la Douleur Exquise 04

24 4 0
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Jimin tahu bahwa Jungkook mempunyai apartemen yang sama dengan jimin. Dan sudah satu Minggu pula Jimin tidak melihat lagi Jungkook maupun chaeyong di kawasan apartemen, berpapasan pun tidak entahlah Jimin yang keluar tepat waktu atau mereka hanya menginap sehari di sana.

Yang pasti akhir akhir ini hati Jimin masih terjaga tak ada sesak atau nyeri.

Namun berbeda dengan di kantor akhir akhir ini Jimin di sibukkan dengan ia yang terus bulak balik meja kerja dan ruangan bos nya untung saja menggunakan lift jika tangga mungkin kaki Jimin sudah membentuk otot sekarang.

"Jimin kau di panggil pak Jungkook keruangan nya"

Astaga ayo lah ini sudah kesekian kalinya, dalam sehari Jimin bisa empat hingga lima kali keluar masuk ruangan bos nya itu tapi jika di lihat memang itu mengenai pekerjaan dan hal hal penting lainnya masih menyangkut tentang pekerjaan. Tak ada hal pribadi di dalamnya.

Jimin sangat bersifat perfesional jika dalam keadaan bekerja ia bisa mengesampingkan kepentingan pribadi seperti masalah perasaannya dengan kepentingan pekerjaan.

"Baik jeonghan Hyung aku akan segera kesan setelah menyelesaikan ini sedikit lagi"

"Baiklah, jangan terlalu kelelahan ya jimin, semangat jam makan siang aku belikan minuman kesukaan mu yah tak ada penolakan kau terlihat sangat lelah Krn harus bulak balik seperti itu"

"Baiklah jika tidak boleh ada penolakan maka akan aku terima, terimakasih sebelumnya Hyung"

"Tak apa jimin, sama sama manis"

"Jimin-ssi"

Kedua orang yang tadi sedang berbincang ringan terkejut saat mendengar nama Jimin di sebut pasalnya suara yang tak asing itu adalah milik bos mereka. Jungkook.

"Kau di suruh keruangan ku kenapa masih Diam dan duduk di situ? Kau juga pekerjaan mu sudah selesai memang?"

Keduanya terdiam kikuk karna ketahuan mengobrol padahal masih ada tugas dari masing-masing mereka. Akhir akhir ini Jungkook sangat sensitif terhadap pekerjaan semuanya harus serba sempurna dan tertata juga para pegawai di beri begitu banyak pekerjaan dari sebelumnya. Tak kewalahan bagaimana Jimin dan pegawai lainnya.

Pegawai lain mungkin hanya dua sampai tiga kali di panggil keruangan nya namun berbeda dengan Jimin ia bisa sampai berkali kali padahal yang di obrolkan Jungkook bukan termasuk dalam posisi nya.

"Kau beritahu saja pada posisi ini bahwa ada yang harus di tambahkan dalam pekerjaan ini, saya sedang tak ingin turun kebawah"

Itu lah sebuah alasan yang selalu Jungkook pakai jika Jimin di panggil keruangan nya, ia bagaikan merpati yang menyampaikan pesan dari satu kerajaan ke kerajaan lain.

"Maaf, pak Jungkook saya hanya sedang menyampaikan pesan pak Jungkook pada jimin, dan sedikit berbincang" jelas jeonghan pada Jungkook.

"Jimin keruangan saya sekarang dan kau pergi lah ke meja mu dan kerjakan yang sudah saya beri tadi deadline jam makan siang sudah beres"

"Baik pak saya permisi"

Jeonghan kembali ke meja nya dan Jimin mengikuti Jungkook dari belakang memasuki lift lagi dan berjalan ke ruang itu lagi.

"Jadi apa yang harus saya kerjakan lagi pak? Jika bapak menanyakan Tugas saya yang bapak beri belum sepenuhnya selesai pak, dan jika saya harus memberi tahu pegawai lain dengan apa yang bapak suruh boleh pak, apa itu biar saya sampaikan kepada yang bersangkutan nanti"

Jujur saja Jimin benar benar kesal dan Jimin menyadari satu hal jika Jungkook itu menyebalkan juga orang nya. Dan rasa kesal baru saja timbul setalah seminggu lebih ia harus menjadi burung merpati dan di beri revisi banyak karna data yang ia analisis tak akurat. Menurut Jungkook.

La Douleur Exquise㉨ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang