2

2.6K 125 0
                                    

Olivia Pricilla Axton. Ia mendapat nama tersebut dari orang yang mengadopsinya, Alessia Cestaro Axton dan Reynold Nicole Axton. Sejak kecil ia adalah yatim piatu. Setelah diadopsi, ia bisa merasakan apa yang dinamakan dengan keluarga. Ia sangat di sayangi dan di manja oleh orang tua adopsinya.

Sejak kecil Olivia sangatlah cerdas dan kreatif. Meskipun di sayang dan di manja, ia tidak sombong. Malahan ia mempunyai sikap sederhana. Ia sering memanfaatkan berbagai barang bekas. Bahkan ia kamarnya penuh dengan berbagai macam benda hasil kerajinannya. Seperti tempat pensil, kursi, rak, dan lain-lain. Ia pun sering menabung uangnya. Masa kecil yang indah bukan?

Tapi, masa kecil yang indah tersebut berubah setelah mereka pergi rekreasi ke gunung. Saat itu sedang hujan, yang mengakibatkan jalan menjadi licin. Awalnya mamanya menyuruh untuk menunda pergi ke gunung. Karena saat itu cuaca sudah mendung. Olivia menjadi sedih karena hal itu. Padahal ia sangat menantikan saat-saat untuk melihat pemandangan alam yang sejuk di gunung. Ia sangat suka dengan alam.

Mama Alessia yang sangat sayang pada Olivia menjadi tidak tega. Ia telah berjanji seminggu yang lalu untuk pergi bersama-sama ke gunung. Akhirnya mama Alessia menyetujui untuk jadi pergi hari itu.

Hujan turun saat mereka berada di jalan yang menanjak. Mama Alessia mulai gelisah dan papa Rey mencoba menenangkannya. Hujan semakin lebat. Papa Rey mencoba untuk putar arah karena takut akan terjadi sesuatu. Tetapi mama Alessia menyuruh untuk tetap lanjut.

Papa Rey tidak mau mendengarkan mama Alessia. Ia segera memutar arah mobil mereka.

'BRAK'

"ugh.. sakit" sambil memegang kepalanya.

'tiiiit tiiiit' bunyi klason mobil di mana.

Pandangan Olivia kabur. Saat penglihatannya mulai membaik, ia melihat tangannya.

"da.. darah?"

Ia melihat ke jok depan. Dimana ayah dan ibunya duduk. Ibunya dan ayahnya terkena serpihan kaca mobil yang pecah di wajah dan dan badan mereka. Tetapi yang paling parah yaitu ibunya. Terdapat sebuah serpihan kaca yang besar di lehernya

"Ma.. ma bangun!"

"Papa.. papa bangun!"

Olivia mengguncangkan badan ayah dan ibunya

"Bangun mama!" Air matanya terus mengalir.



"BANGUN! OLIVIA MOHON BANGUN!
OLIVIA JANJI GAK BAKAL MINTA KE GUNUNG LAGI. BANGUN MA.. PA!"

Olivia berteriak dengan air mata yang terus jatuh dari mata hijaunya.

"BANGUN! HUUA.. HIKS HIKS. JANGAN TINGGALIN OLIVIA SENDIRIA MA!"





"HAH.. HAH.."

Olivia bangun dari tidurnya dan langsung duduk dengan air mata yang mengalir di pipinya. Ia langsung memeluk kedua kakinya dan menaruh pelipisnya di antara kedua lututnya

"Hiks.. ma.. pa.. olivia rindu.. hiks"
Olivia kembali mengingat saat-saat ia kehilangan orang yang paling ia sayang.

Banyak orang yang mengenang masa-masa kecil mereka yang bahagia. Karena pada saat-saat itu merupakan masa yang paling indah. Tetapi tidak dengan Olivia. Setiap kali ia mengingat masa kecilnya, ia akan teringat akan kecelakaan saat itu.

Olivia mengusap matanya dan bangun dari tempat tidurnya. Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah ia selesai membersihkan badannya, ia berganti pakaian dan berniat untuk ke supermarket. Ia sedang malas memasak dan hanya mau makan cemilan saja. Saat ia membuka pintu, tiba-tiba..



















'PLAK'

Hah.. kegantung ya? 😅😅

Maaf hehe.. jangan lupa votenya yah..

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang