02. AWAL PERASAAN

107 16 2
                                    

Tidak terasa sudah 1 minggu Alara bersekolah di sekolah seni Bandung ini. Perkenalan lebih dalam dengan teman temannya sudah Alara lewatkan sudah saling mengenal dan tau sikap dan sifat masing masing teman nya.

Tetapi itu masih tidak berlaku untuk mengenal lebih dalam bagaimana sosok Abian di mata Alara, semakin hari semakin susah untuk di tebak bagaimana Abian orang nya.

"Ga kerasa yaa kita udah 1 minggu aja sekolah disini" gumam Alara kepada Rares,Arisa,Lisa.

"Iyaa bener Alara ga kerasa yaa udah 1 minggu aja, ohh iyaa kenapa yaa si Deta suka menyendiri gitu sih mana penampilannya kek preman lagi" gumam Rares pada yang lain.

Fyi, Rares itu orang nya suka julid sebelas duabelas dengan Arisa makanya mereka cocok duduk satu bangku.

"Iyaa juga yaa Res kenapa yaa Deta malah duduk sama si Seto sih, apa karena kita cewek di kelas cuma ada 7 orang ya?" Alara menjawab julidan Rares.

"Mungkin sih gitu tapi gatau juga mungkin dia nyaman duduk sama si Seto" Arisa menjawab sedangkan Lisa hanya menyimak.

"Gimana kalau kita coba ajak buat gabung sama kita biar dia juga terbiasa sama kita dan ga tomboy banget kek gitu, gimana?" Ide Alara.

"Ayo" ucap Arisa.

"Ayo ayo kita ajak" ucap Rares dengan semangat.

"Aku ikutin kalian aja deh" ucap Lisa.

"Yaudah kalau gitu coba sekarang ajaa yuu" ajak Alara kepada yang lain.

Di lain tempat, tepat nya di depan bangku Alara dan Lisa ada Deta yang mendengar semua ucapan Alara,Rares,Arisa, dan Lisa.

"Ajigilee, aku dikatain preman wahhh ga bener tuh pada mulut julidan nya" gumam Deta dengan perasaan kesal nya.

Selang beberapa lama akhirnya Alara dan yang lain coba bicara dan mengajak Deta supaya gabung dan gak menyendiri lagi.

"Deta" gumam Alara dengan suasana awkward.

"Kenapa hah?" Jawab deta ketus.

"Gilaa si Deta ketus amat dah baru juga di sapa" gumam Rares kepada Arisa.

"Bener bener aku kaget njirr" jawab Arisa.

"Heh dua julid, aku denger yaaa" kesal Deta.

Alara,Rares,Arisa,Lisa kaget mendengar jawaban Deta yang tiba tiba. Seketika suasana menjadi awkward.

"Eumm maaf yaa Deta, si Rares sama Arisa emang gitu gunting aja mulut mereka Ta" ucap Alara kepada Deta supaya suasana menjadi cair.

"Sabet juga tuh mulut" gumam Deta.

"Bercanda deh hahaha, ada apa sih kalian rame rame kek mau ngajak tawuran aja" ucap Deta kembali.

"Kita mau ajak kamu kali ahh Ta buat bareng bareng sama kita, soalnya kamu sendiri terus mana kek preman lagi pake rompi gitu ke sekolah" celetuk Rares dengan enteng nya.

"Wahhh bener bener yaa nih si Rares bibir nya emang pengen di sabet tuhh" ucap Deta tak mau kalah.

Sedangkan Alara,Arisa,Lisa hanya menyimak mereka yang berdebat dengan gumam gumaman mereka.

"Nah karna kalian udah akrab dengan perdebatan kalian, Deta harus gabung sama kita jangan sama laki laki terus Ta kita kan temen cewe kamu Ta" ucap Arisa.

"Nah betul fix sih Deta harus ikut kita ikut di grupan cewe cewe" tambah Alara.

"Oke kalau gitu" akhirnya Deta sepakat dengan tawaran kita.

Bell masuk sekolah sudah berbunyi, waktu nya untuk memulai pelajaran. Alara sedikit melihat ke arah Abian yang terlihat pendiam dan tenang itu.

"Res kenapa yaa si Abian kok susah banget sih buat kenal sama dia" Alara curcol.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang