04. OSIS II

61 13 0
                                    

Selama di perjalanan Alara terus memikirkan kejadian tadi sore sebelum ia di jemput oleh Paap nya. Ntah mengapa itu semua berputar terus dipikiran Alara.

Flashback on

Sudah semakin sore Alara menunggu di pos satpam sekolah tetapi paap nya masih belum datang juga, Alara terdiam merenungi pikiran tentang Abian.

"Kenapa aku harus kepikiran Abian terus sih, dari awal kan aku cuma mau buat Abian baper kenapa jadi aku yang baper" Alara menyesal telah melakukan itu pada Abian yang malah Alara sendiri yang kena imbas nya.

"Apa aku suka Abian?" Alara bergumam sendirian.

Dan tak lama dari itu Alara melihat Abian melewati dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan, Abian meninggalkan Alara tanpa tanya, tanpa sapa yang Alara selalu harap harap kan. Dan untuk kesekian kali nya Alara merasa sakit dengan perlakuan Abian yang mungkin Abian sendiri menafsirkan bahwa itu hanya perlakuan yang biasa.

Flashback off

Pikiran Alara terus terngiang ngiang pada kejadian sore tadi, membuat Alara menjadi tidak fokus menjawab pertanyaan Paap nya tentang bagaimana sekolah nya

"Gimana sekolah nya selama ini rame kan" tanya Paap Alara pada Alara.

Masi tidak ada respon dari Alara karna ia masi saja melamunkan ekspresi Abian saat tadi sore.

"Biteu" panggil Paap Alara kembali.

Fyi, 'Biteu' adalah panggilan Alara di keluarga nya dan singkatan dari Bibi Ateu (Biteu).

"Hah, iya pap rame" jawab Alara sekenanya.

"Trus ikut ekskul apa di sekolah?"

"Rencana sih ikut PASKIBRA, tapi mau coba OSIS dulu Pap"

"Ouhh oke bagus, biar ada kegiatan juga di sekolah nya biar ga kudet haha" Paap Alara mencoba mencairkan suasana.

Alara hanya bisa tersenyum menjawab ocehan Paap nya itu, ntah mengapa selalu saja yang berkaitan dengan Abian selalu meresahkan perasaan Alara. Alara selalu di buat bertanya tanya dengan perasaannya itu yang masih belum bisa Alara tau apa yang sebenarnya Alara rasakan.

Apakah ia suka atau cuma sekedar kagum semata, ntah lah Alara pun masih bingung dengan itu semua.

***

Pagi menyapa, Alara masih tidur dengan selimut yang mengurung nya supaya dia tidak kedinginan. Tapi tidak semudah itu, tidak lama dari itu Alrm alami Alara berbunyi yaitu Mamah nya, ya benar dengan suara yang menggema seisi rumah Mamah Alara membangunkan nya dengan auman yang sangat sangat kencang untuk membangunkan Alara yang sedang berada di dalam mimpi itu.

"BITEU!! BANGUN!!!"

Alara masih saja bergelung di dalam selimut nya yang hangat itu.

"ASTAGHFIRULLAH ALARA BANGUN!! INI UDAH JAM 5 SUBUH HEYY NANTI TERLAMBAT KE SEKOLAH KAYA YANG RUMAH DEKET SAMA SEKOLAH AJA!!!" teriak sang Mamah yang membuat cetar seisi rumah.

"Aihh iyaa iyaa, biasa aja Mah gausah pake auman singa" kesal Alara.

"SURUH SIAPA SUSAH DI BANGUNIN, SUKURIN AJA BERISIK!!" sewot Mamah Alara.

Pagi pagi sudah ribut begini untung nya Alara sabar karna Mamah nya adalah ibu nya yang sudah mengandung dan melahirkannya.

"Sabar sabar" gumam Alara.

"Ngomong apa hah?" Tanya Mamah Alara dengan nada sewot nya.

"Engga mah engga, kaburrrr" Alara lari untuk mandi.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang