atas kursi dan mulai membuka benda berbentuk persegi panjang lebar di hadapannya dan memulai pekerjaan yang harus ia kerjakan.

"Park Jimin"

Suara itu menginterupsi dirinya yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Mengalihkan atensinya kepada orang yang memanggil namanya.

Park Jimin pria mungil nan manis seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan yang terkenal di kota nya. Juga seorang pemuda sebatang kara yang hidup sendirian di tengah hirup pikuk kehidupan kota dan juga keras nya kehidupan yang ia jalani sendiri semenjak dirinya di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya karna mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat hendak mendatangi sang anak ke acara wisudanya Niat hati memberi kejutan kepada sang anak Karna sang anak hidup terpisah semenjak memilih universitas yang berada jauh dari kota asli nya.

Saat itu pula Jimin merasakan perasaan yang sangat campur aduk namun yang mendominasi perasaanya sedih dan juga terpukul atas kepergian orang tuanya yang tak bisa melihat anak nya menggunakan toga juga mendapat hasil terbaik di universitas nya.

Tahun tahun pun berganti dan Jimin telah mengikhlaskan kepergian orang tuanya dan memulai hidup nya sendiri di tengah kota masih tetap dengan kepribadiannya yang ceria lemah lembut dan sangat murah senyum. Syukur nya Jimin tak susah mencari pekerjaan perusahaan yang kini adalah tempat ia magang dulu saat kerja lapangan dari kampusnya. Dan bagusnya ia di terima jadi pegawai tetap disini Karna kemahiran juga kegigihannya dalam bekerja. Membuat perusahaan yang menjadi tempat magangnya menarik Jimin menjadi pegawai tetap di sana.

Dirinya sangat aktif di tempat kerjanya banyak menanyai hal hal yang belum ia ketahui banyak tentang perusahaan itu kepada senior senior yang sudah lama bekerja di sana kepribadiannya yang seperti itu sungguh banyak di sukai orang orang di tempat kerjanya mereka selalu mengucapkan kata gemas dan lucu kepada nya.

Ia sendiri tak tahu apanya yang gemas dan lucu padahal ia hanya menanyakan tentang sejarah perusahaan ini juga hal hal yang ia belum mengerti tentang pekerjaan hanya itu.

Saat namanya di panggil tadi ia di suruh keruangan kerja atasannya mengantarkan berkas yang di berikan senior nya tadi dan menitah nya untuk memberikannya kepada atasannya atau lebih tepatnya CEO perusahaan.

Langsung saja tanpa basa basi Jimin mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya menuju ruangan yang berbeda satu lantai dari ruang kerja para pegawai. Menaiki lift menuju atas dan melangkahkan kakinya keruangan atasannya. Mengetuk pintu dan masuk saat sudah di suruh masuk.

Membuka pintu perlahan dan dapat ia lihat tubuh tegap dan tinggi juga badan yang berisi lebih atletis menggunakan jas berwarna biru gelap dengan dalaman kaos putih santai sedang terduduk dan menunduk di kursinya. Terlihat seperti seumurannya walaupun wajah nya masih tak terlihat jelas oleh pandang mata jimin

Bentar setahu dia CEO nya sudah berumur dan tidak memiliki badan seperti itu ah apa ini anaknya yang akan menggantikan CEO sebelumnya seperti yang di bilang senior senior nya. Mungkin iya.

Jimin melangkah mendekat memfokuskan matanya yang sedikit mengabur ia lupa tidak memakai kontak lensanya dan tak membawa kaca matanya yang tertinggal di meja kerjanya. Setelah dekat dan berada di depan atasannya berniat hati memberikan berkas yang ada di tangannya namun tubuh nya seperti membeku juga tak bisa bergerak sesaat, saat melihat jelas wajah yang berada di depannya degupan jantung nya seakan berhenti sejenak. Lidahnya kelu.

La Douleur Exquise㉨ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang