4

13 7 0
                                    

Allena melempar tubuhnya diatas ranjang empuk miliknya. Kamar yang bernuansa pink itu menjadi ciri khas Allena sedari kecil karena ia sangat menyukai warna pink.

Tok! Tok!
"Len. Bunda masuk yaa," ucap wanita paruh baya yang berdiri didepan pintu kamar Allena.

"Iya bun masuk aja, pintunya ga Lena kunci," ucap Allena sambil menyenderkan badan nya di tembok.

"Lena? Bunda liat dari kamu pulang kayanya kamu lagi happy ya?" Ucap sari sambil duduk disamping Allena.

Sari merupakan nama bunda angkatan Allena. Ya , Allena adalah anak angkat dari keluarga Wijaya, mungkin karena ia anak angkat makanya Tania membenci nya.

"Bunda tau ga? Tadi Lena ketemu sama vano bun," ucap Allena sambil memegang tangan sari

"Vano? Vano yang rumah nya dlu disamping kita ? Temen kecil kamu sama Tania?"

"Iya bun, jdi disekolah Lena itu ada murid baru dan namanya itu Nata Alvano Admadja, awalnya Lena ga ngenalin klo itu Vano , tapi pas Lena kerumah nya Lena ketemu sama Tante Rana. Jadi karena itu deh Lena tau kalo ternyata Nata itu Vano," ucap Allena dengan senyum kecil.

"Hmm, bunda jadi pengen ketemu sama vano, kapan kapan ajak kesini ya Len, sekalian ajak Tante Rana,"

"Oke siap Bun, oh iya bun sekarang Vano itu ganteng tau bun hehe, beda banget sama waktu dia kecil dlu," ucapannya sambil tertawa

Sari yang mendengar itu pun langsung tertawa lepas. Bagaimana pun juga ia bahagia karena anak nya bisa seperti dlu lagi, Kembali menjadi anak yang ceria.

Tanpa Sari dan Allena sadari ternyata dibalik pintu ada Tania yang sedang menguping pembicaraan mereka, entah dari kapan gadis itu berada distu.

Dengan perasaan kesal Tania pun berjalan menuju kamar nya dan langsung melempar tas nya sembarang arah.

"KENAPA BUNDA SAYANG BANGET SAMA ALLENA! PADAHAL DIA CUMAN ANAK PUNGUT! KENAPA RASA SAYANG BUNDA KE ALLENA ITU GA SAMA KAYA RASA SAYANG KE AKU! KENAPA?!" Teriak Tania didepan cermin nya yang cukup besar itu.

Tania pun menangis sejadi jadinya. Bagi nya rasa sayang Sari ke Tania itu lebih sedikit dibanding dengan ke Allena. Padahal Sari memperlakukan mereka secara sama. Entah itu kecemburuan sementara atau kecemburuan permanen yang di rasakan Tania.

"Anak pungut akan tetep jdi anak pungut! Ga akan pernah bisa jadi anak kandung!" Kesal Tania sambil melempar foto nya dengan Allena.

Allena memperhatikan sari yang sedang memasak sarapan untuk nya dan Tania, oh iya papa tidak ada dirumah lagi dinas diluar kota makanya sari hanya membuat sarapan untuk mereka bertiga.

Allena memandang kagum terhadap wanita didepan nya. Ia sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan wanita itu, bahkan dirinya diperlakukan seperti anak kandungnya sendiri. Padahal Allena hanya anak yatim piatu. Sudahlah kalo di ceritakan akan membuat diri nya sedih.

"Apa liat liat bunda?" Ucap sari yang membuyarkan lamunan Allena

"sarapan nya udh jadi bun?" Tanya seorang perempuan cantik berseragam sekolah sambil menuruni anak tangga menuju dapur. Siapa lagi klo bukan Tania

"Udh sayang, oh iya ni bunda liat kemarin kamu pulang rada malam ya? Semalam kamu udh makan malam kan? Soalnya bunda bikin makan malam untuk kamu ga kamu makan" tanya sari

"Udh Bun, sebelum pulang kerumah kemarin Tania udh sempet makan malam kok bun," ucap Tania sambil menaruh bokongnya di kursi empuk samping Allena.

Yaa, begitu laa Tania, jika di rumah ia akan memperlakukan Allena seperti saudaranya sendiri tetapi lain cerita apabila sudah tidak berada di area yang bunda bisa pantau, Contohnya sekolah.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang