6

14 7 3
                                    

6 Bulan Kemudian

Hari ini adalah hari kelulusan Allena dan teman seangkatan nya, Mading SMA Taruna Bangsa ramai di kunjungi murid murid kelas 12 yang sangat penasaran dengan hasil ujian yang Mereka sudah lakukan, apakah mereka lulus atau tidak.

Allena yang begitu penasaran dengan hasil Ujian nya pun langsung menerobos puluhan murid didepan Mading tersebut, mungkin karena badan nya kecil sehingga dia mudah menyalip sana sini.

Melihat namanya berada di posisi pertama Allena pun langsung berlari memeluk Nata yang saat itu berada di belakang kerumunan murid murid.

"NATA! GUE LULUS!" Ucapnya dengan senang.

"Serius? Gue gmn? Lulus juga kan?" tanya Nata setelah Allena melepaskan pelukannya.

"Lulus kok Nat,"

"Seperti biasa kan Len? Gua di posisi ketiga? Lo posis pertama? Dan... Tania, di posisi ke dua?" Tanya Nata

Mendengar pertanyaan Nata Allena hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan yang di ajukan Nata tersebut.

"Lo mau lanjut ke mana Nat?"

"Kedokteran. Mungkin," jawab nya dengan muka datar.

"Lah kok mungkin si? Terus muka Lo kenapa tuh gada seneng seneng nya dapet posisi ketiga? Hello Nata Alvano Admadja kenapa Lo kaya ga seneng? Denger ya , banyak bgt murid yang pengen ngeraih posisi Lo dan Lo? Malah kaya orng ga seneng plus gada tujuan hidup!" Oceh Allena

Mendengar Allena mengoceh Nata hanya tertawa kecil memperhatikan mimik wajah gadis tersebut.

"APA TAWA TAWA! KALO DI KASIH TAU KEBIASAAN BGT!"

"Siapa yang ketawa? Lo kenapa si sensi bgt sama gue?"

Allena memutar bola matanya malas membalas perkataan Nata yang ga jelas tersebut.

"Lah kok diem?" Ucap Nata sambil menggoda gadis disebelahnya itu

"Btw Len, Lo lulus mau kemana? Lanjut kuliah?" Sambung Nata

"Iya,"

"Serius? Ambil apa?"

"Psikolog,"

"Ha? Psikolog? Kenapa ga dokter Len? Kan bisa satu kampus nanti sama gue," Jawab dengan muka yang sedikit kecewa.

"Ya gpp Nat, gua pengen membantu seseorang yang mungkin jiwa nya itu sedikit terganggu, dengan gua jadi psikolog gua bisa denger cerita mereka, dan yang pasti nya gua sedikit bisa membantu mereka meringankan beban mereka dengan menjadi teman bercerita mereka. Sebenernya orang seperti itu ga stres Nat, dia cuman butuh seseorang yang ada buat dia , yang bisa diajak cerita berbagi kesedihan dan kesenangan nya dia," ucap Allena sambil melihat kearah lapangan sekolah.

"Len...," Sebenernya Nata sedikit sedih mendengar jawaban Allena tapi ia gaboleh nangis , nanti pasi Allena meledeknya.

"Kenapa Nat?"

"Gpp kok, btw Len nanti kita satu kampus yaa biar Lo bisa gua jagain,"

"Lo mau kuliah di Indo?"

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang